PENGISI-PENGISI SELAIN KARBON BLACK KAOLIN SEBAGAI PENGISI PENGUAT

adalah pembentukan aggregat Kaolin yang besar agglomerate, penyebaran dispersi partikel Kaolin didalam phasa karet yang tidak merata, dan ini berakibat kepada effek penguatan reinforcing effect dari Kaolin menjadi rendah.

2.4 PENGISI-PENGISI SELAIN KARBON BLACK

Dalam sains dan teknologi karet, pengisi dapat dikelompokkan sebagai pengisi hitam dan pengisi putih. Pengisi hitam adalah carbon black, sedangkan pengisi putih adalah kalsium karbonat, Kaolin, silika, talc, wollastonite, mika, dan diatomit. Dari kesemuanya, pengisi putih yang paling luas digunakan secara jumlah dan kegunaan adalah kalsium karbonat, Kaolin dan silika. Kaolin merupakan persenyawaan aluminosilikat. Kristal-kristal Kaolin diikat melalui ikatan hidrogen dari lapisan oktahedral yang menghadap gugus oksigen dari lapisan yang berdekatan. Kaolin diklasifikasikan sebagai salah satu “keras” atau “lembut” sehubungan kepada ukuran-ukuran partikel mereka dan pengerasan pada karet. Kaolin yang keras akan mempunyai ukuran partikel rata- rata sekitar 250 – 500 nm, dan akan memberikan modulus yang tinggi, kekuatan tarik yang tinggi, kekakuan, dan tahan abrasi yang baik terhadap kompon-kompon karet. Kaolin yang lembut mempunyai ukuran partikel rata-rata sekitar 1000-2000 nm dan digunakan dimana pengisi yang tinggi untuk ekonomi dan kecepatan ekstrusi lebih cepat lebih penting dibanding kekuatan.

2.5 KAOLIN SEBAGAI PENGISI PENGUAT

Kaolin merupakan pengisi putih yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa kelebihan, terutama karena harganya yang murah. Kaolin, yang mempunyai rumus molekul Al 2 O 3 .SiO 2 .2H 2 O, merupakan bahan mineral yang disediakan dengan empat cara berbeda Dubois, 1987; Barlow, 1988, yaitu pengapungan udara air-floated, pembasuhan air water-washed, kalsinasi calcined, dan modifikasi kimia. Kaolin jenis pengapungan udara yang paling banyak digunakan bagi pengomponan karet. Kaolin yang disediakan secara pengapungan udara dapat dibagi menjadi dua, yaitu Kaolin keras dan Kaolin lembut. Kaolin keras dalam pengomponan karet menghasilkan kekakuan yang lebih tinggi, sedangkan Kaolin lembut lebih Universitas Sumatera Utara sering digunakan untuk operasi ekstrusi. Kaolin hasil kalsinasi jarang digunakan dalam industri karet, kecuali dalam pembuatan kabel, sedangkan Kaolin hasil modifikasi kimia menghasilkan viskositas Mooney, dan set mampatan yang rendah [6]. Sama seperti pengisi-pengisi putih lainnya, mineral Kaolin bersifat polar, sehingga kurang serasi dengan karet yang berifat non polar. Effek kepolaran ini akan membuat interaksi antara pengisi Kaolin menjadi kurang kuat, dan pendispersian yang kurang merata bagi Kaolin di dalam molekul karet.

2.6 ALKANOLAMIDA SEBAGAI BAHAN PENYERASI