Belajar Karakter di Kantin Kejujuran | 37
menahan setiap serangan yang menghalangi. Sinergi 3 kemampuan ini akan menciptakan
adversity quotient kemampuan pertahanan yang membuatnya terus mendaki puncak prestasi setinggi-tingginya tanpa
ada batas. Kemampuan-kemampuan tersebut menjadikan guru sebagai seorang dinamisator yang efektif dan produktif dalam melahirkan karya,
baik pemikiran maupun sosial, yang bisa diteruskan dan dikembangkan oleh kader-kader berikutnya.
e. Evaluator Peran guru sebagai evaluator, artinya, guru harus selalu mengevaluasi
metode pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu, ia juga harus mampu mengevaluasi sikap perilaku
yang ditampilkan, sepak terjang, dan perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan.
Evaluasi adalah wahana meninjau kembali efektivitas, eisiensi, dan produktivitas sebuah program. Evaluasi dilakukan secara internal
melibatkan pihak-pihak yang terkait didalamnya. Sedangkan evaluasi pihak eksternal menyerahkan pihak – pihak luar yang berkepentingan.
Evaluasi dua dimensi ini akan menemukan objektivitas penilaian, sehingga ada masukan yang berharga bagi perbaikan dan pengembangan ke
depan.
Aspek evaluasi sering kali diabaikan sehingga inovasi dan kreasi dari program yang dijalankan sangat sedikit. Padahal, inovasi dan kreasi
biasanya lahir dari evaluasi yang dilakukan secara intensif, ekstensif dan partisipatoris. Ini pekerjaan rumah bagi para guru untuk melakukan
evaluasi secara elegan, jantan, dan terbuka sehingga dijumpai pemikiran, strategi. Dan pelaksanaan program yang terbaik ke depan.
Demikian tadi peran guru dalam mendidik pendidikan karakter siswa yang jika kelima peran itu dilaksanakan oleh guru dalam profesinya
makan akan dimungkinkan perbaikan moral generasi bangsa di sekolah tersebut.
B. Landasan Pendidikan Karakter
Secara etimologi landasan diartikan dasar atau pondasi. Sedangkan landasan pendidikan karakter dimaksudkan sebagai tolak ukur yang
mendasari pelaksanaan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari- harinya. Dalam bukunya Novan Ardy Wiyani 2012; 21-26 landasan
pendidikan karakter ada tujuh, yaitu;
38 | Belajar Karakter di Kantin Kejujuran
a. Landasan Filsafat Manusia Secara ilosois manusia diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan
“belum selesai”. Manusia yang ketika dilahirkan berwujud anak manusia yang belum tentu dalam proses perkembangannya menjadi manusia
yang sesungguhnya. Upaya untuk membantu manusia supaya menjadi manusia yang sesungguhnya itulah yang disebut pendidikan. Jika
menjadi salah didik, manusia yang mulanya berkarakter baik, sifat-sifat kemanusiaannya akan terkikis. Untuk itu pendidikan karakter sangat
dibutuhkan bagi manusia sepanjang hidupnya.
b. Landasan Filsafat Pancasila Manusia Indonesia yang ideal adalah yang menghargai nilai-nlai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Nilai-nilai pancasila itulah yang seharusnya menjadi core value dalam
pendidikan karakter di Negeri ini.
c. Landasan Filsafat Pendidikan Umum Pendidikan pada dasarnya untuk mengembangkan kepribadian
yang utuh dan warga negara yang baik. Seseorang yang berkepribadian yang utuh, digambarkan dengan yang terinternalisasikannya nilai-nilai
dari berbagai dunia makna nilai, yakni; simbolik, estetik, empirik, etik, dan sinoptik.
d. Landasan Religius Pendidikan perlu mengembangkan karakter manusia yang patuh
terhadap ajaran-ajaran Tuhan dan peraturan hidup berbangsa dan bernegara good citizen, serta mempunyai sifat manusiawi empatik, simpatik,
perhatian, peduli, membantu, menghargai, dan sebagainya.
e. Landasan Sosiologis Secara sosiologis, manusia hidup ditengah-tengah masyarakat
dan bangsa-bangsa yang sangat heterogen dan terus berkembang. Mereka berada di tengah-tengah masyarakat yang berasal dari suku,
etnis, agama, golongan, status sosial dan ekonomi, yang berbeda- beda, di samping itu bangsa Indonesia juga hidup berdampingan dan
melakukan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, upaya mengembangkan karakter yang sangat menghargai dan toleran pada
bermacam-macam tatanan kehidupan dan aneka ragam perbedaan itu menjadi sangat mendasar.
Belajar Karakter di Kantin Kejujuran | 39
f. Landasan Psikologis
Dari segi psikologis, karakter dapat dideskripsikan dari dimensi- dimensi intrapersonal, interpersonal dan interaktif. Dan dari segi psikologi
perkembnagan. Terdapat tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia. Perkembangan manusia tercermin dari karakteristik masing-masing dari
setiap perkembangan. Karakter anak-anak berbeda dengan remaja, pemuda dan orang tua. Diantara mereka perlu saling memahami dan
menghargai. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan karakter yang terkait dengan kesopanan, kesantunan, penghargaan dan kepedulian.
g. Landasan Teoritik Ada beberapa teori pendidikan dan pembelajaran yang dapat dirujuk
untuk pengembangan karakter. Pertama, teori-teori yang berorientasi pada behavioristik yang juga dikenal sebagai teori pemprosesan informasi
dengan prinsip input proses output.
C. Pilar-Pilar Pendidikan Karakter