16
2.2.3 Berdasarkan Ele men Pelengkap Pe mbentuk Ruang a. Pintu
Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik penunjang aktivitas, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain dalam
bangunan Ching, 1996:220 Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan
atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan s udut- sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas di sisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu kaki
dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan keluar masuk caha ya,
suara, udara, panas, dan dingin. Ching, 1996:112
b. Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat dikembangkan sampai ke taraf di mana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang
transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior dengan ruang luar atau dengan ruang interior di sebelahnya. Ching, 1996:224
Jendela adalah salah satu bukaan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dengan ruang luarnya, baik secara visual maupun te mpat-tempat keluar masuknya
udara dan cahaya. Ada beberapa bukaan jendela yaitu : -
Jendela kaca mati -
Jendela bukaan samping dan menggunakan engsel. -
Jendela dengan kisi-kisi kayu atau kaca.
c. Tangga
Penentuan dari bentuk tangga saling berhubungan dengan fungsi yang telah ada dengan tujuan dari bentuk yang mempunyai arti perlindungan. Tidak saja karena lilitan
tangga saja yang penting. Tangga dibuat memungkinkan untuk bergerak leluasa dalam keadaan sekalipun Neufert, 1980:59
Menurut Ching 1980:116 desain tangga adaalah keamanan dan kenyamanan untuk naik turun. Adanya bordes memberi kesempatan untuk beristirahat sejenak.
17
2.2.4 Fasilitas Ruang
Fasilitas atau perabot dapat digunakan sebagai media untuk pemersatu antara arsitektur dan interior. Fasilitas merupakan perlengkapan untuk bangunan tempat, bisnis
maupun umum, yaitu perabot yang dapat dipindahkan ditempatkan di dalam ruang misalnya berbagai bentuk kursi, meja, dan lain- lain. Ching, 1980: 146
Fasilitas meliputi segala macam benda pendukung kegiatan dalam kegiatan restoran yang mampu memberikan kemudahan dalam beraktivitas. Fasilitas yang dimaksudkan
perabot yang mempunyai arti sebagai alat yang digunakan dalam aktivitas manusia dengan perwujudannya yang mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan manusia.
Fasilitas tersebut harus praktis, nyaman dipakai, serta sedap dipandang. Untuk tiap bagian dari ruang makan sengaja dibuat berbeda, sesekali perlu juga diubah susunannya
untuk mengubah suasana agar tidak membosankan, selalu menarik dan menawan. Dengan pengaturan fasilitas yang sedemikian rupa, penggunaan bahan yang aman
serta hal penting adalah dimensi atau standard-standard perancangan agar mampu memberikan kenyamanan bagi civitas. Tujuan utama dari restoran adalah dapat menikmati
suasana makan yang nyaman, maka fasilitas harus cukup dapat mendukung untuk dapat memberikan kenyamanan.
a. Kursi
Kursi-kursi dalam ruang makan disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga selalu nampak rapi dalam jajarannya model dan warnanya manis serta menarik setiap saat. Karena
kursi-kursi itu bervariasi, bentuk dan ukuran, tinggi dan lebarnya, agar ruang makan itu bisa menampung sesuai dengan kebutuhan, ruangan itu perlu diatur dengan standard tertentu.
Dibawah ini ada satu cara atau standard ukuran yang baik: -
Tempat duduknya setinggi 45 cm, atau 18 inchi dari lantai. -
Tinggi bagian sandarannya dari lantai adalah 1 m atau 3 feet. -
Dalamnya tempat sandaran dari ujung depan kursi adalah 46 cm atau 18 inchi. Berikut beberapa tampilan gambar yang sesuai dengan antropometri manusia:
18
b. Meja Makan
Ada beberapa macam bentuk meja makan. Bahan meja makan yang harus dipilih tergantung pada pemakaian penyesuaian bentuk ruang serta di bagian mana meja itu akan
diletakan. Bentuk-bentuk yang paling umum adalah: -
Bentuk bulat dengan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan. -
Bentuk elips atau lonjong telor. -
Bentuk bujur sangkar. -
Bentuk persegi panjang. Pada restoran juga dapat dipergunakan bentuk campuran dengan beberapa jenis yang
telah dijelaskan di atas. Ada berbagai pilihan untuk memberikan variasi asalkan bentuk ruang makan tersebut mampu menunjang. Penyusunan meja juga terkada ng disesuaikan dengan
bentuk ruang, pelayanan, ataupun gaya yang ingin ditampilkan. Selain bentuk yang bervariasi, dimensinya pun bermacam- macam sesuai dengan
civitas, ada meja untuk 2 orang, 3 orang, 4 orang, 6 orang, ataupun 8 orang. Berikut beberapa contoh ukuran meja makan restoran:
1. Meja makan berbentuk persegi untuk 2 orang. -
Ukuran : Minimal 76 x 76 cm. 2. Meja makan berbentuk lingkaran untuk 4 orang.
