Jaringan Keras Jaringan Lunak Kelenjar Saliva dan Saliva

warna kulit tidak rata, kulit tampak kering, kusam, dan rapuh. Perokok berat pada awalnya mengalami ptialism dan setelah beberapa jam kemudian berubah menjadi keadaan mulut kering. Kebiasaan merokok banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Sinar UV dari matahari dapat menyebabkan kerusakan serat kolagen pada kulit sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan bercak-bercak pigmentasi dan menurunkan fungsi kekebalan kulit. Selain itu, nanopartikel akibat polusi dapat menyebabkan tekanan oksidatif dan merusak jaringan kulit serta kolagen sehingga kulit tidak bisa mempertahankan strukturnya. Kondisi psikologis yaitu stres juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penuaan pada kulit dimana tubuh menghasilkan matriks metalloproteinase yaitu enzim yang memecah kolagen dan elastin. 12-13

2.3 Pengaruh Penuaan pada Kesehatan Rongga Mulut

Proses menua menyebabkan perubahan pada rongga mulut baik pada jaringan keras maupun jaringan lunak serta kelenjar saliva. 4

2.3.1 Jaringan Keras

Jaringan keras di rongga mulut adalah gigi, tulang alveolar dan sementum. Pada lansia, warna gigi kelihatan kekuningan, lebih rapuh, terjadi perubahan bentuk dan terlihat adanya stain. Tulang alveolar akan mengalami resorpsi karena adanya peningkatan osteoklas yaitu perusakan tulang daripada osteoblast yaitu pembentukan tulang sehingga terjadi proses osteolisis. Di samping itu, terjadi penebalan sementum di sepanjang seluruh permukaan akar yang lebih terlihat pada sepertiga apikal gigi.

2.3.2 Jaringan Lunak

16-18 Jaringan lunak di rongga mulut terdiri dari mukosa, ligamen periodontal, lidah dan gingiva. Semakin bertambahnya usia, mukosa mulut menjadi lebih pucat, tipis dan kering. Ligamen periodontal akan mengalami pelebaran sehingga menyebabkan kegoyangan gigi. Pada lidah, terjadi atropi papilla sehingga Universitas Sumatera Utara menyebabkan gangguan pengecapan. Selain itu, jaringan gingiva juga mengalami penurunan atau resesi sehingga akar gigi menjadi terlihat. 16-18

2.3.3 Kelenjar Saliva dan Saliva

Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses menua. Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu keadaan yang normal pada proses menua. Lansia memproduksi jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirahat, saat berbicara maupun saat makan. Laju aliran saliva juga rendah. Keadaan ini disebabkan karena atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan usia yang akan menurunkan produksi saliva. Selain kuantitas saliva, degenerasi kelenjar saliva menyebabkan penurunan viskositas dan kandungan protein saliva khususnya musin yang berperan dalam melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Hal ini menyebabkan mulut kering atau xerostomia sering ditemukan pada lansia. 7,12,19 Saliva memainkan peran yang penting dalam mempertahankan kesehatan rongga mulut. Fungsi utama saliva adalah pelumas, buffer dan pelindung untuk jaringan lunak dan keras pada rongga mulut. Dengan demikian, penurunan saliva menyebabkan ketidaknyamanan pada rongga mulut dan menaikkan jumlah karies gigi serta meningkatkan kerentanan mukosa terhadap trauma mekanis dan infeksi mikroba. 20

2.4 Xerostomia