Tabel 2 Sub Judul yang Diteliti dalam Novel
“Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur” No.
Urutan Sub Judul
Sub Judul Cerita Jumlah
Pargaraf
1. 1 Pengakuan Kesatu: Tuhan, Rengkuh Aku
dalam Hangat Cinta-Mu 62
2. 2 Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah
untuk Menegakkan Hukum-hukum Tuhan di Indonesia
49 3. 4
Pengakuan Keempat: Ketika Nalar dan Imanku Disiakan
35 4. 8
Pengakuan Kedelapan: Sebab Nikah adalah Ide Teraneh yang Pernah Kutahu
26
Dari semua sub judul di atas diteliti pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam setiap sub judul tersebut dengan kategori dan sub kategori yang telah
dibuat, dan narasi yang diteliti dalam novel tersebut berbentuk paragraf. Untuk memperoleh reabilitas dan validitas kategori isi pesan dakwah
dalam Pengakuan Kesatu, Pengakuan Kedua, Pengakuan Keempat, dan Pengakuan Kedelapan dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur,
diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang yang dipandang kredibel dan mampu memberikan penilaian secara objektif.
Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reabilitas. Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada sub judul pertama:
1. “Pengakuan Kesatu: Tuhan, Rengkuh Aku dalam Hangat Cinta-Mu”
Tabel 3 Koefisien Reabilitas Kesepakatan
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan
Nilai
Ke 1 2 62
53 9
0,85 Ke 1 3
62 60
2 0,97
Ke 2 3 62
53 9
0,85
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antar juri 1 2 sebesar 0,85 itu berarti menunujukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar kedua juri.
Kesepakatan antar juri 1 3 sebesar 0,97 itu berarti menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar kedua juri, dan kesepakatan antar juri 2 3 sebesar 0,85
itu berarti menunujukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar kedua juri. Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan
antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reabilitas yang ada pada bab sebelumnya. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar
juri untuk sub judul yang pertama yaitu sebesar 0,96, itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.
Setelah dilakukan penghitungan reabilitas terhadap tiga juri atas kategori- kategori yang telah dibuat, selanjutnya paragraf-paragraf yang mengandung pesan
dakwah dihitung untuk mengetahui jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik
kesimpulan kecenderungan isi pesan dakwah dalam sub judul Pengakuan Kesatu:
Tuhan, Rengkuh Aku dalam Hangat Cinta-Mu. Berikut ini adalah hasil
prosentase dari ketiga kategori pesan dakwah yang telah dihitung:
Tabel 4 Hasil Prosentase Data dalam Sub Judul
“Pengakuan Kesatu: Tuhan, Rengkuh Aku dalam Hangat Cinta-Mu” No. Kategorisasi
Frekuensi Prosentase
1. Akidah 11 0,18
2. Syariah 34 0,55
3. Akhlak 17 0,27
Total 62 100
Dalam sub judul yang pertama ini pesan syariah memperoleh hasil tertinggi sebanyak 0,55, selanjutnya pesan sebanyak akhlak 0,27 dan urutan
terakhir pesan akidah sebanyak 0,18.
Pada sub judul ini mengisahkan tentang seorang wanita muslimah yang ghirah
keagamaannya sedang tumbuh. Cita-citanya hanya satu, yakni menjadi muslimah yang memeluk Islam secara kaffah. Keinginannya seolah terjawab
dengan kehadiran sosok laki-laki yang bernama Dahiri, ia adalah salah seorang teman dalam kelompok pengajiannya. Dari temannya yang bernama Dahiri inilah
Nidah mengetahui bahwa ada satu jemaah yang mempunyai misi suci, yaitu menyelamatkan akidah keislaman umat Islam di Indonesia dan membuatkan
wadah yang suci bagi kemaslahatan hidup mereka. Singkat cerita, setelah beberapa pertemuan mendengarkan penjelasan dari
temannya yang baru dikenal itu akhirnya Nidah memutuskan untuk ikut bergabung dalam jemaah tersebut. Rupanya Nidah tidak ingin menyia-nyiakan
kesempatan mulia ini, setiap hari aktivitasnya diisi dengan beribadah. Ia pun dengan segala ketotalan hatinya memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah,
ayat-ayat-Nya, hukum-hukum-Nya, di bawah pimpinan seorang khalifah.
Berikut ini adalah salah satu kutipan pargraf yang ada pada sub judul
Pengakuan Kesatu: Tuhan, Rengkuh Aku dalam Hangat Cinta-Mu :
Setotal doktrin yang ia semburkan ke wajah ke hatiku, setotal itu pula aku berubah. Aku seperti duplikat Mbak Rahmi di Pondok Ki Ageng. Sehari-hari
dalam aktivitasku kuisi dengan membaca Alquran lengkap dengan terjemahannya. Kujalani ritual salat dengan mantap. Hampir seluruh waktuku
kuhabiskan untuk salat. Bukan Cuma yang wajib, tapi juga yang sunat, seperti rawatib dan lain sebagainya. Paginya aku dipastikan menghadap Allah dalam
salat dhuha sambil menunggu dzuhur menjelang. Malamnya kudirikan tulang- tulangku dalam tahajud kepada-Nya. Bermalam-malam begitu yang membuat
mataku sembab oleh tangis ibadah dan kerinduan kepada Allah.
h. 41, prg. 34
Dari paragraf di atas tokoh utama dari novel ini memahami betul bagaimana seharusnya mempersiapkan mental untuk menghadapi tugas yang
berat, yakni berdakwah kepada orang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW., Nidah memperdalam pemahamannya tentang Al-Qur’an. Disamping
itu ia juga meningkatkan prestasinya dalam menjalankan salat. Menurut sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, dari Imran
bin Hushain, ia berkata:
رآﻨ او ﺀﺎﺸﺧﻓ اﻦﻋ ﻰﻬﻨﺗ ةﻼﺼ اﻦا : ﷲا ﻮﻗ ﻦﻋ ﺴﻮ ﻪﻴ ﻋ ﷲا ﻰ ﺼﻲﺑﻨ ا لﺋﺴ
Artinya: “Nabi SAW., pernah ditanya oleh seseorang tentang tafsir ayat: ‘sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.’”
Dari kutipan Hadis di atas maka jelaslah bahwa salat akan menjadi benteng bagi diri kita, agar tehindar dari perbuatan keji, seperti berzina,
merampok, merugikan orang lain, berdusta, menipu dan segala perbuatan munkar lainnya. Maka salat yang dikerjakan dengan khusyu’ akan melatih kita untuk
selalu zikir, yaitu selalu ingat kepada Allah.
1
2. “Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan