57 e. Melakukan sosialisasi, pembinaan
dan monev
kegiatan pengendalian OPT perkebunan;
f. Menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan
pengendalian OPT
ke Dinas
Provinsi dan Direktorat Jenderal Perkebunan
cq. Direktorat
Perlindungan Perkebunan. 3.4 Kelompok TaniPetani :
a. Mengikuti sosialisasi pengendali- an OPTdemfarm demplot
pengendalian OPT. b. Melakukan
seluruh tahapan
kegiatan pengendalian
OPT demfarmdemplot pengendalian
OPT.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
1. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
Tanaman Rempah
dan Penyegar,
Tanaman Semusim,
dan Tanaman
Tahunan 1.1 Pengendalian OPT Kopi
Kegiatan pengendalian OPT kopi seluas 900 ha, di 3 provinsi, 5
kabupaten. Data
rincian lokasi
disajikan pada Lampiran 1.
58 1.2 Pengendalian OPT Cengkeh
Kegiatan pengendalian OPT tanaman cengkeh seluas 525 ha di 4 provinsi 5
kabupaten. Data
rincian lokasi
disajikan pada Lampiran 2.
1.3 Pengendalian OPT Lada Kegiatan pengendalian OPT pada
lada seluas 300 ha di 2 provinsi 3 kabupaten.
Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 3.
1.4 Pengendalian OPT Kakao Kegiatan pengendalian OPT pada
kakao seluas 2.125 ha di 9 provinsi 13 kabupaten. Data rincian lokasi
disajikan pada
Lampiran 4.
1.5 Pengendalian OPT Tebu Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman tebu seluas 5.005 ha di 9 Provinsi 40 Kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 5.
59 1.6 Pengendalian OPT Tembakau
Kegiatan pengendalian OPT pada tanaman tembakau seluas 100 ha di
4 Provinsi 4 kabupaten. Data rincian lokasi disajikan pada
Lampiran 6.
1.7 Pengendalian OPT Kapas Kegiatan pengendalian OPT tanaman
kapas seluas 150 ha di 4 provinsi 6 kabupaten.
Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 7.
1.8 Pengendalian OPT Kelapa Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman kelapa seluas 5.350 ha di 13 Provinsi 27 Kabupaten. Data
rincian
lokasi disajikan
pada
Lampiran 8.
1.9 Pengendalian OPT Karet Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman karet seluas 660 ha di 6 provinsi 7 kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 9.
60 1.10 Pengendalian OPT Jambu Mete
Kegiatan pengendalian OPT pada tanaman jambu mete seluas 205 ha
di 2 Provinsi 2 kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan
pada
Lampiran 10.
1.11 Pengendalian OPT Kelapa Sawit Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman kelapa sawit seluas 200 ha di 1 Provinsi 1 Kabupaten. Data
rincian
lokasi disajikan
pada
Lampiran 11.
2. Demfarm Pengendalian OPT Perkebunan 2.1 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman
Kopi PBKo Kegiatan demfarm pengendalian OPT
kopi seluas 30 ha di Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Tengah, Bengkulu
Kabupaten Kepahiang, dan NTB Kabupaten Lombok Timur. Data
rincian
lokasi disajikan
pada Lampiran 12.
61 2.2 Demfarm
Pengendalian OPT
Tanaman Kakao PBK Kegiatan demfarm pengendalian OPT
kakao seluas 30 ha di Provinsi Sulawesi
Selatan Kabupaten
Soppeng dan Sulawesi Tenggara Kabupaten Bombana. Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 13.
2.3 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman Cengkeh BPKC
Kegiatan demfarm pengendalian OPT cengkeh seluas 10 ha di Provinsi
Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar. Data rincian lokasi
disajikan pada Lampiran 14.
2.4 Demfarm Pengendalian
OPT Tanaman Lada Jamur Pirang
Kegiatan demfarm pengendalian OPT lada seluas 10 ha di Provinsi
Kalimantan Barat
Kabupaten Sambas.
Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 15.
62 2.5 Demfarm
Pengendalian OPT
Tanaman Karet JAP Kegiatan demfarm pengendalian OPT
karet seluas 70 ha di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Asahan,
Riau Kabupaten Pelalawan dan Kuantan Singingi, Sumatera Selatan
OKU, Kalimantan Barat Sambas, Kalimantan
Selatan Kabupaten
Tabalong, dan
Jawa Barat
Kabupaten Garut. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 16.
2.6 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman Jambu Mete JAP
Kegiatan demfarm pengendalian OPT jambu mete seluas 10 ha di Provinsi
Bali Kabupaten Karangasem. Data rincian
lokasi disajikan
pada Lampiran 17.
2.7 Demfarm Pengendalian
OPT Tanaman Kelapa Aceria sp.
Kegiatan demfarm pengendalian OPT kelapa seluas 20 ha di Provinsi
Sulawesi Utara Kabupaten Bitung dan Minahasa Utara. Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 18.
