Kebutuhan Wisatawan dan Jasa Pariwisata yang Diperlukan

Upaya pengembangan tersebut juga didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermafaat bagi kesejahteraan komunitas loal. Menurut Pitana, I Gde 2009: 81 pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1 Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan. 2 Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. 3 Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasah budaya lokal. 4 Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal. 5 Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas carrying capacity lingkungan alam atau sosial walaupun disisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

4.2 Kebutuhan Wisatawan dan Jasa Pariwisata yang Diperlukan

Setiap orang mempunyai kebutuhan hidup baik yang bersifat fisik, psikis, maupun sosial. Setiap orang membutuhkan makanan, memerlukan ketenangan, memerlukan teman untuk bergaul dan sebagainya. Apabila wisatawan meninggalkan Universitas Sumatera Utara tempat kediamannya dan mengadakan perjalanan maka ia keluar dari lingkungan kebudayaannya sendiri dan ditengah-tengah masyarakat yang berkebudayaan lain. Timbulah suatu pergaulan lintas budaya cross-cultural communication, yang menimbulkan culture shock. Dalam keadaan seperti itu orang tidak memiliki kepastian akan reaksi orang lain. Orang menjadi canggung, ragu-ragu. Dalam keadaan seperti itu tidak mungkin timbul pariwisata. Apabila orang menghendaki adanya pariwisata di suatu daerah, maka daerah yang bersangkutan harus menciptakan sarana yang memberi keudahan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhannya. Wisatawan harus tahu apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan makanan atau akomodasi serta mendapatkan semuanya itu dengan mudah apabila ia berkunjung ke suatu obyek wisata. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan maka harus memahami dan menyesuaikan jasa yang akan diberikan kepada wisatawan sesuai dengan yang dibutuhkan. Keberhasilan jasa itu juga diukur dengan kepuasan orang yang menerima jasa. Dalam pemberian jasa itu ada aktivitas, baik dari orang yang menerima jasa maupun orang yang memberikan jasa. Orang yang memberikan jasa menyesuaikan aktivitasnya dengan orang yang menerima jasa. Ketepatan jasa yang diberikan bergantung pada: a Jenis jasa yang diberikan Jenis jasa yang bisa diberikan misalnya, untuk orang yang memerlukan penginapan, maka jasa yang dibutuhkan yaitu kamar tidur yang bersih, toilet, ada furniture kamar dan sebagainya. Tidak perlu memberikan jasa yang berlebihan seperti menolong mengganti pakaian tidur, atau sebagainya. b Orientasi keuangan wisatawan Universitas Sumatera Utara Mengenai orientasi keuangan wisatawan dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, ada wisatawan yang berpegangan pada anggaran tertentu budget oriented artinya dengan jumlah uang yang seadanya ingin menikmati sebanyak- banyaknya. Kedua, ada wisatawan yang berpegang pada mutu pelayanan. Wisatawan tersebut menuntut jasa sebaik-baiknya. c Kebiasaan atau kebudayaan orang yang menerima jasa Dalam memberi jasa yang baik selalu memberikan kesempatan kepada orang yang diberi jasa untuk meminta tambahan aktivitas dari pihak yang diberi jasa.

4.3 Dampak yang Terjadi dengan Adanya Pengembangan Danau Air Panas Linting Sebagai Obyek Wisata

Dokumen yang terkait

Perancangan Model Zonasi Kawasan Danau Linting, Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang

1 64 87

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

7 28 75

Analisis Supply dan Demand Potensi Ekowisata Di Kawasan Danau Linting, Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang

2 23 98

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 3

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 13

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 2 2

Perancangan Model Zonasi Kawasan Danau Linting, Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang

0 0 13

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

0 0 12