memberikan marker resusitasi yang akurat di samping curah jantung dan respon terhadap cairan yang diberikan Erniody, 2008.
Berdasarkan wawancara dengan seorang perawat pada tanggal 19 Oktober 2013 di Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM dan data yang dilihat, Jumlah
pasien pasca bedah yang ada pada januari- november 2013 adalah sebanyak 154 orang. Kebanyakan pasien pasca bedah berada di Ruang ICU pasca bedah hanya
beberapa hari, kemudian di pindahkan ke bangsal. Kebanyakan pasien pasca bedah hanya bertahan seminggu dan paling lama di Ruang ICU pasca bedah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan gambaran pemberian resusitasi cairan pada pasien pasca bedah, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi pemberian resusitasi cairan pada pasien pasca bedah di Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM.
1.2 Perumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah status hemodinamik pasien pasca bedah di Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM.
1.3 Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana status hemodinamik pasien pasca bedah Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM.
1.4 Tujuan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status hemodinamik pasien pasca
bedah Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Praktik keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi
kepada perawat ICU Pasca Bedah dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien pasca bedah.
1.5.2 Rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada
rumah sakit yang diteliti untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama di Ruang ICU Pasca Bedah RSUPHAM.
1.5.3 Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan untuk
peneliti selanjutnya yang dilakukan di rumah sakit lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Hemodinamik.
1.1 Defenisi Hemodinamik
Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan karakterisitik fisiologis vaskular perifer Mosby 1998, dalam
Jevon dan Ewens 2009. Pemantauan Hemodinamik dapat dikelompokkan menjadi noninvasif, invasif, dan turunan. Pengukuran hemodinamik penting
untuk menegakkan diagnosis yang tepat, menentukan terapi yang sesuai, dan pemantauan respons terhadap terapi yang diberikan gomersall dan Oh 1997,
dalam Jevon dan Ewens 2009, pengukuran hemodinamik ini terutama dapat membantu untuk mengenali syok sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan
tindakan yang tepat terhadap bantuan sirkulasi Hinds dan Watson 1999, dalam Jevon dan Ewens 2009.
1.2 Tujuan Pemantauan Hemodinamik
Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau pengobatan
yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik tetapi hanya
memberikan informasi kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian klinis pasien agar dapat memberikan penanganan yang
Universitas Sumatera Utara
optimal. Dasar dari pemantauan hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang
dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektro kimiawi sehingga manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa
gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multipel Erniody, 2008.
1.3 Metode Non Invasif pada Pemantauan Hemodinamik