Gambar 4. Candida albicans pada media SDA
2.3.1 Lapisan Biofilm pada Candida albicans
Kemampuan suatu mikroorganisme untuk mempengaruhi lingkungannya tergantung pada kemampuan untuk membentuk suatu komunitas. Candida albicans
membentuk komunitasnya dengan membentuk ikatan koloni yang disebut biofilm Nabile dan Mitchell, 2005, sebagai pelindung sehingga mikroba yang membentuk
biofilm biasanya mempunyai resistensi terhadap antimikroba biasa atau menghindar dari sistem kekebalan sel inang. Secara struktur, biofilm terbentuk dari dua lapisan
yaitu lapisan basal yang tipis berupa lapisan khamir dan lapisan luar yaitu lapisan hifa yang lebih tebal tetapi lebih renggang.
49
Berkembangnya biofilm biasanya seiring dengan bertambahnya infeksi klinis pada sel inang sehingga biofilm ini dapat menjadi salah satu faktor virulensi dan
resistensi. Pembentukan biofilm dapat dipacu dengan keberadaan serum dan saliva dalam lingkungannya Nikawa et al., 1997. Faktor lain yang mempengaruhi
pembentukan biofilm Candida albicans diantaranya adalah ketersediaan udara. Pada
Universitas Sumatera Utara
kondisi anaerob, Candida albicans dapat membentuk hifa tetapi tidak mampu membentuk biofilm Biswas dan Chaffin, 2005.
49
2.3.2 Mekanisme infeksi Candida albicans pada permukaan sel
Pemakaian gigitiruan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya Candida albicans dalam rongga mulut. Penutupan mukosa oleh basis
gigitiruan dapat mengurangi efek pembersihan saliva, sehingga sisa makanan menumpuk dan meningkatkan prevalensi mikroorganisme. Pemakaian gigitiruan
secara terus menerus akan meningkatkan kecenderungan terjadinya infeksi denture stomatitis
yang disebabkan Candida albicans. Peningkatan jumlah Candida albicans pada penderita denture stomatitis tidak terbatas pada mukosa mulut yang terkena
denture stomatitis, tetapi juga pada lidah, mukosa palatal, permukaan mekanis
gigitiruan, dan saliva.
15
Edgerton et al, Hoffman, dan Haidaris 1998 melaporkan bahwa Candida albicans menyerap musin saliva secara selektif, sehingga
meningkatkan perlekatan sel jamur Candida albicans ke permukaan resin akrilik.
50
Tahap pertama dalam proses infeksi Candida albicans ke tubuh hewan atau manusia sel inang adalah perlekatan adhesi. Kemampuan melekat pada sel inang
merupakan tahap penting dalam kolonisasi dan penyerangan invasi ke sel inang. Bagian pertama dari Candida albicans yang berinteraksi dengan sel inang adalah
dinding sel. Mekanisme perlekatan sendiri sangat dipengaruhi oleh keadaan sel tempat dinding sel Candida albicans melekat misalnya sel epitelium. Perlekatan
dan kontak fisik antara Candida albicans dan sel inang selanjutnya mengaktivasi
Universitas Sumatera Utara
mitogen activated protein kinase Map-kinase yang dibutuhkan untuk
perkembangan hifa dan lapisan biofilm Candida albicans.
49,50
Tahap setelah perlekatan adalah invasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan khamir ke bentuk hifa filamen. Perubahan bentuk khamir ke hifa sangat
dipengaruhi oleh lingkungan mikro sel inang yang terdeteksi oleh Candida albicans selama proses invasi Brown dan Gow, 1999.
Hifa Candida albicans mempunyai kepekaan untuk menempel sehingga membantu dalam proses infiltrasi pada
permukaan epitel selama invasi jaringan. Kemampuan untuk merubah morfologi merupakan faktor penting dalam menentukan infeksi dan penyebaran Candida
albicans pada jaringan inang.
49,50
2.4 Denture Stomatitis