Hubungan Debt Ratio atau Rasio Hutang Dengan Return on Investment ROI, sebesar – 0,900

Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Sumber : Data diolah Tabel 4.1 Analisis :

1. Hubungan Debt Ratio atau Rasio Hutang Dengan Return on Investment ROI, sebesar – 0,900

Angka pada output menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan tidak searah antara Debt Ratio dengan Return on Investment karena nilainya mencapai -0,900. Tanda negatif - menunjukkan bahwa angka korelasi yang tidak searah. Angka pada output juga menunjukkan signifikansi 0,037. Karena signifikansi 0,037 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, secara statistik hubungan antara rasio hutang dengan Return on Investment pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk signifikan. Koefisien korelasi Rank Spearman yang bernilai -0,900 menunjukkan bahwa debt ratio tersebut memiliki hubungan yang kuat dan tidak searah terhadap ROI pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk dan hubungan tersebut signifikan. Hubungan leverage terhadap profitabilitas secara teori dapat bersifat positif atau negatif. Teori yang menyatakan bahwa leverage berhubungan positif terhadap ROI didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi laba yang terkena pajak sehingga dianggap lebih menguntungkan perusahaan karena dapat menghemat pajak, argumentasi tersebut mengacu pada teori Miller dan Modigliani dalam Husnan 2000:294 dengan mempertimbangkan pajak. Hasil penelitian ini terbukti menolak teori Miller dan Modigliani yang menyatakan bahwa perusahaan dengan menggunakan hutang lebih baik dari pada tanpa hutang. Proporsi penggunaan hutang yang terlalu tinggi membawa implikasi kepada resiko keuangan di mana biaya hutang menjadi semakin besar. Semakin tinggi penggunaan hutang menyebabkan manfaat penghematan pajak yang diperoleh dari hutang menjadi berkurang. Universitas Sumatera Utara Pada saat jumlah hutang tahun 2005 sebesar Rp.1.971.761.552.000 meningkat drastis menjadi Rp. 4.409.753.295.000 pada tahun 2006, hal ini disebabkan pinjaman dari bank meningkat sangat drastis yang pada tahun 2005 sebesar Rp.445.750.000.000 menjadi sebesar Rp.3.285.771.451.000 pada tahun 2006. Ini terjadi dikarenakan banyaknya bencana yang terjadi pada tahun 2005 dan kenaikan bahan bakar minyak yang memiliki dampak besar pada perekonomian, sehingga daya beli masyarakat berkurang dan banyaknya terjadi kredit macet pada tahun 2005, sehingga pendapatan yang diterima PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk tidak terlalu tinggi yaitu pada tahun 2005 sebesar Rp.1.995.096.641.000 menjadi Rp.2.221.300.645.000 pada tahun 2006. Laba bersih yang diperoleh tahun 2005 sebesar Rp.219.197.833.000 menurun menjadi Rp.170.448.635.000 pada tahun 2006. Menurunnya laba bersih yang diperoleh PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk disebabkan karena beban bunga hutang yang meningkat cukup tinggi menjadi Rp.769.922.834.000 pada tahun 2006 dan juga dikarenakan meningkatnya beban lain- lain yaitu berupa penambahan karyawan, perluasan dan peningkatan cabang, dan biaya telekomunikasi menjadi sebesar Rp.205.964.354.000 pada tahun 2006. Walaupun beban pajak penghasilan pada tahun 2005 sebesar Rp.95.639.257.000 menurun menjadi Rp.68.179.996.000 pada tahun 2006 tetapi hal ini dapat mempengaruhi turunnya nilai laba bersih setelah pajak PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk.

2. Hubungan Debt To Equity Ratio DER Dengan Return on Investment ROI, sebesar – 0,900