menghasilkan serbuk sari dan nektar yang baik untuk madu. Beberapa jenis Eucalyptus sp. ditanam sebagai tanaman hias Sutisna, dkk, 1998.
B. Syarat Tumbuh Eucalyptus sp.
Jenis-jenis Eucalyptus terutama menghendaki iklim bermusim daerah arid dan daerah yang beriklim basah dari tipe hujan tropis. Eucalyptus dapat
tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-batu, lembab, berawa-rawa, secara periodik digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah
kurus gersang sampai pada tanah yang baik dan subur. Eucalyptus dapat tumbuh di daerah beriklim A sampai C dan dapat dikembangkan mulai dari dataran rendah
sampai daerah pegunungan yang tingginya per tahun yang sesuai bagi pertumbuhannya antara 0 - 1 bulan dan suhu rata-rata per tahun 20° -32°C Dirjen
Kehutanan, 1980.
C. Penyebaran dan Morfologi Eucalyptus spp.
Marga Eucalyptus terdiri atas 500 jenis yang kebanyakan endemik di Australia. Beberapa jenis menyebar dari Australia bagian utara menuju Malesia
bagian timur. Jenis Eucalyptus banyak tersebar di daerah-daerah pantai New South Wales dan Australia bagian barat daya. Daerah penyebaran Eucalyptus spp.
meliputi Australia, New Britania, Papua, dan Tazmania. Beberapa jenis juga ditemukan di Irian Jaya, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Timor-Timur
Latifah, 2004. Daerah penyebaran alami tanaman ekaliptus berada di sebelah timur garis
Walace mulai 7 LU sampai 43
39 LS. Jenis-jenis ekaliptus dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-batu, lembab, berawa-rawa, secara periodik
Universitas Sumatera Utara
digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah miskin hara sampai pada tanah yang subur Irwanto, 2007.
Eucalyptus sp. dapat tumbuh dimana-mana, pertumbuhannya cepat, pohonnya lurus, perakarannya dapat membentuk mikoriza yang merupakan
asosiasi antara fungi dan akar, selain itu kayunya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat bubur kertas. Selain dalam pembangunan HTI, berbagai kegiatan
program penghijauan dan reboisasi juga menggunakan Eucalyptus sp. Latifah, 2004.
Penyakit pada Tanaman Eucalyptus sp. A. Defenisi Penyakit Tanaman Hutan
Ilmu penyakit tanaman merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik, penyebab, interaksi tanaman dan patogen biotik, dan lingkungan
abiotik, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit dalam suatu populasi atau individu tanaman, dan berbagai cara pengendalian penyakit. Ilmu
penyakit tanaman juga memiliki aspek, yaitu dalam aplikasi pengetahuan yang diperoleh dari mempelajari ilmu tersebut Sinaga, 2003.
Konsep penyakit pada dasarnya akan lengkap apabila dapat memberikan penjelasan dan penekanan terhadap peran faktor lingkungan terhadap
patogen, inang, lingkungan fisik dan lingkungan biologi, sehingga disebut piramid penyakit Sumardi dan Widyastuti, 2004.
Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik
yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan, diferensiasi dan
Universitas Sumatera Utara
perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan; fotosintesis dan translokasi
hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis; reproduksi dan penyimpanan
persediaan makanan untuk reproduksi Semangun, 2001. Menurut Yunasfi 2002, secara umum penyakit tumbuhan dapat
diklasifikasikan atau dikelompokan sebagai berikut : I. Penyakit tumbuhan yang bersifat infeksi atau parasit
1. Penyakit yang disebabkan oleh jamur 2. Penyakit yang disebabkan oleh prokariota bakteri dan
mikoplasma 3. Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit
4. Penyakit yang disebabkan oleh virus dan viroid 5. Penyakit yang disebabkan oleh nematoda
6. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa II. Penyakit non-infektif, atau abiotik fisiopath adalah penyakit yang disebabkan
oleh: 1. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
2. Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah 3. Kekurangan atau kelebihan cahaya
4. Kekurangan oksigen 5. Polusi udara
6. Defisiensi hara 7. Keracunan hara
Universitas Sumatera Utara
8. Kemasaman atau salinitas 9. Toksisitas pestisida
10. Kultur teknis yang salah Patogen mungkin menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan cara
sebagai berikut : 1.
Melemahkan inang dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus dari sel-sel inang untuk kebutuhannya
2. Menghasilkan atau mengganggu metabolisme sel inang dengan toksin,
enzim, atau zat pengatur tumbuh yang disekresinya 3.
Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan pengangkut
4. Mengkonsumsi kandungan sel inang setelah terjadi kontak Yunasfi, 2002
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit