Berdasarkan Derajat Polimerisasi DP dan kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida NaOH 17,5, selulosa dapat dibedakan menjadi tiga jenis :
1. Selulosa alfa : selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5
atau larutan basa kuat dengan DP Derajat Polimerisasi 600 – 1500 sebagai penentu tingkat kemurnian selulosa.
2. Selulosa beta : selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5 atau basa
kuat dengan DP Derajat Polimerisasi 15 – 90 dan juga dapat mengendap bila di netralkan.
3. Selulosa gamma : sama seperti selulosa beta, tetapi Derajat Polimerisasinya kurang
dari 15 Widodo, 2012.
Selulosa alfa merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi murni. Selulosa alfa digunakan sebagai penentu tingkat kemurnian selulosa Sugiyama, 1991. Selulosa
mempunyai daerah kristal dan daerah amorf, daerah kekristalan lebih rapat daripada daerah nonkristal. Daerah nonkristal merupakan penyusun kecil yang disebut sebagai
daerah amorf yang tidak menyerap air dengan bagus Gardner, 2008.
2.2.4 Sifat Kimia Selulosa
Selulosa mengembang swelling dalam air dan teristimewa dalam basa pekat. Polimer yang mengembang dalam basa, dikenal sebagai selulosa alkali atau selulosa soda
dipakai untuk mempreparasikan selulosa regenerasi. Proses mereaksikan kapas dengan basa air, dan kemudian menghilangkan basa tersebut dikenal sebagai merserasi. Kapas
yang termerserasi memiliki tingkat kekilauan yang lebih tinggi daripada kapas alam yang kurang rapat, dan tingkat kekristalannya agak sedikit rendah.
Meskipun jumlah gugus hidroksil pada selulosa besar, selulosa tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut lainnya yang umum, meskipun akan larut ke beberapa
campuran pelarut. Larutan dari logam-logam kompleks seperti tembaga II-amonia akan melarutkan selulosa. Jenis-jenis pelarut lain yang dapat melarutkan selulosa
Universitas Sumatera Utara
adalah LiCl-dimetilasetamida, dimetil sulfoksida-paraformaldehida, amin oksida dan asam fosfat Steven, 2001.
Sifat – sifat selulosa dengan pereaksi kimia : 1.
Selulosa dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis 2.
Selulosa dengan asam konsentrasi yang tinggi dapat terhidolisis menjadi selubiosa dan D-glukosa
3. Dengan asam sulfat dapat menghidrolisis selulosa, digunakan untuk pembuatan
kertas. Selulosa direaksikan dengan aluminium sulfat yang dapat bereaksi dengan sejumlah kecil pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras Cowd, 1991.
Turunan selulosa yang merupakan selulosa komersil seperti selulosa asetat, berperan dalam film fotografi, bahan perekat, dan serat sintetik. Selulosa asetat mempunyai sifat
– sifat yaitu: tidak satbil, mudah terbakar bila bereaksi dengan oksigen film selulosa asetat menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi serta melepaskan asam asetat.
Untuk mengukur massa molekul selulosa sangat sulit karena: a.
Tidak banyak pelarut untuk selulosa b.
Selulosa sangat cenderung terombak selama proses c.
Cukup rumit menggunakan selulosa dari sumber yang berbeda. Cara yang seringkali dipilih ialah menitratkan selulosa dengan cara tak merusak
massa molekul awal bagi selulosa sebelum dinitratkan Steven, 2000. Ditinjau dari strukturnya dapat saja diharapkan selulosa mempunyai kelarutan
yang besar dalam air, karena banyaknya kandungan gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air antaraksi yang tinggi antara pelarut-pelarut.
Akan tetapi kenyataannya tidak demikian, selulosa bukan hanya tak larut dalam air dan juga dalam pelarut lain seperti pelarut-pelarut organik. Penyebabnya adalah kekuatan
rantai dan tingginya gaya antar-rantai tersebut akibat ikatan hidrogen antar gugus hidroksil pada rantai yang berdekatan. Faktor ini dipandang sebagai penyebab
Universitas Sumatera Utara
kekristalan yang tinggi dari serat selulosa. Selulosa juga larut dalam larutan tembaga II hidroksida bromida Cowd, 1991.
2.3 Nanokristal Selulosa