Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1 Tinjauan Pustaka

keseimbangan, keteraturan, keselarasan, dalam proporsi yang tepat dan mampu menggugah emosi dan perasaan. Secara pribadi penulis berpendapat bahwa estetika adalah perpaduan yang harmonis antara beberapa elemen atau unsur yang mampu menggugah emosi dan perasaan serta menimbulkan “makna” bagi setiap pribadi yang melihatnya.

1.4.2 Kerangka Teori

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan manusia. Melville J. Herskovits dan Bronislaw malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. E.B. Taylor Cultural Ways : A Concise Edition of Introduction to Cultural,1973:20 mengatakan kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, Universitas Sumatera Utara moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Dengan teori pendukung dari Parsudi Suparlan Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan, 1984:38 kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi landasan bagi terwujudnya suatu prilaku tingkah laku manusia. Sedangkan menurut Selo Soemardjian dan Soelaiman Soemardi 1983:27, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Dari berbagai defenisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayan yaitu system pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsure kebudayaan, antara lain sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Melville J. Herskovits 1993:26 menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu : • Alat-alat teknologi • Sistem ekonomi • keluarga • Kekuasaan politik Bronislaw Malinowski 1993:82 mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi : • Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya • Organisasi ekonomi • Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan keluarga adalah lembaga pendidikan utama • Organisasi kekuatan politik Menurut J.J Hoenigman 2001:150-151, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu : gagasan, aktivitas, dan artefak. 1. Gagasan wujud ideal Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, Universitas Sumatera Utara dan sebagainya yang bersifat abstrak: tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatkan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para warga masyarakat tersebut. 2. Aktivitas tindakan Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. . 3. Artefak karya Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda- Universitas Sumatera Utara benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan aktivitas dan karya artefak manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu : • Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan- temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi : mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olah raga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. • Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan-penjelasan dan teori-teori diatas jika dihubungkan dengan bunga Sakura yang merupakan bagian dari kebudayaan, sosial, kesenian, pengetahuan dan kepercayaan pada masyarakat Jepang maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Jepang adalah benar. Karena kebudayaan merupakan bagian dari warisan sosial yang harus dilestarikan. Misalnya pada kegiatan Hana-Mi yang merupakan kegiatan favorit tahunan bagi masyarakat Jepang. Kegiatan ini telah ada sejak zaman Heian, Akan tetapi, sampai saat ini pun kegiatan Hana-Mi tetap dapat disaksikan karena masyarakat Jepang menyadari betapa berharganya nilai-nilai kebudayaan mereka dan sudah seharusnya mereka lestarikan agar tidak punah. Dari teori-teori yang telah dikemukakan diatas, adapun teori lain yang ikut mendukung teori-teori tersebut yaitu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda yang kesemuanya itu merupakan warisan sosial M.Jacobs dan B.J.Stren dalam waridah Siti, 2001:170 . Dikarenakan seluruh kebiasaan maupun adat-istiadat yang dihasilkan saat ini harus diketahui juga oleh generasi berikutnya, terlebih lagi adat-istiadat tersebut merupakan kebiasaan baik yang harus Universitas Sumatera Utara dilanjutkan pelaksanaannya. Tujuannya agar budaya yang telah ada dan tercipta tidak akan hilang, akan tetapi tetap terjaga dan terpelihara dengan baik dan dilanjutkan ke generasi berikutnya. Dari teori-teori yang telah dikemukakan diatas penulis berpendapat bahwa teori-teori tersebut diatas adalah benar adanya jika dihubungkan dengan apa yang ada, terjadi dan dilakukan oleh masyarakat Jepang dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bunga Sakura telah menjadi bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Jepang itu sendiri, ini dapat dilihat dari kepercayaan dan kebiasaan yang masih berlaku sampai sekarang di dalam kehidupan masyarakat Jepang itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis juga melakukan pendekatan dengan teori semiotika, karena teori semiotika dapat digunakan sebagai metode dalam memaparkan nilai-nilai estetika dan sesuatu hal yang bersifat tekstual Marx Bense dalam Sachari, 2002:61. Menurut Paul Cobley dan Litza Janz dalam Ratna 2004:97 Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “Semeion seme” yang berarti “tanda penafsir” atau “simbol”. Semiotika adalah studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya serta apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Universitas Sumatera Utara Menurut Geertz 1992 : 5, kebudayaan adalah sesuatu yang semiotic atau bersifat semiotis, yaitu hal-hal berhubungan dengan simbo l yang tersedia didepan umum dan dikenal serta diberlakukan oleh masyarakat bersangkutan. Tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotic. Diantaranya : ikon, Indeks, dan simbol North,1995 : 45. Menurut Hoed dalam Nugriyantoro 1995:40 tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, yang dapat berupa pengalaman, perasaan, pikiran atau gagasan dan lain-lain. Bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap dan sempurna. Namun yang dapat menjadi tanda sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi kehidupan ini misalnya warna, pakaian, bendera, karya seni, dan sebagainya. Menurut Pradopo 2002:271 semiotika adalah ilmu tentang tanda- tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem- sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda signifier dan petanda signified. Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu yaitu artinya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hubungan antara penanda dan petandanya, maka tanda dapat dibedakan atas tiga bentuk, yaitu sebagai berikut : a. Ikon, yaitu tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Misalnya : gambar kuda, ikon dari seekor kuda. b. Indeks, yaitu tanda yang menunjukkan hubungan kausal sebab akibat antara penanda dan petandanya. Misalnya : ada asap berarti ada api. c. Simbol, yaitu tanda yang tidak mempunyai hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan terbentuk secata konvensi kaidah tertentu. Misalnya : gerakan tubuh atau anggukan kepala sebagai tanda setuju. Dari teori diatas jika dihubungkan dengan bunga Sakura dalam kehidupan masyarakat Jepang ternyata benar adanya. Penulis berpendapat bahwa gambar, simbol dan ikon bunga Sakura sering di lambangkan sebagai wanita yang cantik, putih, mulus, lingkaran dari keberanian hidup dan pembaharuan. Bunga Sakura tidak hanya saja sebagai lambang bunga musim semi akan tetapi pada zaman dulu para samurai mengganggap bunga Sakura sebagai penambah kekuatan mereka sehingga mereka menganggap bunga Sakura sebagai simbol dari keanggunan dan Universitas Sumatera Utara ketidakabadian Karena umur bunga Sakura yang singkat, sesingkat kehidupan mereka. Jadi lambang atau simbol dari bunga Sakura itu memiliki banyak makna tergantung dari segi mana lambang dari bunga Sakura itu dipakai oleh masyarakat Jepang dalam kehidupan mereka. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian