Defenisi Pengkajian Pasca Bedah

Resistensi perifer adalah resistensi terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus susunan otot vaskular dan diameter pembuluh darah. Otot polos didalam arteriol dikontrol oleh pusat vasomotor di medulla. Otot ini berada dalam keadaan kontraksi parsial yang disebabkan oleh aktivitas saraf simpatis secara kontinu. Peningkatan aktivitas vasomotor menyebabkan vasokontriksi arteriol sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer. Jika curah jantung tetap konstan, maka tekanan darah akan meningkat, begitu juga sebaliknya, penurunan aktivitas vasomotor menyebabkan vasodilatasi dan penurunan pada resistensi perifer. 2 Teori pasca bedah

2.1 Defenisi

Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sedangkan Pasca pembedahan adalah: suatu keadaan dimana pasien telah dilakukan setelah pembedahan, umumnya efek pembedahan masih terasa hingga beberapa jam setelah pembedahan Susetyowati, 2010 .

2.2 Pengkajian Pasca Bedah

Pengkajian Pasca Bedah segera dalam Brunner dan Suddarth, 2002: 1. Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan. 2. Usia dan kondisi umum pasien, kepatenan jalan napas dan tanda-tanda vital. Universitas Sumatera Utara 3. Anestetik dan medikasi lain digunakan misalnya: narkotik, relaksan otot, dan antibiotik. 4. Segala masalah yang terjadi dalam ruangan operasi yang mungkin mempengaruhi perawatan pasca bedah. 5. Patologi yang dihadapi jika: malignansi, apakah pasien atau keluarga sudah diberitahu’ 6. Cairan yang diberikan, kehilangan darah dan pergantian ciaran. 7. Segala selang, drain, kateter, atau alat bantu pendukung lainnya. 8. Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anestesi yang akan diberitahu. 2.3 Komplikasi Pasca Bedah Menurut Brunner dan Suddarth, 2002, kompkliasi dari pasca bedah adalah:

2.3.1 Syok

Syok adalah komplikasi pasca bedah yang paling serius. Dimaniestasikan dengan tidak memadainya oksigenasi selular serta tidak mampu untuk mengekskresikan produk sampah metabolisme. Syok yang sering terjadi pada pasien pasca pembedahan adalah syok hipovolemik dan syok neurogenik.

2.3.2 Hemoragi

Hemoragi dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Primer, Intermediari, dan Sekunder. Hemoragi Primer terjadi pada saat pembedahan. Hemoragi intermediari terjadi selama beberapa jam setelah pembedahan. Ketikan kenaikan tekanan darah Universitas Sumatera Utara ketingkat normalnya. Hemoragi sekunder terjadi waktu setelah pembedahan bila ligatur slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi atau mengalami erosi selang drainase.

2.3.3 Trombosis Vena Profunda TVP

TVP adalah trombosis pada vena yang letaknya dalam dan bukan superfisial. Komplikasi serius dari TVP adalah embolisme pulmonari dan sindrome pascaflebitis.

2.3.4 Embolisme Pulmonal

Suatu embolus adalah benda asingbekuan darah, udara, lemak yang terlepas dari tempat asalnya dan terbawa disepanjang aliran tubuh. Bahaya dari embolisme pulmonal dapat meyebabkan serangan yang mendadak dan tiba-tiba, neyri sperti ditusuk-tusuk.

2.3.5 Komplikasi Pernafasan

Komplikasi pernapasan yang mungki timbul adalah hipoksemia yang mungkin tidak terdeteksi, atelektatis, bronkhitis, bronkhopneumonia, pneumonia lobaris, kongesti pneumonia hipostatik, pleurisi, dan superinfeksi.

2.3.6 Retensi Urin

Retensi urin dapat terjadi setelah prosedur pembedahan, namun retensi yang paling sering terjadi pada bagian rektum, anus, dan vagina setelah oembedahan Universitas Sumatera Utara pada bagian abdomen bawah. Penyebab terjadinya retensi diduga adalah spasme springter kandung kemih.

2.3.7 Komplikasi Gastrointestinal

Pembedahan pada traktus gastrointestinal sering kali menganggu proses fisiologi normal pencernaan dan penyerapan. Komplikasi yang timbul dari gangguan ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk, tergantung letak dan luasnya pembedahan.

2.3.8 Psikosis Pasca Bedah.

Psikosis pasca bedah abnormalitas mental baik fisiologis maupun psikologis ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dikenal sebagai faktor fisik stres kerusakan sistem saraf pusat pasca bedah. Faktor emosional seperti ketakutan, nyeri dan disorientasi dapat menunjang depresi pasca pembedahan dan ansietas.

2.3.9 Delirium

Delirium pasca bedah terjadi kadang-kadang pada beberapa kelompok pasien kelompok pasien. Jenis delirium yang sering terjadi adalah delirium toksik, terumatik, dan putus alkohol. 2.4 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada Pra pembedahan, pembedahan, dan pasca pembedahan. Universitas Sumatera Utara Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari faktor-faktor pra pembedahan, pembedahan, dan pasca pembedahan.

2.4.1 Faktor Pra Pembedahan

1. Kondisi yang telah ada Diabetes mellitus, penyakit hepar, atau insufisiensi renal dapat diperburuk oleh stres akibat operasi. 2. Prosedur diagnostik Arteriogram atau pyelogram intravena yang memerlukan marker intravena dapat menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang tidak normal karena efek diuresis osmotik. 3. Pemberian obat Pemberian obat seperti steroid dan diuretik dapat mempengaruhi eksresi air dan elektrolit 4. Preparasi bedah Enema atau laksatif dapat menyebabkan peningkatan kehilangan air dan elekrolit dari traktus gastrointestinal. 5. Penanganan medis terhadap kondisi yang telah ada 6. Restriksi cairan preoperatif Selama periode 6 jam restriksi cairan, pasien dewasa yang sehat kehilangan cairan sekitar 300-500 mL. Kehilangan cairan dapat meningkat jika pasien menderita demam atau adanya kehilangan abnormal cairan. Universitas Sumatera Utara 7. Defisit cairan yang telah ada sebelumnya Harus dikoreksi sebelum operasi untuk meminimalkan efek dari anestesi.

2.4.2 Faktor Saat Pembedahan

1. Induksi anestesi Dapat menyebabkan terjadinya hipotensi pada pasien dengan hipovolemia preoperatif karena hilangnya mekanisme kompensasi seperti takikardia dan vasokonstriksi. 2. Kehilangan darah yang abnormal 3. Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space contohnya kehilangan cairan ekstraselular ke dinding dan lumen usus saat operasi 4. Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi biasanya pada luka operasi yang besar dan prosedur operasi yang berkepanjangan

2.4.3 Faktor Pasca Pembedahan

1. Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi 2. Peningkatan katabolisme jaringan 3. Penurunan volume sirkulasi yang efektif 4. Risiko atau adanya ileus postoperatif Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual