meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha- usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu,
perusahaan real estate dan property di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui
pengelolaan sumber dayanya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumber daya tersebut. Namun, perusahaan Real Estate dan Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2008 masih belum mampu mempertahankan kemampuannya dalam memperoleh laba, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang mengalami tingkat rentabilitas yang cenderung menurun, dimana pada tahun 2006 sebanyak 47,61 dari total
perusahaan Real estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami penurunan tingkat rentabilitas. Pada tahun 2007 sebanyak 54,16,
dan pada tahun 2008 sebanyak 53,33. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap rentabilitas pada perusahaan real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah antara lain : apakah perputaran modal kerja
Working capital Turnover dan rasio hutang Debt to total asset berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap rentabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja Working capital turnover dan
rasio hutang Debt to total asset berpengaruh terhadap rentabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1 bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan rasio
hutang terhadap tingkat rentabilitas perusahaan, 2 bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, 3 bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Rentabilitas
Menurut Munawir 2004:86, “rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.
Menurut Martono 2001:18, “rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut”. Berdasarkan kedua pendapat diatas maka rentabilitas diartikan sebagai rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dengan membandingan antara laba dengan aktiva atau
modal untuk menghasilkan laba tersebut.
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan modal sendiri dan dari para kreditur modal asing. Sehubungan dengan adanya
sumber modal tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara: yaitu 1 perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang
digunakan modal sendiri dan modal asing yang disebut dengan rentabilitas ekonomi dan 2 perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan
dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.
Universitas Sumatera Utara
a. Rentabilitas Ekonomi Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah
modal yang bekerja di dalam perusahaan operating capitalassets. Modal yang ditanamkan perusahaan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam
efek kecuali perusahaan-perusahaan kredit tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi, demikian juga dengan laba yang diperhitungkan
untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha net operating income.
Laba yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek misalnya deviden, kupon dan lain-lain tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas
ekonomi. Menurut Riyanto 2001:37, tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan
oleh dua faktor, yaitu profit margin dan turnover of operating assets. 1
Profit margin merupakan perbandingan antara net operating income dan net sales yang dinyatakan dalam persentase. Profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales.
2 Turnover of operating assets tingkat perputaran aktiva usaha merupakan
perbandingan antara net sales dan operating asset dalam satu periode. Turnover of operating assets mengukur sampai seberapa jauh aktiva usaha
dipakai dalam perusahaan. Turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran
operating assets dalam suatu periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Hasil kali antara profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi.
Makin tingginya tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya akan
mengakibatkan naiknya rentabilitas ekonomi. Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar profit margin, berarti berhubungan
dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi, sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomi
dengan memperbesar turnover of operating asset berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun
aktiva tetap.
b. Rentabilitas Modal Sendiri. Rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara laba yang tersedia
untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut. Laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal
sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing atau bunga pinjaman dan pajak perseroan sedangkan modal yang diperhitungkan tidak
termasuk modal asing.
2. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Menurut Martono 2001:71, ”modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Menurut Brigham
Universitas Sumatera Utara
2006:131, “modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi“. Riyanto 2001:57 mengemukakan bahwa pengertian modal kerja dapat dibagi
menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional. 1 Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana
aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal kerja bruto gross working capital . 2 Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja bersih net working capital.
3 Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan income. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang
dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini adalah
Universitas Sumatera Utara
dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana yang diinvestasikan dalam
aktiva lancar yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya sehari-hari untuk menghasilkan pendapatan sesuai maksud utama didirikan perusahaan.
b. Pentingnya Modal Kerja
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat menjamin kontinuitas operasi perusahaan. Apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka
perusahaan akan kesulitan dalam menjalankan operasinya, sebaliknya apabila modal kerja terlalu besar atau lebih, maka dana tersebut menjadi tidak produktif
padahal, dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Oleh karena itu, modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah
yang cukup. Menurut Djarwanto 2004:89, modal kerja yang cukup akan memberikan
beberapa keuntungan, antara lain: 1 melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar, 2 memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya,
Universitas Sumatera Utara
3 menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, 4 memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani para konsumennya, 5 memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para pelanggannya, 6 memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Melihat pentingnya jumlah modal kerja yang cukup, maka perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan modal
kerja. Menurut Riyanto 2001:64, kebutuhan modal kerja pada suatu perusahaan tergantung kepada dua faktor yaitu periode perputaran modal kerja dan
pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. 1 Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja yaitu waktu yang
diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan pada komponen-komponen atau elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas kembali,
2 Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya yaitu jumlah pengeluaran kas rata- rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya pengeluaran lainnya. Apabila jumlah pengeluaran kas setiap harinya tetap dengan periode
perputaran modal kerja lebih lama, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
semakin besar demikian juga sebaliknya, dengan periode perputaran yang tetap, apabila semakin besarn jumlah pengeluaran kas setiap harinya maka kebutuhan
modal kerja juga semakin besar.
c. Faktor yang mempengaruhi modal kerja
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi perusahaan.
