Umum Pendekatan Model Trilinier

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Umum

Seluruh spesimen yang diuji di laboratorium akan menghasilkan kurva hyteresi, yang selanjutnya akan dilakukan pemisahan. Pemisahan kurva ini akan di bagi menjadi skeleton part dan bauschinger part. Cara dan langkah pemisahan kurva tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pemisahan ini akan menghasilkan dua area terpisah yang mempunyai nilai perpindahan, dimana luas area tersebut merupakan energi yang dimiliki masing-masing bagian tersebut yaitu skeleton part dan bauschinger part. Setelah dilakukan pemisahan kurva maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan luasan tersebut. Dalam hal ini luasan dari skeleton part dan bauschinger part didapatkan dengan menggunakan determinan matriks selanjutnya data matriks tersebut dimasukkan ke dalam Microsoft Office Excel 2007 untuk mempermudah perhitungan. Untuk selanjutnya akan dilakukan pendekatan model trilinear terhadap skeleton curve untuk mendapatkan masing-masing kekakuan damper, setelah itu akan dilakukan pendekatan viscous damping untuk mendapatkan damping ratio. Universitas Sumatera Utara 4.2 Pemisahan Kurva 4.2.1. Hollow Steel Damper HSD 1 Gambar 4.1 Kurva hysteresis HSD 1 Gambar 4.2 Skeleton Part HSD 1 -250 -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 250 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 Perpindahan mm G aya k N Kurva HSD 1 -250 -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 250 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 Perpindahan mm G aya k N HSD 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Bauschinger Part HSD 1

4.2.2. Hollow Steel Damper HSD 2

Gambar 4.4 Kurva hysteresis HSD 2 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Skeleton Part HSD 2 Gambar 4.6 Bauschinger Part HSD 2 Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Hollow Steel Damper HSD 3

Gambar 4.7 Kurva hysteresis HSD 3 Gambar 4.8 Skeleton Part HSD 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Bauschinger Part HSD 3

4.2.4. Hollow Steel Damper HSD 4

Gambar 4.10 Kurva hysteresis HSD 4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Skeleton Part HSD 4 Gambar 4.12 Bauschinger Part HSD 4 Universitas Sumatera Utara Hasil dari perhitungan luas skleleton part dan bauschinger part terhadap keempat spesimen tersebut dapat kita lihat dalam table berikut. Nama Spesimen S � � + S � � − B � � + B � � − �� � B � � HSD 1 10,893.01 11,325.23 62,586.42 68,946.62 22,218.24 131,533.04 HSD 2 12,224.93 11,747.09 98,692.59 112,565.23 23,972.02 211,257.82 HSD 3 6,389.43 9,749.97 31,743.42 36,950.13 16,139.40 68,693.55 HSD 4 12,960.84 12,491.02 96,267.62 117,999.81 25,451.86 214,267.43 Tabel 4.1 Hasil perhitungan luas skeleton part dan bauschinger part satuan: kN, mm

4.3. Pendekatan Model Trilinier

Untuk menghindari kesulitan perencanaan dengan metode model nonlinier . yang lebih kompleks dan memerlukan waktu yang lebih lama ,maka digunakan pendekatan dengan memakai model pendekatan linier . Pendekatan linier dapat berupa pendekatan model bilinier dan model trilinier. Dalam hal ini penulis mengusulkan model pendekatan linier yang digunakan adalah pendekatan model trilinier. Dari pendekatan trilinier ini kita akan mendapatkan kekakuan damper yaitu kekakuan elastis K e , K p1 dan K p2. Dimana perbandingan antara K p1 terhadap K e adalah α 1, serta pernadingan antara K p2 terhadap Ke adalah α 2. Universitas Sumatera Utara Berikut ini akan dilakukan pendekatan model trilinier terhadap masing- masing spesimen yang di uji di laboratorium HSD 1, HSD 2, HSD 3, HSD 4. Gambar 4.13 Pendekatan model trilinier HSD 1 Gambar 4.14 Pendekatan model trilinier HSD 2 0, 0 2.5, 114.408 10.52, 157.869 57.81, 223.476 -250 -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 250 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 Perpindahan mm G aya k N HSD 1 Trilinier… 0.6, 0 3.2, 165.98 9.12, 242.87 50.24, 314.889 -400 -300 -200 -100 100 200 300 400 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 G aya k N Perpindahan mm HSD 2 Trilinear Model Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15 Pendekatan model trilinier HSD 3 Gambar 4.16 Pendekatan model trilinier HSD 4 0, 0 3.4, 139.048 9.13, 166.87 39.16, 210.059 -250 -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 250 -60 -40 -20 20 40 60 Perpindahan mm G aya k N HSD 3 Trilinear Model 0, 0 2.6, 135.048 17, 187.87 67.241, 251.059 -300 -250 -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 250 300 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 80 G aya k N Perpindahan mm HSD 4 Trilinear Model Universitas Sumatera Utara Hasil dari pendekatan model trilinier yang dilakukan terhadap keempat spesimen tersebut dapat kita lihat dalam tabel berikut. Nama Spesimen δ y P y K e P y δ y K p1 K p2 α 1 K p1 K e α 2 K p2 K e HSD 1 2.5 114.408 45.763 5.419 1.387 0.118 0.030 HSD 2 3.2 165.98 51.86 12.98 1.75 0.250 0.033 HSD 3 3.4 139.048 40.896 4.855 1.438 0.118 0.035 HSD 4 2.6 135.048 51.941 3.668 1.257 0.070 0.024 Tabel 4.2 Hasil pendekatan model trilinier. satuan: kN, mm

4.4. Kekakuan Efektif