Penyakit hawar daun I dan II banyak ditemukan pada tanaman dengan kondisi tempat tumbuh yang mempunyai kelembaban tinggi seperti karena
penyiraman bibit tanaman yang berlebihan pada bagian tertentu daun. Bagian tanaman yang paling banyak terinfeksi oleh penyakit ini adalah bagian pangkal
tanaman dimana daun bibit tanaman pada bagian tersebut sedikit mendapatkan cahaya matahari sehingga ketika dilakukan penyiraman daun bibit tanaman akan
menyimpan air dalam selang waktu tertentu yang juga berpengaruh terhadap kelembaban tanah.
a. Patogen Penyebab Penyakit
Setelah isolasi dilakukan maka diperoleh dua jenis fungi patogen sebagai penyebab utama penyakit hawar daun. Fungi penyebab penyakit hawar daun I
adalah Pestalotia sp. sedangkan fungi penyebab penyakit hawar daun II adalah Cylindrocladium sp. Hasil pengamatan secara makroskopis dan mikrokopis
terhadap isolat penyebab penyakit atau patogen hawar daun I dan II diperoleh dari bibit E. grandis x E. urophylla dan E. grandis x E. pellita yang sakit.
Ciri-ciri makroskopik fungi Pestalotia sp. dan Cylindrocladium sp. adalah sebagai berikut:
1. Pestalotia sp.
Ciri-ciri makroskopik fungi Pestalotia sp.adalah pada hari ke-5 permukaan koloni berwarna putih, dan pada hari ke-14 warna fungi ini menjadi putih
seperti kapas, sedang diameter fungi ini pada umur 14 hari adalah 8,7 cm. Pertumbuhan koloni fungi Pestalotia sp. adalah yang paling cepat.
Ciri-ciri mikroskopik fungi Pestalotia sp. adalah konidiaspora berukuran 24,30 µm-27,5 µ m dan terdiri atas 5 sel yang berjajar. Biasanya jajaran sel
Universitas Sumatera Utara
lurus, kadang-kadang agak membentuk lengkungan dengan setula yang terbentuk pada salah satu ujungnya. Tiga sel tengah sel urutan kedua sampai
keempat yang dihitung mulai dari sel tempat setula berpangkal berwarna coklat gelap dengan dua sel sel kedua dan ketiga berwarna lebih gelap
dibandingkan dengan warna sel keempat. Sel terujung atau sel apikal sel kesatu hialin agak memanjang atau menyempit ke ujung, sedang sel pangkal
atau sel basal sel kelima hialin agak silindris. Setula hialin yang terletak di ujung sel apikal berjumlah 2-3 dengan panjang 33,25 µm, ujungnya agak
berbentuk seperti sendok “spathulatae”, posisinya agak melengkung. Ujung pedisel tangkai konidia hialin dan terletak di ujung sel basal tampak seperti
ekor konidia dengan panjang 8,56 µ m. Bentuk mikroskopik fungi Pestalotia sp. dapat dilihat pada Gambar 4.
Universitas Sumatera Utara
a
B
Gambar 4. Karakteristik Pestalotia theae Sawada., A. Koloni fungi umur 14 hari pada media PDA; B. Konidiaspora fungi : setula a, pedisel
tangkai konidia tampak seperti ekor konidia b Konidiaspora Pestalotia sp. bersel 5 yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk golongan “Quinqueloculatae” sebagaimana penggolongan Pestalotia seperti dinyatakan Guba 1961, diacu oleh Sutarman, dkk, 2003 yaitu: i
golongan “Qudriloculatae”, konidia 4 sel dengan 2 sel tengh berwarna; ii golongan “Quinqueloculatae”, konidia 5 sel dengan 3 sel tengah berwarna; iii
golongan “Sexloculatae”, konidia bersel 6 dengan 4 sel tengah. Selanjutnya jenis Pestalotia sp. tersebut digunakan kunci determinasi yang diberikan oleh Guba
1961 yaitu sebagai berikut:
A
b
Universitas Sumatera Utara
a. Setula berbonggal ber-“knob” pada ujungnya “spathulatae”
b. Sel-sel berwarna coklat, atau coklat kekuningan, “concolorous”
c. Konidia dengan panjang 22-32 µm
d. Konidia sempit dengan lebar 5-8 µm
e. Setula berjumlah 3, berukuran 18-35 µ m……… P. elastica
f. Setula berjumlah 2-4, berukuran 25-50 µm,
kadang-kadang di atas 60 µ m…………………... P. theae Berdasarkan kunci determinasi dan sesuai dengan deskripsi ciri-ciri
Pestalotia sp. yang dinyatakan oleh Guba 1961, maka fungi patogen yang menyerang bibit E. grandis x E. urophylla dan E. grandis x E. pellita di PT. TPL,
Porsea diidentifikasi sebagai Pestalotia theae Sawada.
2. Cylindrocladium sp.
Ciri-ciri makroskopik fungi Cylindrocladium sp. adalah pada hari ke-3 permukaan koloni berwarna coklat muda, dan pada hari ke-14 warna fungi ini
berubah menjadi warna coklat tua, sedang diameter fungi ini pada umur 14 hari adalah 5,75 cm.
Ciri-ciri mikroskopik fungi Cylindrocladium sp.adalah konidiaspora dengan panjang 30 µ m-45 µ m dan diameternya 1 µ m-2 µ m. Ciri-ciri
mikroskopik fungi Cylindrocladium sp. dapat dilihat pada Gambar 5.
Universitas Sumatera Utara
B Gambar 5. Karakteristik Cylindrocladium sp., A. Koloni fungi umur 14 hari pada
media PDA; B. Bentuk mikroskopis fungi : 3 sel mikro konidia dengan perbesaran 40 x a, klamidospora pada media PDA b
Berdasarkan ciri-ciri mikroskopik dari fungi Cylindrocladium sp. yang telah ditemukan, maka fungi patogen yang menyerang bibit E. grandis x E.
urophylla dan E. grandis x E. pellita di PT. TPL, Porsea diidentifikasi sebagai Cylindrocladium reteaudii Old, dkk,2003.
b. Gejala Penyakit di Rumah Kaca