1 Tipe perusahaan Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa umumnya relatif lebih rendah
karena umumnya lebih banyak berinvestasi pada aktiva tetap untuk memberikan pelayanan atau jasanya sedangkan perusahaan non jasa membutuhkan modal kerja
yang relatif lebih besar untuk berinvestasi dalam bidang kas, piutang, dan persediaan untuk operasinya.
2 Syarat Kredit a Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi barang berdampak terhadap pengeluaran kas. Syarat kredit
pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan kas yang harus ditanamkan dalam persediaan sebaliknya, jika pembayaran atas persediaan yang
dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan akan semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
b Syarat penjualan barang Semakin lunak kredit yang diberikan perusahaan kepada para pembeli, akan
mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam komponen piutang. Untuk memperkecil jumlah modal yang harus
diinvestasikan dalam komponen piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan
tunai kepada pembeli karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk membayar utangnya dalam periode diskon tersebut.
3 Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai
dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang dijual kepada pelanggan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau
memperoleh barang maka makin besar kebutuhan akan modal kerja. 4 Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti, dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran
tersebut, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus disediakan perencanaan dan
pengawasan yang efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga
atau karena perubahan selera konsumen, dan disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan selama periode tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5 Tingkat perputaran piutang Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan
untuk mengubah piutang menjadi kas. Bila piutang terkumpul dalam waktu yang pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin kecil dan sebaliknya
jika piutang terkumpul dalam waktu yang panjang berarti kebutuhan modal kerja semakin besar.
6 Business Cycle Pada periode makmur, perusahaan cenderung membeli barang lebih banyak
dimana ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja yang lebih banyak sebaliknya, pada
periode depresi perusahaan cepat menjual barang-barangnya dan menarik piutangnya dimana uang yang diperoleh digunakan untuk membeli surat berharga,
melunasi kewajiban dan menutup kerugian. 7 Resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek
Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Bila resiko
kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo.
d. Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-hari dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan
akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan melalui penjualan. Dana yang
Universitas Sumatera Utara
masuk yang berasal dari penjualan tersebut akan segara dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya, dengan demikian maka dana tersebut akan terus
menerus berputar setiap periodenya selama hidup perusahaan. Hubungan antara modal kerja dengan penjulan merupakan rasio perputaran
modal kerja working capital turnover. Rasio perputaran modal kerja ditujukan untuk mengukur keefektifan pendayagunaan modal kerja untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja Munawir:2004:80. Riyanto
2001:335, merumuskan formula untuk menghitung rasio perputaran modal kerja Working Capital Turnover sebagai berikut :
s liabilitie
current assets
Current Sales
Turnover Capital
Working −
=
Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan, sehingga menunjukkan
bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan modal kerjanya.
3. Hutang
a. Pengertian Hutang
Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban yang dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh
perusahaan kepada pihak lain. Pengertian hutang menurut Riyanto 2001:227, ”hutang modal asing adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di perusahaan, yang pada saatnya harus dibayar kembali”. Menurut Munawir
Universitas Sumatera Utara
2004:18, “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor
”.
Penggunaan hutang diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Brigham 2006:101, ada dua alasan mengapa hutang dapat
meningkatkan pendapatan serta meningkatkan pengembalian dari modal pemilik, yaitu :
1 beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi
perusahaan yang tersedia bagi para investornya, 2 jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva ternyata
melebihi tingkat bunga atas pinjaman, maka suatu perusahaan dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas
hutang dan masih sisa sebagai ”bonus” bagi para pemegang sahamnya.
Penggunaan hutang selain dapat meningkatkan pendapatan bagi pemilik perusahaan namun memiliki konsekuensi dimana apabila penghasilan yang
diterima dari penggunaan hutang yang diperoleh lebih rendah dari biaya untuk hutang tersebut, maka pengembalian aktiva akan menjadi rendah. Dalam kondisi
ini, tingkat pengembalian pemilik akan menurun dan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
b. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan
menggunakan aktiva lancar serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Pengertian hutang jangka pendek menurut Kieso 2002:226,
Universitas Sumatera Utara
“kewajiban yang diperkirakan secara memadai akan dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya”. Dalam SAK
No.1 2004 : paragraf 44 dikatakan bahwa suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :
1 diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
2 jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
c. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi
dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva
tetap, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi hutang-hutang yang lain atau dengan kata lain, hutang jangka panjang diperlukan oleh setiap
perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
d. Rasio Hutang Debt to total asset
Untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang dapat digunakan rasio hutang Debt to total asset yang merupakan
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Total hutang meliput i hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Rasio ini menekankan pada
Universitas Sumatera Utara
peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang Horne:2005:209.
Rasio hutang Debt to total asset ratio dihitung dengan rumus :
Asset Total
Debt Total
asset total
to Debt
=
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti dan
Tahun Hasil Penelitian
1 Edward
Hartawan 2008
- Modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas - Aktiva lancar tidak berpengaruh terhadap rentabilitas
2 Marselina
Sinaga 2008
- Perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
- Perputaran aktiva operasi berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
- Perputaran modal kerja dan aktiva operasi berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas ekonomi
3 Josephine
Silalahi 2009
Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomi.
4 Ahyadi
Sukur 2009
- Debt to total asset berpengaruh negatif terhadap rentabilitas
- Perputaran aktiva operasi berpengaruh positif terhadap rentabilitas
- Debt to total asset dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas
Sumber : diolah penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
1. Edward Hartawan 2008 Judul penelitian adalah “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas
Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel Independen dalam penelitian adalah modal kerja. Variabel dependen
adalah rentabilitas yang diukur melalui Return On Asset. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2005- 2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana dari 130 perusahaan diperoleh 42 perusahaan yang dijadikan
sampel. Peneliti menggunakan metode analisis regresi dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa modal
kerja berpengaruh positif terhadap Return on Asset sejalan dengan teori dimana jumlah modal kerja bersih yang merupakan selisih lebih aktiva lancar
dibandingkan hutang lancar yang benar -benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara positif.
2. Marselina Sinaga 2008 Judul penelitian adalah Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran
Aktiva Operasi Terhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomi pada Industri Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Peneliti menggunakan
variabel perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan tingkat rentabilitas yang diukur dengan Return On Investment
sebagai variabel dependen. Penelitian dilakukan pada industri otomotif dan
Universitas Sumatera Utara
komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2004-2006. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana 18
perusahaan yang dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap rentabilitas dimana hasil penelitian tidak sejalan dengan teori yang
mengemukakan bahwa cepat lambatnya perputaran modal kerja akan mempengaruhi rentabilitas secara positif dan tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hartawan 2008. Hasil penelitian yang menunjukkan perputaran aktiva operasi secara parsial berpengaruh terhadap rentabilitas sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Riyanto 2001:64, bahwa peningkatan perputaran aktiva operasi akan meningkatkan rentabilitas ekonomi.
3. Josephine Hanesia Silalahi 2009 Judul penelitian adalah Pengaruh Perputaran persediaan terhadap rentabilitas
ekonomi pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen adalah perputaran persediaan sedangkan variabel dependen
adalah rentabilitas yang diukur dengan Return On Asset. Penelitian dilakukan pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
2005-2007. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 13 perusahaan dari 23 perusahaan yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana tingkat perputaran
Universitas Sumatera Utara
persediaan sebagai bagian dari modal kerja perusahaan akan mempengaruhi tingkat rentabilitas.
4. Ahyadi Sukur 2009 Judul penelitian adalah Pengaruh Debt to Total Asset Ratio dan Total Asset
Turnover Terhadap Profitabilitas Perusahaan di Jakarta Islamic Index. Variabel independen adalah Debt to Total Asset dan Total Asset Turnover. Penelitian
dilakukan pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index selama tahun 2003-2006 dengan jumlah sampel sebanyak 14 perusahaan. Profitabilitas diukur
dengan Return on Asset sebagai variabel dependen. Variabel independen adalah debt to total asset dan Total Asset Turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap Return on Asset dimana hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan bahwa semakin besar
hutang maka akan semakin besar beban yang dapat menurunkan rentabilitas. Variabel Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap Return on Asset yang
juga sejalan dengan teori dan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga 2008. Hasil penelitian juga menunjukkan secara bersama-sama, kedua variabel independen
berpengaruh terhadap Return on Asset.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis