masuk yang berasal dari penjualan tersebut akan segara dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya, dengan demikian maka dana tersebut akan terus
menerus berputar setiap periodenya selama hidup perusahaan. Hubungan antara modal kerja dengan penjulan merupakan rasio perputaran
modal kerja working capital turnover. Rasio perputaran modal kerja ditujukan untuk mengukur keefektifan pendayagunaan modal kerja untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja Munawir:2004:80. Riyanto
2001:335, merumuskan formula untuk menghitung rasio perputaran modal kerja Working Capital Turnover sebagai berikut :
s liabilitie
current assets
Current Sales
Turnover Capital
Working −
=
Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan, sehingga menunjukkan
bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan modal kerjanya.
3. Hutang
a. Pengertian Hutang
Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban yang dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh
perusahaan kepada pihak lain. Pengertian hutang menurut Riyanto 2001:227, ”hutang modal asing adalah modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di perusahaan, yang pada saatnya harus dibayar kembali”. Menurut Munawir
Universitas Sumatera Utara
2004:18, “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor
”.
Penggunaan hutang diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Brigham 2006:101, ada dua alasan mengapa hutang dapat
meningkatkan pendapatan serta meningkatkan pengembalian dari modal pemilik, yaitu :
1 beban dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi
perusahaan yang tersedia bagi para investornya, 2 jika laba operasi yang dinyatakan sebagai persentase dari aktiva ternyata
melebihi tingkat bunga atas pinjaman, maka suatu perusahaan dapat menggunakan hutang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas
hutang dan masih sisa sebagai ”bonus” bagi para pemegang sahamnya.
Penggunaan hutang selain dapat meningkatkan pendapatan bagi pemilik perusahaan namun memiliki konsekuensi dimana apabila penghasilan yang
diterima dari penggunaan hutang yang diperoleh lebih rendah dari biaya untuk hutang tersebut, maka pengembalian aktiva akan menjadi rendah. Dalam kondisi
ini, tingkat pengembalian pemilik akan menurun dan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
b. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan
menggunakan aktiva lancar serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Pengertian hutang jangka pendek menurut Kieso 2002:226,
Universitas Sumatera Utara
“kewajiban yang diperkirakan secara memadai akan dilikuidasi melalui penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya”. Dalam SAK
No.1 2004 : paragraf 44 dikatakan bahwa suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :
1 diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
2 jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
c. Hutang Jangka Panjang