- Ukuran : Berdiameter minimal 91,4 cm.
Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia: A
B C
D E
F G
H I
J 193-223,5 cm
167-198,1 cm 101 cm
76,2 cm 40,6-43,2 cm
73,7-76,2 cm 45,7-61 cm
78,7 cm 76,2 cm
73,7 cm
Gambar 2.10 Dimensi kursi meja makan
Sumber : Human dimension and interior spa ce, 2003:2 26
19
c.
Coffee Table
Dalam sebuah restoran tidak hanya menikmati makanan namun juga terjadi aktivitas minum seiring dengan kebutuhan manusia seperti halnya dengan meja dalam menikmati
coffee
ini biasanya cenderung berbentuk lingkaran dimensinya tidak terlalu besar hampir sama dengan meja cocktail. Kegiatan ini cenderung dilakukan oleh dua orang yang tidak
membutuhkan peralatan penunjang yang terlalu banyak. Berikut beberapa contoh dimensi dengan pemakaian minimal.
- Ukuran : Diameter 45-61 cm.
A B
C D
E 167-198 cm
45,7-61 cm 76,2 cm
35,6 cm 51 cm
A B
C D
E F
G H
I J
K 76,2 cm
15,2 cm 61,2 cm
45,7-61 cm 30,5 cm
121,9-137,2 cm 91,4 cm
76,2-91,4 cm 289,6-320 cm
213-243,8 cm 121,9 cm
Gambar 2.11 Dimensi standar meja makan
Sumber : Human dimension and interior spa ce, 2003:226
Gambar 2.12 Dimensi standar meja makan
Sumber : Human dimension and interior spa ce, 2003:143
20
Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia:
d.
Sideboard Meja Samping
Sideboard
atau meja samping ini merupakan seperti almari yang di tempatkan pada area makan yang berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat makan serta sebagai tempat
persediaan bahan penunjang makanan seperti
sauce,
bumbu dan sebagainya yang diperlukan untuk pelayanan
..
Besaran
sideboard
atau meja samping hendaknya disesuaikan dengan keluasan ruang,
sideboard
hendaknya dilengkapi dengan rak serta laci untuk kebutuhan pe nyimpanan alat-alat makan, sehingga dalam keadaan sibuk pelayan tidak bingung mencari alat-alat yang
diperlukan. Hal ini akan membantu kelancaran pelayanan restoran.
2.2.5 Utilitas Ruang a.Pencahayaan
Unsur pencahayaan dalam desain interior merupakan aspek yang sangat penting yang dapat memberikan pengaruh luas terhadap optimalisasi kerja dan dapat menimbulkan efek-
efek tertentu. Pencahayaan terbagi atas dua bagian yaitu: 1.
Pencahayaan alami, yaitu cahaya alam yang umum dimanfaatkan dalam desain interior adalah sinar matahari. Pencahayaan alami didapat dari bukaan pintu dan
jendela. Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke bagian dalam ruangan. Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya dengan baik ke arah
samping terutama dekat jendela itu sendiri. 2.
Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Cahaya buatan mempunyai dua fungsi yakni
D L
45,7 cm 61 cm
Gambar 2.13 Dimensi standar coffe table
Sumber : Human dimension and interior spa ce, 2003:219
21
sebagai sumber penerangan dan sebagai aksen yang dapat memberikan keindahan pada ruang.
Terdapat beberapa macam metode pencahayaan yang mampu memberikan efek-efek tertentu, yaitu sebagai berikut :
1.
General Lighting
pencahayaan umum Pencahayaan yang dapat dicapai oleh lampu- lampu
portable
, lampu langit- langit, atau lampu yang memanjang di dinding.
2.
Special Lighting
pencahayaan khusus Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan pengamatan atau efek-efek khusus dari
cahaya langsung pada area yang diinginkan. 3.
Decorative Lighting
pencahayaan dekoratif
Pencahayaan yang dipakai untuk suasana dan perhatian khusus apabila aktivitas dalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan cahaya. Dalam perancangan ruang,
lighting
didesain sedemikian rupa sehingga dapat memeberikan efek-efek nyaman, dan menarik. Berbagai perasaan dalam keadaan ya ng berbeda yang ditimbulkan oleh factor.
Pencahayaan dengan menyesuaikan warna, dan suasana ruang dalam. Lampu dengan warna yang lembut dan sinar yang lembut memberi perasaan santai
dan nyaman bagi yang menikmati Suptandar, 1982:9
b. Penghawaan
Penghawaan adalah suatu usha pengkondisian udara dalam ruang melalui penghawaan alami yaitu dapat memanfaatkan ventilasi, maupun penghawaan buatan yaitu
dapat dicapai dari kipas maupun AC dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang
dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan bau keringat, dan gas karbon dioksida. Jumlah kapasitas udara segar tersebut tergantung dari
aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar Suptandar, 1982:150
c. Akustik