ml dan konsentrasi minimal sirih untuk bisa membunuh bakteri Minimal Bactericidal Concentration
adalah 0,521 – 1,042 gr100ml.
41
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
2.2.1 Komposisi 1. Komposisi cairan :
7,23,44
a. Monomer metil metakrilat
b. Stabiliser; sekitar 0,006 hidroquinon untuk mencegah berlangsungnya
polimerisasi selama penyimpanan c.
Bahan untuk memacu ikatan silang, seperti etilen glikol dimetakrilat 1-2 2.
Komposisi bubuk :
7,23,44
a. Polimer poli metil metakrilat
b. Initiator : berupa 0.2 - 0.5 benzoil peroksida
c. Pigmen : merkuri sulfit atau cadmium sulfit sekitar 1 tercampur dalam
partikel polimer supaya diperoleh warna sesuai dengan gingival. d.
Plasticizer : dibutil phthalate e.
Opacifiers : Seng atau Titanium oksida
2.2.2 Manipulasi
7,23,44,45
1. Perbandingan polimer dan monomer, biasanya 3 sampai 3,5 : 1 satuan volume
atau 2,5 : 1 satuan berat. Penggunaan perbandingan yang benar adalah penting : a.
Bila polimer terlalu banyak, tidak semua polimer sanggup dibasahi oleh monomer dan akibatnya akrilik yang telah digodok akan bergranula.
Universitas Sumatera Utara
b. Bila polimer terlalu sedikit, maka kontraksi yang terjadi akan lebih besar.
2. Pencampuran polimer dan monomer. Polimer dan monomer dalam perbandingan yang benar dicampur di dalam tempat yang bertutup lalu dibiarkan hingga dicapai
dough stage .
Pengamatan setelah pencampuran polimer dan monomer. Pada saat pencampuran bahan akan melalui fase stage berikut ini :
a. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah.
b. Sticky stage adalah saat bahan akan merekat ketika polimer mulai larut dalam
monomer dan berserat jika ditarik. c.
Dough stage adalah konsistensi liat dimana adonan sudah mudah diangkat dan tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam
mold dan kebanyakan dicapai dalam waktu kurang dari 10 menit.
d. Rubber hard stage adalah seperti karet dan terlalu keras untuk dibentuk, pada
stadium ini bahan akan mengeras. 3. Waktu dough tergantung pada :
a. Ukuran partikel polimer, partikel yang lebih kecil lebih cepat larut dan lebih cepat tercapai konsistensi dough.
b. Berat molekul polimer, lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi dough.
c. Terdapatnya plastisizer yang akan mempercepat terbentuknya dough. d. Suhu adalah penting. Sebagai contoh, pembentukan dough dapat diperlambat
dengan menyimpan campuran di dalam freezer. e. Perbandingan polimer dan monomer, bila tinggi, waktu dough lebih singkat.
Universitas Sumatera Utara
4. Mold lining. Setelah semua malam dikeluarkan dari mold dengan cara menyiramnya dengan air mendidih dan detergen, dinding mold harus diberi lapisan
separator untuk: a. Mencegah merembesnya monomer ke dalam mold dan berpolimerisasi
sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan merekat degan mold b. Mencegah air dari mold masuk ke dalam akrilik resin
5. Pengisian. Sewaktu melakukan pengisian kedalam mold perlu diperhatikan agar : a. Mold terisi penuh
b. Sewaktu dipres terdapat bahan yang cukup pada mold, ini dapat dicapai dengan cara mengisikan akrilik dough stage sedikit lebih banyak ke dalam mold.
Selama polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan berkurangnya tekanan di dalam mold. Pengisian yang kurang dapat menyebabkan terjadinya shrinkage
porosity. 6. Kuring. Mold yang telah diisi kemudian dikuring dalam waterbath. Suhu dan
lamanya proses kuring harus dikontrol. Selama proses kuring dalam waterbath perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Bila bahan mengalami polimerisasi yang tidak sempurna, kemungkinan gigitiruan mengandung monomer sisa yang tinggi.
b. Menurut Itjiningsih 1997, proses kuring resin akrilik dilakukan pada suhu 70°C dibiarkan selama 30 menit dan selanjutnya 100° C dibiarkan selama 90 menit.
Proses kuring resin akrilik sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk pabrik Gambar 3.
45
Universitas Sumatera Utara
100° C 100° C
70° C 90 menit
70° C 30 menit
Suhu kamar Suhu kamar
Gambar 3. Diagram kuring resin akrilik polimerisasi panas
45
7. Pendinginan. Kuvet harus dibiarkan dingin secara perlahan sampai mencapai suhu kamar. Pendinginan secara cepat menyebabkan kerusakan basis gigitiruan karena
perbedaan kontraksi termal dari resin dan gips keras. Kuvet yang telah dingin diangkat dari rendaman air dan dibiarkan dingin.
44
8. Deflasking. Mengeluarkan hasil kuring dari mold harus dilakukan dengan hati- hati untuk mencegah patahnya gigitiruan.
9. Penyelesaian dan pemolesan. Biasanya dipergunakan suspensi asahan batu apung halus dalam air. Kadang-kadang dilakukan teknik pemolesan kering, selama
pemolesan harus dijaga agar jangan timbul panas yang berlebihan pada gigitiruan.
2.2.3 Sifat-Sifat