Transmisi Electron Microscopy TEM

selama 17 jam dengan satu set zat terlarut dengan berat molekul yang diketahui. Dikatakan bahwa berat molekul zat terlarut setidaknya 90 tertahan selama tes dan zat terlarut yang keluar kurang dari 10. Untuk mengaktifkan membran dialsis dilakukan dengan cara yaitu, membran dialisis yang telah dipotong dimasukkan ke dalam suatu wadah yang telah diisi dengan aquabidest lalu dipanaskan pada suhu 40 o C selama 30 menit. Membran yang telah diaktifkan bisa langsung digunakan untuk proses dialisis. Larutan yang mengandung beberapa jenis molekul, biasanya glukosa dan pati, ditempatkan ke dalam kantong dialisis semipermeabel, seperti membran selulosa dengan pori-pori, dan ditutup dengan simpul. Kantong dialisis disegel ditempatkan dalam wadah larutan atau aquadest. Molekul cukup kecil untuk melewati membran air, garam, monosakarida, dan molekul kecil lainnya cenderung bergerak ke dalam atau keluar dari kantong dialisis ke arah konsentrasi yang rendah, sehingga terjadilah difusi. Molekul yang lebih besar seperti protein, atau polisakarida yang memiliki dimensi jauh lebih besar daripada diameter pori dipertahankan dalam kantong dialisis Mahlicli, 2007.

2.6 Transmisi Electron Microscopy TEM

Mikroskop adalah alat yang memungkinkan perbesaran obyek untuk mengamati rincian dari obyek tersebut. Perkembangannya mulai dari mikroskop optik yang menggunakan satu seri lensa gelas untuk membelokkan gelombang cahaya tampak agar menghasilkan citra yang diperbesar, mikroskop petrografik, mikroskop medan- gelap, mikroskop rasa, mikroskop ultraviolet, mikroskop medan dekat dan mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron untuk mengiluminasi obyek elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya, jadi mikroskop elektron dapat melihat struktur yang lebih kecil Ardisamita, 2000. Difraksi elektron biasanya diselesaikan dengan memakai mikroskop elektron transmisi yang diset dalam difraksi. Pola difraksi diproyeksikan diatas layar mikroskop. Universitas Sumatera Utara Sampel-sampel polimer harus sangat tipis dalam beberapa ratus satuan amstrong. Sebagaimana dengan difraksi sinar-x, informasi yang dikumpulkan oleh difraksi elektron mesti mempergunakan morfologi dimensi kristal, derajat kekristalan, dan lain- lain. Keuntungan utama dari difraksi elektron adalah bahwa 1 pengukuran difraksi dan transmisi sekaligus menjadi mungkin dalam satu sampel, 2 syarat-syarat ukuran sampel sangat kecil, dan 3 intensitas difraksi dan jumlah refleksi jauh lebih tinggi. Kekurangannya adalah bahwa elektron-elektron bisa menimbulkan reaksi-reaksi radikal bebas misalnya, pengguntingan rantai, ikat silang dalam sampel tersebut. Ketika mikroskop elektron dioperasikan dalam mikroskop elektron transmisi, merupakan hal yang memungkinkan untuk memecahkan sifat-sifat morfologis seperti kristal-kristal tunggal polimer dengan resolusi dalam daerah 2 sampai 5 amstrong pada pembesaran 200.000 sampai 500.000. pencitraan yang bagus dengan menggunakan TEM bergantung pada kontras sampel relatif terhadap latar Steven, 2001. Ketika elektron ditransmisikan pada spesimen tipis tanpa adanya interaksi dalam spesimen, maka berkas elektron ini dikatakan mengalami transmisi. Transmisi elektron berbanding terbalik dengan ketebalan specimen. Bidang spesimen yang lebih tebal akan mengalami transmisi elektron lebih sedikit sehingga akan terlihat lebih gelap, sebaliknya daerah tipis akan mengalami lebih banyak transmisi elektron, sehingga akan terlihat lebih terang Voutou, 2008. Menurut Ardisasmita 2000, berkas elektron dipancarkan langsung melalui obyek yang akan diperbesar, sebagian diserap dan sebagian lainnya dilewatkan. Obyek tersebut harus dipotong sangat tipis agar dapat dilihat dengan TEM yaitu tebalnya harus lebih kecil dari beberapa ribu angstrom. Biasanya pelat fotografi atau layar flouresensi ditempatkan di belakang cuplikan untuk menangkap citra dan perbesaran yang dihasilkan bisa mencapai satu juta kali. Mikrograf elektron transmisi dari serat selulosa yang diambil dengan CM Philips 30 mikroskop elektron transmisi dengan tegangan 75 kV percepatan. Nanofibril diendapkan dari dispersi encer berair padaukuran mikro ditutupi dengan film tipis karbon ~ 200 nm. Serat yang disimpan paling sering diwarnai dengan larutan uranil asetat 2 untuk meningkatkan mikroskopis resolusi Cherian, 2010 Universitas Sumatera Utara

2.7 Analisis Termogravimetri TGA.

Dokumen yang terkait

Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

3 61 56

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

18 108 70

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

6 109 82

Pembuatan Hidrogel Berbasis Selulosa Dari Tongkol Jagung (Zea Mays L) Dengan Metode Ikat Silang

44 179 67

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

0 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung 2.1.1 Taksonomi Jagung - Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 18

Isolasi Nanokristal Selulosa Dari Tongkol Jagug (Zea mays L) Dengan Metode hidrolisa Menggunakan Pelarut Dimetil Asetamida/Litium Klorida (DMAc/LiCl)

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 0 6

Pembuatan Nanokomposit Menggunakan Polikaprolakton/Nanokristal Selulosa yang Diisolasi dari Tongkol Jagung (Zea mays L)

0 1 13