minyak yang memiliki dampak besar pada perekonomian, sehingga daya beli masyarakat berkurang dan banyaknya terjadi kredit macet pada tahun 2005.
3. Hubungan Long Term Debt to Equity Ratio LTDER Dengan Return on Ivestment ROI, sebesar -0,900
Angka pada output menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan tidak searah antara Long Term to Equity Ratio dengan Return on Investment karena nilainya mencapai -0,900.
Tanda negatif - menunjukkan bahwa angka korelasi yang didapat tidak searah. Angka pada output juga menunjukkan signifikansi 0,037. Karena signifikansi 0,037 0,05 maka Ho
ditolak. Artinya, secara statistik hubungan antara long term debt to equity ratio dengan return on investment pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk signifikan. Koefisien korelasi rank
spearman yang bernilai –0,900 menunjukkan bahwa debt ratio tersebut memiliki hubungan yang kuat dan tidak searah terhadap ROI pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk dan
hubungan tersebut signifikan. Berbeda dengan Sawir 2005:11 yang mengatakan bahwa leverage dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil pengembalian. Dari hasil penelitian ini, menyatakan bahwa rasio leverage memiliki hubungan yang tidak searah dengan ROI. Dimana perusahaan dengan menggunakan
hutang yang cukup besar, laba yang diperoleh cukup kecil. Pada tahun 2006, di mana jumlah hutang jangka panjang sebesar Rp.4.182.849.848.000
dengan laba bersih yang diperoleh hanya sebesar Rp.170.448.635.000. Sedangkan pada tahun 2007 jumlah hutang jangka panjang menurun menjadi Rp.3.331.764.728.000 dengan laba
bersih yang diperoleh meningkat menjadi Rp.205.088.043.000.
Universitas Sumatera Utara
Beban hutang yang menurun pada tahun 2007 ini disebabkan oleh menurunnya jumlah hutang pinjaman dari bank pada tahun 2007 yaitu menjadi sebesar Rp.2.473.126.608.000 dari
tahun 2006 yaitu sebesar Rp.3.285.771.451.000. Pada tahun 2006 PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk memiliki jumlah hutang jangka panjang yang lebih besar dibanding pada tahun
2007, tetapi laba bersih yang diperoleh pada tahun 2006 lebih rendah dibanding pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena beban bunga hutang yang meningkat cukup tinggi menjadi
Rp.769.922.834.000 pada tahun 2006 dan juga dikarenakan meningkatnya beban lain-lain yaitu berupa penambahan karyawan, perluasan dan peningkatan cabang, dan biaya
telekomunikasi menjadi Rp.205.964.354.000 pada tahun 2006. Ini dikarenakan keadaan perekonomian mulai stabil di mana kredit macet yang begitu banyak terjadi pada tahun 2005
bisa diselesaikan pada tahun 2006 sehingga PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk mengalami peningkatan dalam saldo laba bersih.
4. Hubungan Times Interest Earned Ratio TIE Dengan Return on Investment ROI, sebesar 0,900