BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan kegunaan untuk mengetahui tingkat prediktibilitas perusahaan tersebut apakah layak
atau tidak untuk berinvestasi di dalamnya ditinjau dari berbagai hal termasuk manfaat yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. Selain itu juga laporan keuangan
diterbitkan untuk pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut, seperti masyarakat dan pemerintah. Sedangkan laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan milik negara diterbitkan sebagai sarana pertanggungjawaban atau akuntabilitas dan transparansi kinerja perusahaan tersebut kepada rakyat.
Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan
disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan para pengguna, misalkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek
Indonesia. Bursa Efek merupakan salah satu institusi penting yang beroperasi dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Investor memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan Tbk yang diterbitkan. Ketepatan waktu merupakan salah satu elemen
Universitas Sumatera Utara
pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya IAI, 2007:1.7.
Audit report lag dapat mempengaruhi nilai informasi suatu laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu.
Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian laporan keuangan suatu perusahaan ke publik, maka semakin banyak kemungkinan berkembangnya isu
maupun kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Semakin panjang waktu untuk publikasi laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun
buku suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan menimbulkan terjadinya masalah bagi
perusahaan tersebut di bursa saham.
Informasi yang tidak tepat waktu merupakan informasi yang tidak relevan dan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas informasi laba. Jika informasi yang
disajikan tidak relevan, maka informasi tersebut menjadi tidak berguna atau tidak bermanfaat lagi bagi pembuat keputusan bahkan menghilangkan kemampuan laporan
keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna. Informasi yang tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang
relevan. Namun, suatu informasi mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa tepat waktu dalam penyajiannya.
Universitas Sumatera Utara
Pihak regulator mencegah terjadinya masalah ini dengan cara menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus
dipenuhi oleh suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis sehingga menggairahkan
aktivitas bisnis investasi suatu negara. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu
dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Hal ini sesuai dengan PSAK No.1 2007 tentang Kerangka Dasar dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf
43, yaitu kendala relevansi dan keandalan laporan keuangan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. ”Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam
pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relevansi antara pelaporan
tepat waktu dan ketentuan informasi handal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa
lainnya diketahui.”
Perkembangan jumlah perusahaan yang go public di Indonesia mengalami kemajuan pesat yang mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan juga
semakin meningkat. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tahunan.
Universitas Sumatera Utara
Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36PM2003, No. Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan berkala, menyatakan bahwa laporan
keuangan berkala disertai dengan laporan auditor independen disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan. Hal ini berarti merubah peraturan sebelumnya Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : KEP-80PM1996 yang menyatakan
selambat-lambatnya seratus dua puluh hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut, auditor dituntut untuk lebih cepat
dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya.
Pada satu sisi, publik menuntut auditor untuk menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu, sementara pada sisi lain, menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001 : SA
150.02 menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus
dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat bukti yang cukup memadai. Karena standar inilah, memungkinkan akuntan publik untuk
menunda publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu memperpanjang masa audit.
Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan dalam menjalankan operasinya. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak
transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah
Universitas Sumatera Utara
sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan. Hasil penelitian Almosa dan Alabbas 2006 serta Almillia dan Setiady 2006 menguatkan
teori ini. Perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan
besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Di samping itu,
perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit audit fees. Hal ini menyebabkan perusahaan besar cenderung memiliki audit
report lag yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Namun, Hesti 2010 dalam penelitiannya
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay audit report lag.
Beberapa penelitian mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag antara lain Ahmad dan Kamarudin 2003 dan Utami 2006
menunjukkan adanya pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Alim, dan Subekti 2005
serta Deart dan Rustiana 2007 menunjukkan ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag.
Terkait dengan opini auditor, perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion memiliki audit report lag yang lebih lama dibandingkan yang
Universitas Sumatera Utara
menerima unqualified opinion. Lamanya audit report lag yang dialami karena kemungkinan munculnya konflik antara auditor dan perusahaan yang dapat
berkontribusi pada penundanaan penerbitan laporan keuangan. Selain itu, Bamber et al 1993 dalam Ahmad dan Abidin 2008 menyatakan bahwa qualified opinion
kemungkinan tidak akan diterbitkan sampai auditor menghabiskan waktu dan usaha yang cukup dalam melakukan prosedur audit tambahan. Haron et al 2006 berhasil
menemukan bukti empiris bahwa pemberian qualified opinion berdampak pada audit report lag yang lebih lama. Namun demikian, Supriyanti dan Rolinda 2007 tidak
berhasil menemukan pengaruh pemberian opini auditor terhadap audit report lag yang dialami perusahaan. Penelitian ini terutama mereplikasi hasil penelitian
Yovanca 2010 yang menyatakan variabel debt to total assets, kualitas audit dan opini going concern umur perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag. Bedanya dengan penelitian terdahulu peneliti membuat penambahan variabel ukuran perusahaan dan jenis opini audit dengan
alasan ingin mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap audit report lag dengan masa penelitian dan objek penelitian yang berbeda.
Ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit adalah variabel independen yang diteliti karena penulis ingin mengetahui apakah
sebuah perusahaan dengan jumlah aset yang besar akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan dengan aset
yang lebih kecil. Penulis juga ingin mengetahui apakah perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
menggunakan jasa kantor akuntan publik yang termasuk dalam the big four akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan
perusahaan yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang non the big four dan pemberian opini unqualified oleh auditor, memiliki audit report lag yang lebih lama
atau lebih cepat jika dibandingkan dengan pemberian opini audit selain unqualified. Seperti halnya pada tahun 2010, Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki aktiva Rp.
47,275 T, diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki audit report lag 70 hari. Ever Shine
Textile Industry Tbk memiliki aktiva Rp. 583,252 M diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki
audit report lag 75 hari. Dan Tempo Scan Pasifik Tbk memiliki aktiva Rp. 3,589 T diaudit oleh KAP non the big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified
memiliki audit report lag 82 hari . Dari ketiga sampel tersebut tidak dapat diambil kesimpulan apakah ukuran perusahaan, ukuran Kanton Akuntan Publik, dan jenis
opini audit berpengaruh terhadap audit report lag.
Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang telah diaudit bagi pelaku bisnis di pasar modal sangatlah penting dan ketidakkonsistenan hasil penelitian
terdahulu yang menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2010, 2011 dan 2012
karena perusahaan ini mendominasi perusahaan yang listing di BEI sehingga sampel yang akan digunakan lebih banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah
berbentuk skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah