8
ada ketidakjelasan tentang status anak yang dilahirkan dari pembatalan perkawinan sedarah.
Untuk memudahkan agar bisa dipahami rumusan masalah itu, maka penulis merincinya dengan membuat beberapa pertanyaan penelitian yaitu
sebagai berikut: 1
Bagaimana pertimbangan hukum yang dipakai oleh Majelis Hakim dalam putusan Nomor 1723Pdt.G2009PA.Dpk terkait dengan status anak yang
akibat pembatalan Perkawinan karena orang tuanya sekandungseibu? 2
Bagaimana Status anak akibat batalnya perkawinan karena orang tuanya memiliki hubungan nasab seibu?
3 Bagaimana Perbandingan Status Anak Sah Menurut KHI, Hadits Nabi
Tentang Nasab dan Hukum Perdata?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang terkandung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk memenuhi tugas akhir menyelesaikan studi S1 di Fakultas Syari‟ah dan Hukum
b. Untuk mengetahui pertimbangan hukum yang digunakan oleh Majelis
Hakim dalam putusan nomor 1723Pdt.G2009PA.Dpk c.
Untuk memperoleh kejelasan tentang kedudukan anak yang dilahirkan karena orang tuanya memiliki hubungan nasab seibu
9
d. Untuk mengetahui perbandingan Status Hukum yang dijelaskan dalam
KHI, Hadits Nabi khususnya tentang nasab, dan HukumPerdata. 2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini di antaranya
adalah sebagai berikut : a.
Memberikan pengetahuan secara mendalam mengenai pertimbangan Majelis Hakim terkait putusan tersebut.
b. Memberikan gambaran dan kejelasan hukum tentang status anak yang
dilahirkan karena orang tuanya memiliki hubungan nasab seibu c.
Memberikan pengetahuan secara jelas mengenai perbandingan status anak menurut KHI, Hadits Nabi, dan Hukum Perdata.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif deskriptif research. Penelitian yang dimaksudkan untuk
mengeksplorasi dan mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan social dengan cara mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti.
9
9
Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2003, cet VI, h. 20
10
2. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan 2 sumber data, yaitu data primer dan data Sekunder.
Data Primer merupakan sumber data yang digunakan sebagai data pokok dalam penyusunan skripsi ini. Data Primer skripsi ini diperoleh dari
sebuah wawancara dengan hakim agama yang berada di Pengadilan Agama Depok serta data-data dari Pengadilan Agama Depok berupa putusan nomor
1723Pdt.G2009PA.Dpk. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diajukan. Literatur- literatur yang dimaksud adalah Al-
Qur‟an, Hadits, Kitab-kitab Fiqih, buku- buku ilmiah, peraturan perundang-undangan, Jurnal-jurnal, artikel-artikel,
internet, Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam KHI, Kitab Undang-undang Hukum Perdata serta sumber-
sumber lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data, teknik pengumpulan data yang dipakai menggunakan :
a.
Wawancara, yaitu pertemuan antara dua orang atau lebih untuk bertukar
informasi melalui Tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu, dalam proses ini penulis akan
melakukan wawancara dengan hakim Agama yang memutus perkara
11
Fasakh di Pengadilan Agama Depok untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai judul skripsi ini
b.
Studi Kepustakaan, yaitu studi yang dilakukan dengan cara mengkaji
beberapa buku dan literatur-literatur lainnya yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini terutama dengan mempelajari dokumentasi putusan dari
Pengadilan Agama Depok yang dijadikan bahan dalam skripsi ini.
4. Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam skripsi ini bersifat deskriptif analisis. Deskriptif analisis yaitu menggambarkan data seteliti mungkin yang
digunakan sebagai objek penelitian, kemudian menganalisis isi putusan untuk melihat seberapa jauh para hakim menerapkan peraturan perundang-undangan
dalam memutus sebuah perkara. Adapun dalam teknik penulisannya penulis berpedoman kepada
penulisan Skripsi yang diatur oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Review Studi Terdahulu
Penulis menemukan beberapa judul skripsi yang pernah ditulis oleh mahasiswa-mahasiswi sebelumnya yang berkaitan erat dengan judul skripsi yang
akan diteliti oleh penulis. Ternyata setelah penulis membaca beberapa skripsi tersebut ditemukan pembahasan yang berbeda dengan judul skripsi yang akan
12
penulis ajukan, sehingga dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak akan timbul kecurigaan plagiasi. Untuk itu di bawah ini akan penulis kemukakan 3 buah
skripsi yang pernah ditulis oleh mereka, dan satu artikel diantaranya sebagai berikut :
1. Judul : Hak Istri Pertama Terhadap Pembatalan perkawinan Kedua
Analisis Putusan
di Pengadilan
Agama Bogor
No. 486Pdt.G2005PA.BGR
Penulis : Sadatul AbadiyahSASAKIFSHS12009
Dalam skripsi yang ditulis oleh Sadatul Abadiyah berusaha mengungkap sebuah permasalahan yang berkenaan dengan hak-hak istri untuk
menggugat pembatalan perkawinan terhadap suaminya sebab suami melangsungkan perkawinan kedua tanpa izin istri pertama. Oleh karena itu, di
sini penulis melihat bahwa dalam skripsi ini berusaha untuk menjelaskan kepada kita pelaksanaan pengajuan pembatalan perkawinan oleh istri pertama
atas suaminya. Sedangkan pada skripsi yang penulis tulis yakni berkenaan dengan kedudukan yang akan dikenai pada anak sewaktu kedua orang tuanya
mengalami pembatalan perkawinan terlebih pembatalannya untuk selamanya seperti dalam skripsi ini kedua orang tuanya ternyata masih memiliki
hubungan nasab seibu.
