Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang
berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statik maka H0
diterima, yang berarti data terdistribusi normal. Tabel 4.2 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 99
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 27.18517868
Most Extreme Differences Absolute
.129 Positive
.129 Negative
-.080 Kolmogorov-Smirnov Z
1.280 Asymp. Sig. 2-tailed
.076 a. Test distribution is Normal.
Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014 Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
1,280 dan signifikansi pada 0,076 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p=0,0760,05 yang menunjukkan Ho diterima. Hal ini sejalan dengan hasil
yang didapatkan dari uji grafik normal diagram dan plot data.
4.2.2.2 Uji Multikolineritas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah ubahan atau variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling
Universitas Sumatera Utara
berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama lain ketika
1. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi. 2. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapa disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Ukuran Perusahaan .944
1.059 Ukuran KAP
.954 1.048
Opini Auditor .986
1.014
Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014 Pada tabel rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh
harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian ini untuk mengatahui ada atau
tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola
tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heterokedasitas Data Berdasarkan grafik scatter plot diatas dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.4
Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan mengggunakan uji run test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Ada atau tidaknya korelasi ditentukan dari
signfikansi koefisien parameter residual. Jika signifikansi residual 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi-Run Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-1.52555 Cases Test Value
49 Cases = Test Value
50 Total Cases
99 Number of Runs
41 Z
-1.919 Asymp. Sig. 2-tailed
.055 a. Median
Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014 Dari hasil pengujian yang diperoleh dari tabel 4.4 menunjukkan nilai
test adalah sebesar -1,52555 dengan probabilitas 0,055 yang berarti di atas signifikansi 0,05 0,055 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual acak atau
random, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Persamaan Regresi