63 2.8 Demfarm
Pengendalian OPT
Tanaman Tebu Uret Kegiatan demfarm pengendalian OPT
tebu seluas 10 ha di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Purworejo dan
DIY Kabupaten Sleman. Data rincian
lokasi disajikan
pada Lampiran 19.
3. Demplot Pengendalian OPT Perkebunan 3.1 Demplot Pengendalian OPT Lada.
Kegiatan demplot pengendalian OPT lada seluas 1 ha di Provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung Kabupaten Bangka. Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 20.
3.2 Demplot Pengendalian OPT Kopi. Kegiatan demplot pengendalian OPT
Kopi seluas 1 ha di Provinsi Bengkulu Kabupaten Kepahiang. Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 21.
64 3.3 Demplot Pengendalian Penggerek
BatangPucuk Tebu. Kegiatan
demplot pengendalian
Penggerek BatangPucuk
Tebu seluas 1 ha di Provinsi Papua. Data
rincian lokasi
disajikan pada
Lampiran 22. 3.4 Demplot Pengendalian Tikus dengan
Burung Hantu pada Tanaman Tebu Kegiatan
Demplot Pengendalian
Tikus dengan Burung Hantu pada Tanaman Tebu seluas 10 ha di
Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Pati 5 ha dan Kabupaten Brebes 5
Ha. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 23.
3.5 Demplot Pengendalian OPT Nilam Kegiatan Demplot Pengendalian OPT
Nilam seluas 12 Ha di 6 Provinsi Sumbar Kabupaten Pasaman Barat 2
Ha, Aceh Kabupaten Aceh Selatan 2 Ha, Jambi Kabupaten Sarolangun
2 Ha, Jabar Kabupaten Kuningan 2 Ha, Jateng Kabupaten Purbalingga
2 Ha dan Sultra Kabupaten Kolaka Utara 2 Ha. Data rincian lokasi
disajikan pada Lampiran 24.
65 3.6 Demplot Pengendalian OPT Karet
Kegiatan Demplot Pengendalian OPT Lada seluas 1 Ha di Provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung Kabupaten Bangka. Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 25.
4. Jenis dan Volume Kegiatan 4.1 Komponen
biaya kegiatan
pengendalian OPT
tanaman perkebunan meliputi :
Upahhonor pengendalian,
sosialisasi, pengadaan
bahan, pengadaan
alat, pembinaan,
monitoring dan
evaluasi serta
konsultasi. 4.2 Komponen biaya kegiatan Demfarm
pengendalian OPT
tanaman perkebunan meliputi :
Upahhonor pengendalian,
sosialisasi, pengadaan
bahan, pengadaan
alat, pembinaan,
monitoring dan
evaluasi serta
konsultasi.
66 4.3 Komponen biaya kegiatan Demplot
pengendalian OPT
tanaman perkebunan meliputi :
Upahhonor pengendalian,
sosialisasi, pengadaan
bahan, pengadaan
alat, pembinaan,
monitoring dan
evaluasi serta
konsultasi. Rincian
Jenis dan
Volume Komponen Pengendaliandemfarm
dan
demplot OPT
tanaman perkebunan
disajikan pada
Lampiran 26-48.
D. Simpul Kritis Simpul Kritis Pengendalian OPT, Demfarm
dan Demplot Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan sebagai berikut :
a. Penetapan SK
pelaksana kegiatan
terlambat, sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu sesuai
target. SK
pelaksana kegiatan
ditetapkan paling lambat seminggu setelah diterimanya Pedoman Teknis.
b. Terlambatnya pengusulan
revisi, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak
tepat waktu sesuai target. Penelaahan dan usulan revisi agar dilakukan sejak
awal setelah diterimanya Pedoman
67 Teknis, paling lambat bulan Februari
2014. c. Terlambatnya penyusunan juklak dan
juknis, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Dinas agar segera menyusun juknisjuklak paling lambat dua minggu
setelah diterimanya Pedoman Teknis.
d. Penetapan CPCL tidak akurat sehingga terjadi
revisi CPCL
atau tetap
dilaksanakan pada CPCL yang tidak tepat yang mengakibatkan pelaksanaan
pengendalian terlambat tidak tepat sasaran. Verifikasi penetapan CPCL
dilakukan secara bersama antara dinas provinsi
dengan dinas
kabupaten sebelum pengusulan kegiatan.
e. Terlambatnya pengadaan bahan dan alat pengendalian
akibat proses
lelangpengadaan sehingga
aplikasi tidak tepat waktu. Lelangpengadaan
bahan pengendalian dilakukan awal tahun
dan penyediaan
bahan pengendalian
disesuaikan dengan
spesifikasi teknis pelaksanaan aplikasi di lapangan.
68
IV. PENGADAAN BARANG