1. Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Oesman, Ramli, Satrio. 2. Ernst Young EY, dengan partnernya di Indonesia Prasetyo, Sarwoko, dan
Sandjaja. 3. Price Waterhouse Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Haryanto
Sahari, Tanuredja dan Wibisana. 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di
Indonesia Siddharta, dan Harsono.
2.1.4 Opini Audit
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya Sembiring, 2011.
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia.
Dalam Ikatan Akuntan Indonesia, 2001:SA seksi 110, Paragraf 01 dijelaskan bahwa dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan
opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus
kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum PABU. Opini audit harus didasarkan pada standar auditing dan temuan temuannya, IAI,2001:SA Seksi 508,
Universitas Sumatera Utara
paragraf 03. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang akan diberikan
berdasarkan laporan keuangan yang diauditnya. Arens 2008 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit, sehingga opini audit
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan
untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu
kepentingan dengan kliennya.
Terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya:
1 Wajar Tanpa Pengecualian WTP
Auditor memberikan opini unqualified opinion wajar tanpa pengecualian jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pendapat
wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran
dan penerapan standar akuntansi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan, serta pengungkapan memadai
Universitas Sumatera Utara
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar akutansi keuangan,
jika memenuhi syarat berikut : 1 Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk
menyusun laporan keuangan, 2 Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode
telah cukup dijelaskan, 3 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan.
2 Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan unqualified opinion with explanatory paragraph karena audit yang
dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil– hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi
auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang
menjadi penyebab utama ditambahkan suatu paragraf penjelas adalah : 1 Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum,
2 Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas,
Universitas Sumatera Utara
3 Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
4 Penekanan atas suatu hal.
3 Wajar Dengan Pengecualian WDP
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian qualified opinion untuk pos–pos tertentu yang memuat salah
saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Jika
auditor menemukan kondisi-kondisi berikut pada laporan audit : 1 Lingkup audit dibatasi oleh klien,
2 Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi
yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor 3 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan 4 Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
Universitas Sumatera Utara
4 Tidak Wajar
Pendapat tidak wajar adverse opinion hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji
yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga ia tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
5 Tidak Memberikan Pendapat TMP
Disclaimer opinion atau tidak memberikan pendapat diberikan jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat
material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan diberikan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik
profesional.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Audit Report Lag