Komposisi Tongkol Jagung Jagung 1 Taksonomi Jagung

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman pangan yang diketahui banyak mengandung serat kasar. Serat kasar tersebut terdiri atas lignin, hemiselulosa, selulosa dan lignoselulosa. Masing-masing senyawa tersebut merupakan senyawa potensial yang dapat dikonversikan untuk menjadi senyawa lain secara biologik Soeprijanto, 2008.

2.1.2 Komposisi Tongkol Jagung

Jagung juga merupakan sumber thiamin vitamin B1 yang sangat penting bagi kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk membentuk acetylcholine yang berfungsi untuk memaksimalkan komunikasi antar sel untuk mencegah terjadinya pikun atau penyakit alzheimer. Biji jagung terdiri atas empat bagian utama yaitu kulit luar 5, lembaga 12, endosperma 82, dan tudung biji 1. Tongkol jagung kaya akan pentosa yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural Budiman, 2002. Tongkol jagung merupakan bagian terbesardari limbah jagung. Dari berat jagung bertongkol, diperkirakan 40-50 adalah tongkol jagung, yang besarnya dipengaruhi oleh varietas jagungnya Richana, 2007. Menurut Richana 2007 tongkol jagung merupakan bahan berlignoselulosa kadar serat 38,99 yang mengandung xilan tertinggi 12,4 dibanding limbah pertanian lain. Xilan adalah hemiselulosa yang merupakan polimer dari pentosa atau xilosa dengan ikatan ß-1,4 yang jumlah monomernya berkisar 150-200 unit. Hemiselulosa sendiri merupakan polimer dari monomer gula gula-gula anhidro yang dapat dikelompokkan menurut penyusunnya yaitu heksosa glukosa, manosa dan galaktosa, pentosa xilosa, arabinopiranosa, arabinofuranosa, asam heksuronat glukoronat, metilglukoronat dan galakturonat dan deoksi heksosa rhamnosa dan fruktosa. Rantai utama hemiselulosa hanya terdiri atas satu macam monomer saja homopolimer, misalnya xilan, atau terdiri dua atau lebih monomer heteropolimer, misalnya glukomanan. Pada umumnya limbah tidak mempunyai nilai ekonomi, atau mempunyai nilai ekonomi yang rendah. Rendahnya nilai ekonomi limbah karena sifatnya yang dapat mencemari lingkungan dan penggunaannya memerlukan biaya yang besar. Universitas Sumatera Utara Memanfaatkan limbah adalah salah satu alternatif untuk menaikkan nilai ekonomi limbah. Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah tongkol jagung, yang selama ini hanya dijadikan pakan ternak atau hasil industri minyak jagung. Sebenarnya tongkol jagung dapat diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi Soeprijanto, 2008. Tongkol jagung muda dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk dijadikan bahan pangan, sayuran , dan bahan baku berbagai industri makanan. Kandungan kimia jagung dapat dilihat pada tabel 2.1 terdiri atas air 13,5, protein 10,0, lemak 4,0, karbohidrat 61,0, gula 1,4, pentosan 6,0, serat kasar 2,3, abu 1,45, dan zat-zat lain 0,4 Rukmana, 1997. Tabel 2.1. Komposisi kimia jagung bobot kering No Komponen Lapisan luar Lembaga Endosperm 1 2 3 4 5 Protein Minyak Karbohidrat bebas N Serat kasar Mineral 6,2 1,5 74,1 17,0 1,2 21,0 32,0 34,0 2,9 10,1 11,0 1,5 86,5 0,0 0,5 Rukmana, 1997. Limbah pertanian seperti tongkol jagung, mengandung selulosa 40-60, hemiselulosa 20-30 dan lignin 15-30. Komposisi kimia tersebut membuat tongkol jagung dapat digunakan sebagai sumber energi, bahan pakan ternak dan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme. Tongkol jagung juga dapat dipakai sebagai bahan dasar pembuatan xylitol Shofianto, 2008. Komposisi tongkol jagung dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Komposisi tongkol jagung kandungan Air 9 Selulosa 41 Universitas Sumatera Utara Hemiselulosa 26 Xilan 18 Lignin 6 Shofianto, 2008 Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Melihat komposisi selulosa dan hemiselulosa yang cukup besar seperti yang tertera pada tabel 2.2, maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bentuk biopolimer. Selulosa merupakan sumber karbon yang dapat digunakan mikroorganisme sebagai substrat dalam proses fermentasi. Struktur berkristal dan adanya lignin dan hemiselulosa merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa. Pada hidrolisis yang sempurna akan dihasilkan glukosa, sedangkan hidrolisis parsial akan dihasilkan disakarida sellobiosa Soeprijanto, 2008. 2.2 Selulosa 2.2.1 Pengertian Selulosa

Dokumen yang terkait

Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

3 61 56

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

18 108 70

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

6 109 82

Pembuatan Hidrogel Berbasis Selulosa Dari Tongkol Jagung (Zea Mays L) Dengan Metode Ikat Silang

44 179 67

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

0 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung 2.1.1 Taksonomi Jagung - Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 18

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 0 6

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 13