Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2010, 2011 dan 2012
karena perusahaan ini mendominasi perusahaan yang listing di BEI sehingga sampel yang akan digunakan lebih banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah
berbentuk skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara parsial terhadap audit report lag?
2. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara simultan terhadap audit report lag?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah menemukan bukti empiris tentang:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara parsial terhadap audit report lag.
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara simultan terhadap audit report lag.
1.4 Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit report lag.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan
dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai audit report lag.
3. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag.
4. Bagi bidang Akademik, dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan penundaan publikasi laporan keuangan audit
report lag.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Kepatuhan Compliance Theory
Teori kepatuhan ini telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses
sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Terdapat dua perspektif dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yaitu
instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu, secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan
insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan
kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif
melalui moralitas personal normative commitment through morality berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan,
sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi normative commitment through
Universitas Sumatera Utara
legitimacy berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku.
Berdasarkan perspektif normatif maka seharusnya teori ini dapat diterapkan di bidang akuntansi. Dalam UU No. 8 Tahun 1995, secara eksplisit telah
menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan dalam undang-undang tersebut khususnya dalam penyampaian laporan keuangan berkala
secara tepat waktu kepada BAPEPAM. Sehubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan yang listed di BEI, maka kepatuhan
emiten dalam melaporkan pelaporan keuangan merupakan hal yang mutlak dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan informasi yang tepat waktu.
2.1.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menujukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen
mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak internal maupun maupun eksternal perusahaan Almilia dan Setiady, 2006. Menurut Courtis 1976 dalam Ahmad,
Alim, dan Subekti 2005, ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva lebih dari 500 milyar rupiah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, yaitu:
pertama, perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan
yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi keterlambatan
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Kedua, perusahaan-perusahaan berskala
besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.
Givoli dan Palmon 1982 dalam Prabandi dan Rustiana 2007:29, dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan,
kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan audit report lag. Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena
semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak
sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan
yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit.
2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik
Ukuran Kantor Akuntan Publik di antaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor Akuntan Publik besar memiliki
jumlah karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit
Universitas Sumatera Utara
tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. DeAngelo 1981 dalam Riyatno 2007
menyatakan kualitas audit yang dilakukan akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar Big four accounting firm dipersepsikan
akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan KAP kecil non Big four accounting firm. Hal tersebut karena didasarkan pada alasan bahwa KAP besar
memiliki lebih sumber daya dan jumlah klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasi mereka telah dianggap baik
oleh masyarakat sehingga cenderung akan melakukan audit dengan lebih berhati hati. Hal ini diperkuat oleh Hussainey 2009 yang menyatakan bahwa kantor akuntan
besar menyediakan kualitas laporan keuangan yang lebih tinggi daripada akuntan publik biasa, sehingga investor secara umum cenderung lebih bereaksi positif apabila
laporan keuangan yang dipublikasikan diaudit oleh KAP besar, sehingga tingkat keyakinan investor terhadap laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four lebih
tinggi daripada laporan keuangan yang diaudit KAP lainnya. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat bahwa secara umum KAP Big four memiliki karyawan
yang lebih terampil dan profesionalitas yang lebih tinggi, karena selain ukuran KAP yang lebih besar juga didukung oleh dana operasional yang lebih memadai sehingga
dapat melakukan kegiatan audit secara profesional. Menurut Arens dkk 2008:33 Kantor Akuntan Publik di Indonesia
dibagi menjadi KAP the big four dan KAP non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Oesman, Ramli, Satrio. 2. Ernst Young EY, dengan partnernya di Indonesia Prasetyo, Sarwoko, dan
Sandjaja. 3. Price Waterhouse Coopers PWC, dengan partnernya di Indonesia Haryanto
Sahari, Tanuredja dan Wibisana. 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG International, dengan partnernya di
Indonesia Siddharta, dan Harsono.
2.1.4 Opini Audit
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya Sembiring, 2011.
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat
bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia.
Dalam Ikatan Akuntan Indonesia, 2001:SA seksi 110, Paragraf 01 dijelaskan bahwa dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan
opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus
kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum PABU. Opini audit harus didasarkan pada standar auditing dan temuan temuannya, IAI,2001:SA Seksi 508,
Universitas Sumatera Utara
paragraf 03. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang akan diberikan
berdasarkan laporan keuangan yang diauditnya. Arens 2008 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit, sehingga opini audit
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan
untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu
kepentingan dengan kliennya.
Terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya:
1 Wajar Tanpa Pengecualian WTP
Auditor memberikan opini unqualified opinion wajar tanpa pengecualian jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pendapat
wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran
dan penerapan standar akuntansi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan, serta pengungkapan memadai
Universitas Sumatera Utara
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar akutansi keuangan,
jika memenuhi syarat berikut : 1 Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk
menyusun laporan keuangan, 2 Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode
telah cukup dijelaskan, 3 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan.
