Tentang syarat hakim harus memiliki sifat atau jiwa kenegaraan

lainnya dengan melakukan berbagai kerjasama dengan beragam stakeholder yang kompeten. Komisi Yudisial saat ini tidak lagi dipandang atau ditempatkan hanya sebagai organ pelengkap atau penunjang. Pemohon nampaknya terlalu terkungkung pada pandangan romantisme. Dengan kata lain pandangan atau pendapat sempit yang digunakan oleh Pemohon untuk memotret realitas Komisi Yudisial saat ini tidak cukup, diperlukan pendekatan lain yang lebih komprehensif, untuk melihat Komisi Yudisial dari berbagai sudut, termasuk perkembangan mutakhir dan terkini.

V. Tentang syarat hakim harus memiliki sifat atau jiwa kenegaraan

5.1. Pemohon berpendapat bahwa Hakim Konstitusi harus memiliki sifat dan jiwa kenegaraan, yang dipandang oleh Pemohon sebagai syarat khusus dan ekslusif. Tentang hal tersebut harus diakui dan bukan sesuatu yang perlu dibantah, namun nampaknya Pemohon keliru memahami aspek sifat kenegaraan dengan hanya melekatkan seolah-olah sifat itu hanya milik Hakim Konstitusi saja. Dan perlu diingat bahwa dalam Pasal 15 Undang- Undang Mahkamah Konstitusi tidak dijelaskan apa sifat negarawan itu dan di dalam penjelasannya dikatakan “cukup jelas”. Tampaknya hal ini juga yang menjadikan pemahaman Pemohon keliru. 5.2. Di dalam Dictionary in English language dijelaskan bahwa kenegarawanan adalah “ is a man who is a respected leader in a given field”. Pompidou menyatakan “negarawan adalah politisi yang menempatkan dirinya dalam pelayanan kepada bangsa”. Pendapat lain menyatakan bahwa negarawan terkait dengan “bertindak dan berjiwa besar, visioner dan lainnya. Mentalitas negarawan dapat dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu: a Ia harus memiliki sudut pandang tertentu dalam kehidupannya, yakni berupa pemikiran yang menyeluruh; b Ia harus memiliki sudut pandang tertentu yang dapat menjamin tercapainya kebahagiaan hakiki dalam realitas kehidupan; c Ia harus memiliki suatu peradaban tertentu yang mampu mengangkat manusia dalam keadaan yang luhur bentuk kehidupan yang tertinggi, serta aspek pemikiran yang tertinggi dipadukan dengan nilai-nilai yang luhur dan ketentraman yang abadi. Banyak ahli yang menjelaskan bahwa negarawan itu mencakup pemimpin dan yang di pimpin, artinya semua hakim dan semua kita harus memiliki sifat atau dapat memiliki jiwa kenegarawanan. 5.3. Bahwa sifat kenegaraan sebagaimana dijelaskan Pemohon jelas bukan hanya terkait dengan “pengetahuan”, tetapi juga sikap, perilaku, kebijaksanaan wisdom, visi, atau kepribadian, komitmen dan juga pengalaman yaitu lebih peduli pada kepentingan negara dan bangsa. Dengan kata lain sifat ini dapat dilekatkan pada siapa saja, tidak harus atau tidak hanya untuk hakim Mahkamah Konstitusi semata, sehingga tidaklah berdasar untuk mengatakan bahwa Hakim Konstitusi lebih negarawan dari yang lainnya?

VI. Simpulan