2. Judul : Fasakh Nikah Dengan Alasan Salah Satu Riddah dan Akibat
Hukumnya Studi Kasus di Pengadilan Agama Depok Penulis
: Ahmad MiladiPAFSH2010
13
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Miladi membahas faktor-faktor yang menjadi sebab fasakh nikah akibat riddahnya salah satu pihak dan
menganalisis data putusan Pengadilan Agama Depok sekaligus juga membahas penyebab fasakhnya perkawinan akibat riddah. Adapun dalam
skripsi yang akan penulis tulis yaitu berkenaan dengan fasakh nikah atau pembatalan perkawinan akibat keduanya memilki hubungan nasab seibu yang
dijelaskan dalam KHI dan UUP keduanya harus dibatalkan demi hukum. Oleh karena itu, di sini penulis berusaha menjelaskan tentang gambaran umum
nasab yang boleh dan tidak boleh melakukan perkawinan, lebih lanjut mengenai status anak yang dilahirkan dari pasangan suami istri yang masih
ada hubungan nasab sehingga bisa diambil kejelasan hukum bagi anak
tersebut. 3.
Judul Artikel : Pembatalan Perkawinan Terhadap Perkawinan Sedarah Sumber
: index.phplawskripsi.com
Dalam artikel yang penulis dapatkan dari internet membahas mengenai proses pembatalan perkawinan di depan sidang pengadilan terhadap
perkawinan sedarah serta akibat hukum yang diakan dialami oleh suami istri, dan anak serta hubungan ketiganya setelah terjadi pembatalan perkawinan.
Sedangkan skripsi yang akan penulis tulis, membahas secara spesifik terkait dengan status anak akibat pembatalan perkawinan karena adamya hubungan
nasab. Memang pada dasarnya nasab seibu sama saja dengan sedarah, akan tetapi yang menjadi rujukan spesifik dalam penulisan skripsi ini adalah hanya
14
pada status kejelasan anak yang dilahirkannya setelah perkawinan dibatalkan demi hukum di depan sidang pengadilan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok penulisan skripsi ini dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata
urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini sebagai berikut:
Bab Pertama memuat Pendahuluan yaitu penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Penjelasan-penjelasan tersebut
dapat dirincikan dengan bab-bab sebagai berikut yaitu mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian,
metode penelitian, review terdahulu, dan sistematika penulisan. Bab Kedua menyajikan kajian kepustakaan. Pertama dibahas mengenai
landasan teori atau kerangka konseptual yang bersifat deskriptif, eksploratif, dan developmental. Kemudian landasan teoritis tersebut didasarkan pada teori-teori
yang relevan. Dalam bab kedua, teori-teori yang mendukung pembahasan skripsi ini diantaranya adalah teori tentang pembatalan Perkawinan, teori nasab, Hak dan
Status Anak, dan Halangan Pernikahan dalam hukum Islam yang dijelaskan secara umum tetapi mengarah kepada pembahasan dalam skripsi yang penulis
tulis.
15
Bab Ketiga mencakup tentang deskripsi kasus yang akan dibahas dalam skripsi ini, yang termuat dalam salinan putusan Pengadilan Agama Depok Nomor
1723Pdt.G2009PA.Dpk. Dalam deskripsi kasus, ada beberapa hal yang penulis paparkan yaitu meliputi mengenalkan profil pihak-pihak yang berperkara,
menggambarkan secara rinci duduk perkara, pertimbangan hukum yang dilakukan oleh Majlis Hakim dan Keputusan yang ditetapkan oleh Majlis Hakim.
Bab Keempat berisi tentang analisis penulis terhadap data penelitian yang telah didapatkan, kemudian dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian.
Dalam kasus analisis kita juga menafsirkan dan menginterpretasikan temuan penelitian ke dalam bingkai pengetahuan yang telah mapan, memodifikasikan
teori yang ada, atau menyusun teori baru. Dalam bab ini, penjelasan yang dibahas dalam penelitian skripsi ini meliputi status anak menurut KHI, Hadits Nabi
tentang Nasab, dan Hukum Perdata, Status Anak Akibat Pembatalan Perkawinan, Pandangan Majlis Hakim mengenai status anak akibat pembatalan perkawinan,
serta Analisa Perkara dari Penulis setelah melakukan wawancara maupun studi kepustakaan.
Bab Kelima merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam penulisan skripsi yang berisi kesimpulan yang ditarik pembuktian atau dari uraian
yang telah ditulis terdahulu yang bertalian erat dengan pokok masalah.
16
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Perbedaan Pembatalan Perkawinan dan Fasakh
Pembatalan Perkawinan yaitu rusak atau tidak sahnya perkawinan karena tidak memenuhi salah satu rukun atau salah satu syaratnya, atau sebab lain yang
dilarang atau diharamkan oleh agama. Batalnya perkawinan atau putusnya perkawinan dapat juga dikenal dengan fasakh. Yang di maksud dengan fasakh
nikah adalah memutuskan atau membatalkan ikatan hubungan antara suami dan istri. Fasakh bisa terjadi karena tidak terpenuhinya syarat-syarat ketika
berlangsung akad nikah, atau karena hal-hal lain yang datang kemudian dan membatalkan kelangsungan perkawinan.
1
Secara bahasa, menurut pendapat Ibnu Manzur dalam Lisan a-Arab, menyatakan bahwa fasakh berarti batal naqada atau bubar faraqa.
2
Secara istilah fasakh ialah :
, .
“faskhul aqdi adalah membatalkan aqad, dan melepaskan tali ikatan perkawinan suami istri.
3
1
Abdurrahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003. Hal. 141-142
2
Ibnu Manzur, Lisan al- „arab Juz III, Qatar: Dar al-Fikr, 1994, hal. 45
3
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam Tentang NTCR II, Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama, Jakarta,
1985, hlm. 23.