2 Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan unqualified opinion with explanatory paragraph karena audit yang
dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil– hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi
auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang
menjadi penyebab utama ditambahkan suatu paragraf penjelas adalah : 1 Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum,
2 Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas,
Universitas Sumatera Utara
3 Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
4 Penekanan atas suatu hal.
3 Wajar Dengan Pengecualian WDP
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian qualified opinion untuk pos–pos tertentu yang memuat salah
saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Jika
auditor menemukan kondisi-kondisi berikut pada laporan audit : 1 Lingkup audit dibatasi oleh klien,
2 Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi
yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor 3 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan 4 Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
Universitas Sumatera Utara
4 Tidak Wajar
Pendapat tidak wajar adverse opinion hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji
yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga ia tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
5 Tidak Memberikan Pendapat TMP
Disclaimer opinion atau tidak memberikan pendapat diberikan jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat
material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan diberikan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik
profesional.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Audit Report Lag
Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan auditan disebut dengan audit report lag Michael, 1993 dalam Sembiring, 2011. Menurut Rachmawati 2008, Audit report lag adalah rentang waktu
penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas
audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen.
Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk
menjamin keandalan dari laporan keuangan. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan ketepatan waktu pelaporan keuangan mempengaruhi audit report lag yang
telah diaudit, semakin rendah ketepatan waktu pelaporan keuangan, pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya. Lamanya waktu
penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan
informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat ketepatan waktu biasanya suatu penelitian melihat keterlambatan. Menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam penelitian Bandi dan
Santoso 2000, ada 3 tiga kriteria keterlambatan, yaitu :
1. Keterlambatan audit Auditor’s Report Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
2. Keterlambatan Pelaporan Reporting Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEJ.
3. Keterlambatan Total Total Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.
Dalam peraturan BAPEPAM No.Kep 36PM2003 ini dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan melewati batas waktu lebih dari 90
hari penyampaian laporan keuangan tahunan maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Peneliti
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1 Ahmad dan
K.A Kamarudin
2003 ”Audit Delay and
The Timeliness of Corporate
Reporting : Malaysian Evidence
Independen : Total aset, jenis
industri, pendapatan, opini
audit Dependen :
Audit Delay Total aset, jenis
industri, pendapatan, dan opini audit
mempunyai pengaruh terhadap
keterlambatan penyampaian
laporan keuangan
2 Sistya
Rachmawati
2008 Pengaruh faktor
internal dan eksternal perusahaan
terhadap Audit Report Lag dan
Timeliness. Independen :
Profitabilitas, solvabilitas,
auditor internal perusahaan dan
ukuran KAP Dependen :
Audit Report Lag dan Timeliness
Ukuran perusahaan dan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay.
3 Hamzah
Ahmad, M. Naisrul
Alim, dan Imam
Subekti
2005 Pengujian Empiris
Audit Delay Menggunakan
Client Cycle Time dan Firm Cycle
Time Independen :
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, opini auditor,
ukuran KAP Dependen :
Audit Delay Ukuran perusahaan,
tingkat profitabilitas, opini auditor
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay
sedangkan ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap audit delay
Universitas Sumatera Utara
4 Widya Sani
Stephani
2010 Pengaruh Faktor
Eksternal dan Internal Perusahaan
terhadap Audit Delay pada
Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar di BEI
Independen :
Afiliasi kap, total assets turnover
ratio TATO, debt to equity
ratio DOR, dan opini audit
Dependen :
Audit Delay Afiliasi KAP
berpengaruh positif terhadap audit delay.
TATO, DER, dan opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay
dan secara simultan berpengaruh positif
5 Yovanca
Cecile
2010 Pengaruh Debt To
Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan
Opini Going Concern terhadap
Audit Report Lag pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Independen :
Debt to total assets ratio,
kualitas audit, dan opini going
concern Dependen :
Audit Report Lag DTAR, kualitas
audit, dan opini going concern tidak
berpengaruh secara bersama-sama
terhadap ARL. Tetapi secara parsial,
DTAR berpengaruh positif terhadap
ARL, sedangkan kualitas audit dan
opini going concern tidak berpengaruh
terhadap ARL.
6 Hesti
Chandra Sari
2010 Analisis Faktor-
Faktor yang Berpengaruh
terhadap Jangka Waktu Penyelesaian
Audit kajian empiris pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI Independen :
Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan, Perusahaan
Multinasional, Kualitas Kantor
Audit Dependen :
Jangka Waktu Pelaporan
Keuangan Audit Delay
Opini audit dan perusahaan
multinasional berpengaruh
signifikan terhadap jangka waktu
pelaporan. Umur dan ukuran
perusahaan, profitabilitas dan
kualitas KAP tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap jangka waktu
penyelesaian audit.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual