Demplot Pengendalian OPT Metode

43

2.3. Demplot Pengendalian OPT

a. Demplot Pengendalian Penyakit Kuning dan BPB pada Tanaman Lada melalui Sambung Akar - Kultur Teknis Penggunakan pupuk anorganik dengan ditambahkan zat suplemen. - Biologis Menggunakan Agen Pengendali Hayati Trichoderma sp. untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang. - Mekanis Memangkas pertumbuhan bagian batang bawah tanaman sirih yang tidak dikehendaki. - Melakukan pemeliharaan bahan tanaman yang telah dilakukan penyambungan, seperti penyiraman secara berkala, penaungan dan pemupukan sesuai standard teknis. - Menyulam tanaman yang gagal disambung tidak tumbuh. 44 - Mengamati dan mencatat pertumbuhan tanaman dan ekosistem setempat. b. Demplot Pengendalian Hama PBKo pada Tanaman Kopi di Kabupaten Kepahyang. - Pemupukan; - Pemasangan attraktan; - Pembuatan rorak ; - Perbaikan saluran drainase, teras sering; - Pengendalian OPT c. Demplot Pengendalian penyakit JAP dan KAS pada Tanaman Karet - Persiapan lahan; - Penyediaan bibit; Bibit diambil dari sumber benih yang dihasilkan oleh petani yang telah mengembangkan teknologi penyambungan batang bawah yang tahan terhadap penyakit JAP dan batang atas yang tahan terhadap KAS serta produksi lateksnya tinggi. - Penanaman dengan jarak tanam sesuai anjuran. 45 - Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik, anorganik dan zat suplemen. - Pemeliharaan tanaman sesuai anjuran budidaya karet. - Penggunaan APH Trichoderma sp. d. Demplot Pengendalian Hama Penggerek batangpucuk pada tebu. - Pemasangan sex feromon berbahan aktif octadekenil asetat 100 untuk penggerek batang dan Hexsadsenal 100 untuk penggerek pucuk. Pemasangan feromon sebanyak 10-20 set hath. Setiap 1 set perangkap terdiri dari 1 unit perangkap dan 4 sachet feromon. Pemilihan jenis feromon tergantung jenis penggerek yang ada di lapangan penggerek batangpucuk Pemasangan feromon sebaiknya pada sore hari dan feromon diganti setiap 3 bulan sekali. 46 - Aplikasi parasitoid Trichogramma sp. sebanyak 100 piasha 8 kali aplikasi interval 1 minggu, aplikasi pertama 16 pias dan berikutnya 12 pias. e. Demplot Pengendalian Hama tikus pada tebu dengan burung hantu sebagai predator - Pembuatan dan pemasangan paguponrumah burung hantu rubuha di pertanaman. - Mengkarantina burung hantu didekat lahan tebu untuk adaptasi lingkungan dengan diberi pakan marmut. - Pelepasan burung hantu pada saat awal tanammulai ada serangan sebanyak 2 pasang burung hantu untuk 5 ha lahan. f. Demplot Pengendalian OPT nilam budok, nematoda, ulatkutu daun dll - Penggunaan pestisida nabati bubuk biji nimba, dosis 15 kgha. aplikasi dilakukan 3 kali dengan interval 2 minggu, di mulai dari tanaman umur 2 47 minggu. Pengendalian dapat juga menggunakan pestisida nabati berbahan aktif Azadiractin yang sudah terdaftar, dengan dosis sesuai aturan pemakaian. - Penggunaan APH Beauveria bassiana dengan dosis 1 kgha, diaplikasikan 3-4 kali dengan interval 1-2 minggu. - Penggunaan bubur bordo dengan dosis 1 kgha, diaplikasikan seminggu setelah tanam. 48

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A.

Ruang Lingkup 1. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan Tanaman Rempah dan penyegar, Tanaman Semusim, dan Tanaman Tahunan a. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan dilakukan di areal petani pekebun yang tergabung dalam kelompok tani pada komoditas kopi, lada, cengkeh, kakao, karet, kelapa, jambu mete, kelapa sawit, tebu, tembakau dan kapas. b. Tahapan kegiatan pengendalian OPT tanaman perkebunan meliputi koordinasi antara Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi KabupatenKota, penetapan CPCL, sosialisasi pengendalian OPT, pengadaan bahan dan alat pengendali, pengamatan dan pengendalian, pendampingan serta monitoring evaluasi dan pelaporan.