“Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan

Dari paragraf di atas tokoh utama dari novel ini memahami betul bagaimana seharusnya mempersiapkan mental untuk menghadapi tugas yang berat, yakni berdakwah kepada orang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW., Nidah memperdalam pemahamannya tentang Al-Qur’an. Disamping itu ia juga meningkatkan prestasinya dalam menjalankan salat. Menurut sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, dari Imran bin Hushain, ia berkata: رآﻨ او ﺀﺎﺸﺧﻓ اﻦﻋ ﻰﻬﻨﺗ ةﻼﺼ اﻦا : ﷲا ﻮﻗ ﻦﻋ ﺴﻮ ﻪﻴ ﻋ ﷲا ﻰ ﺼﻲﺑﻨ ا لﺋﺴ Artinya: “Nabi SAW., pernah ditanya oleh seseorang tentang tafsir ayat: ‘sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.’” Dari kutipan Hadis di atas maka jelaslah bahwa salat akan menjadi benteng bagi diri kita, agar tehindar dari perbuatan keji, seperti berzina, merampok, merugikan orang lain, berdusta, menipu dan segala perbuatan munkar lainnya. Maka salat yang dikerjakan dengan khusyu’ akan melatih kita untuk selalu zikir, yaitu selalu ingat kepada Allah. 1

2. “Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan

Hukum-hukum Tuhan di Indonesia” Berikut ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada sub judul kedua: Tabel 5 Koefisien Reabilitas Kesepakatan Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Ke 1 2 49 36 13 0,73 Ke 1 3 49 4 8 0,84 Ke 2 3 49 35 14 0,71 1 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ 21, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988, h. 3. Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antar juri 1 2 sebesar 0,73 itu berarti menunujukkan kesepakatan cukup tinggi antar kedua juri. Kesepakatan antar juri 1 3 sebesar 0,84 itu berarti menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar kedua juri, dan kesepakatan antar juri 2 3 sebesar 0,71 itu berarti menunujukkan kesepakatan yang cukup tinggi antar kedua juri. Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit reabilitas yang ada pada bab sebelumnya. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk sub judul yang pertama yaitu sebesar 0,90, itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri. Setelah dilakukan penghitungan reabilitas terhadap tiga juri atas kategori- kategori yang telah dibuat, selanjutnya paragraf-paragraf yang mengandung pesan dakwah dihitung untuk mengetahui jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik kesimpulan kecenderungan isi pesan dakwah dalam sub judul Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan Hukum-hukum Tuhan di Indonesia. Berikut ini adalah hasil prosentase dari ketiga kategori pesan dakwah yang telah dihitung: Tabel 6 Hasil Prosentase Data dalam Sub Judul “Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan Hukum- hukum Tuhan di Indonesia” No. Kategorisasi Frekuensi Prosentase 1. Akidah 6 0,12 2. Syariah 22 0,45 3. Akhlak 21 0,43 Total 49 100 Dalam sub judul kedua ini pesan syariah kembali menjadi pesan dakwah yang memperoleh proesentase tertinggi sebanyak 0,45, selanjutnya pesan akhlak sebanyak 0,43 dan pesan akidah sebanyak 0,12. Pada sub judul yang kedua ini menceritakan tentang kepindahan Nidah dari pondok pesantren ke pos jemaah yang baru ia masuki. Awalnya setelah memutuskan untuk pindah, Nidah merasakan semangat yang sangat menggebu- gebu dan berharap dapat menemukan banyak hal baru yang akan menambah nilai ibadahnya. Namun, yang ia dapati bertolak belakang dengan apa yang selama ini dibayangkan, para jemaah di sana jauh dari semangat perjuangan bahkan ibadahnya sangat biasa. Terbawa suasana dan lingkungan pos jemaah, ibadah Nidah kian menurun. Ditengah kebingungannya ia memutuskan untuk pindah ke pos jemaah lainnya, tapi keadaan di sana pun sama buruknya bahkan membuat sisi sufistik dalam dirinya yang susah payah ia bangun mulai pudar. Karena menyempitnya ruang dakwah dan hambarnya sisi sufistik di pos barunya, Nidah memilih rutin mudik ke kampung halamannya di Wonosari. Melihat kampungnya yang tandus dan warga yang jauh dari agama, Nidah tergugah untuk memperbaiki keadaan kampungnya. Ia mengisi pengajian di masjid, menanamkan semangat juang untuk membangun negara Islam di bumi Indonesia dan mendoktrin jemaahnya dengan doktrin yang ia dapat dari pos jemaah, terutama para remaja. Pada awalnya semua berjalan lancar, tapi tak lama warga sekitarnya merasa terganggu atas kehadirannya dan menganggap Nidah membawa ajaran sesat. Alhasil Nidah diusir dari kampungnya. Karena peristiwa itu, para petinggi jemaah mengungsikan Nidah dari pos jemaahn ke sebuah kost- kostan. Berikut ini adalah salah satu kutipan paragraf yang ada pada sub judul Pengakuan Kedua: Kupilih Jalan Dakwah untuk Menegakkan Hukum-hukum Tuhan di Indonesia : Khatam juga aku membacai dan memahaminya. Lalu apa lagi yang akan kulakukan? Aku ingin sekali berdiskusi dan bertukar pikir, tapi dengan siapa. Sepertinya orang-orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Karena tidak ada diskusi yang intensif, aku pun memperkuat ibadahku—tepatnya mempertahankan prestasi ibadah yang telah kucapai sebelumnya di Pondok Ki Ageng. Begitu setiap harinya. h. 59, prg. 67

3. “Pengakuan Keempat: Ketika Nalar dan Imanku Disiakan”