Metode Non Invasif pada Pemantauan Hemodinamik Frekuensi Pernapasan Saturasi Oksigen

optimal. Dasar dari pemantauan hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektro kimiawi sehingga manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multipel Erniody, 2008.

1.3 Metode Non Invasif pada Pemantauan Hemodinamik

Menurut jevon dan ewens, 2009:

1.3.1 Penilaian Laju Pernapasan

Laju pernafasan merupakan indikator awal yang signiikan dari disfungsi selluler. Penilaian ini merupakan indikator fisiologis yang sensitif dan harus dipantau dan direkam secara teratur. Laju dan kedalaman pernafasan pada awalnya meningkat sebagai respons terhadap hipoksia selluler.

a. Frekuensi Pernapasan

- Normal dewasa Respiratory Rate RR adalah 12-20 kali menit. - RR harus dihitung selama 30 detik. - Jika RR pasien berada di luar parameter RR dewasa normal maka RR harus dihitung selama satu menit penuh untuk memastikan akurasi. - RR harus dihitung sambil meraba nadi radial pasien sehingga pasien tidak sadar bahwa Anda sedang mengamati mereka. Universitas Sumatera Utara - Panggilan Darurat Klinik harus dilakukan jika kebutuhan oksigen meningkat untuk mempertahankan laju pernapasan pasien.

b. Saturasi Oksigen

- Pulse oximetry mengukur saturasi oksigen dalam darah pasien. Perubahan saturasi oksigen adalah tanda akhir dari gangguan pernapasan. Awalnya tubuh akan mencoba dan mengkompensasi hipoksia dengan meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan. Pada saat saturasi oksigen menurun pasien biasanya sangat terganggu. - Saturasi oksigen normal adalah antara 95-100. - Saturasi oksigen 90 berkorelasi dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah dan membutuhkan tinjauan medis yang mendesak. Jika saturasi oksigen pasien Anda rendah Anda biasanya akan melihat tanda-tanda lain bahwa pasien sesak napas seperti peningkatan laju pernapasan dan usaha. - Panggilan Darurat Klinik harus dilakukan jika kebutuhan oksigen meningkat untuk mempertahankan saturasi oksigen.

1.3.2 Penilaian Denyut EKG

Denyut yang cepat, lemah dan bergelombang merupakan tanda khas dari syok. Denyut yang memantul penuh atau menusuk mungkin merupakan tanda dari anemia, blok jantung, atau tahap awal syok septik. Perbedaan antara denyut sentral dan denyut distal meungkin disebabkan oleh penurunan curah jantung dan juga suhu sekitarnya yang dingin. Pematauan EKG merupakan Universitas Sumatera Utara metode noninvasif yang sangat berharga dan memantau denyut jantung secara kontinu. Pemantauan ini dapat memberikan informasi kepada praktisi terhadap tanda-tanda awal penurunan curah jantung.

1.3.3 Penilaian Haluaran Urin

Urin yang keluar dari tubuh secara tidak langsung memberikan petunjuk mengenai curah jantung. Pada orang sehat, 25 curah jantung memberikan perfusi ke ginjal. Ketika perfusi ginjal adekuat, maka urin yang keluar harusnya lebih dari 0,5 mLkgjam. Menurunnya urin yang keluar dari tubuh mungkin merupakan tanda awal dari syok hipovolemik karena ketika curah jantung menurun, maka perfusi ginjal juga akan menurun. Jika urin yang keluar dari tubuh kurang dari 500 mLhari, maka ginjal tidak mampu mengekskresikan sisa-sisa metabolisme tubuh, dan jika terjadi dalam waktu yang lama bisa menyebabkan uremia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia. Pada pasien kritis, gagal ginjal akut biasanya disebabkan oleh perfusi ginjal yang tidak adekuat yaitu kegagalan prarenal. Apabila diuretik telah diberikan, misalnya furosemid, maka urin yang keluar dari tubuh tidak dapat membantu penilain curah jantung. Jika pasien penggunakan kateter, maka pastikan selang kateter tidak tersumbat atau terpelintir.

1.3.4 Pengukuran Tekanan Darah Arterial

Tekanan darah arterial arterial blood pressure, ABP adalah gaya yang ditimbulkan oleh volume darah yang bersirkulasi pada dinding arteri. Universitas Sumatera Utara Perubahan pada curah jantung atau resistensi perifer dapat mempengaruhi tekanan darah. Pasien dengan curah jatung yang rendah dapat mempertahankan tekanan darah normalnya melaui vasokontriksi, sedangkan pasien dengan vasodilatasi mungkin mengalami hipotensi walaupun curah jantungnya tinggi, misanya pada sepsis. Tekanan arterial rata-rata mean arterial presure, MAP merupakan hasil pembacaan tekanan rata-rata didalam sistem arterial juga berfungsi sebagai indikator yang bermanfaat karena dapat memperkirakan perfusi menuju organ-organ yang esensial seperti ginjal. Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya nikotin, ansietas, nyeri, posisi pasien, obat-obatan, dan latihan fisik. Keakuratan pengukuran tekanan darah juga hal yang sering terlupakan. Faktor yang akurat dalam pengukuran terkanan darah adalah lebar manset dan posisi lengan. Manset yang terlalu sempit akan menghasilkan pembacaan tekanan darah yang tinggi palsu, sedangkan jika manset yang terlalu lebar akan menghasilkan pembacaan tekanan darah yang rendah palsu. European standart merekomendasikan lebar manset sebaiknya 40, dan panjangnya 80-100 dari lingkar ekstremitas. Posisi lengan harus ditopang pada posisi horizontal setinggi jantung. Pengaturan posisi yang tidak benar selama mengukur tekanan darah dapat menyebabkan kesalahan sebesar 10. Penilaian darah arterial dapat dilihat melalui denyut nadi, dan tekanan darah jevon dan ewens, 2009.

a. Denyut Nadi