Data Demografi Subjek Penelitian Frekuensi Xerostomia

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini terdiri dari 100 orang lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2016. Berdasarkan usia, pada penelitian ini lansia dibagi atas 3 kelompok usia menurut World Health Organization WHO yaitu pada kelompok usia lanjut 60-74 tahun sebanyak 56 orang 56, kelompok usia tua 75- 90 tahun sebanyak 44 orang 44 dan kelompok usia sangat tua 90 tahun sebanyak 0 orang 0 Tabel 1. Tabel 1: Distribusi dan frekuensi kelompok lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2016 berdasarkan usia. Usia Frekuensi n Persentase 60 – 74 75 – 90 90 56 44 56 44 Jumlah 100 100 Berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini terdapat laki-laki sebanyak 42 orang 42, sedangkan perempuan sebanyak 58 orang 58 Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2: Distribusi dan frekuensi kelompok lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Frekuensi n Persentase Laki-laki Perempuan 42 58 42 58 Jumlah 100 100

4.2 Frekuensi Xerostomia

Hasil penelitian ini menunjukkan lansia yang mengalami xerostomia ketika dilakukan penelitian adalah sebanyak 53 orang 53, sedangkan yang tidak mengalami xerostomia adalah sebanyak 47 orang 47 Tabel 3. Tabel 3: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2016. Xerostomia Frekuensi n Persentase Xerostomia + 53 53 Xerostomia - 47 47 Jumlah 100 100 Sebanyak 53 orang lansia yang mengalami xerostomia menunjukkan usia yang berbeda-beda. Lansia yang menderita xerostomia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia tua 75-90 tahun yaitu 31 orang 58,49, sedangkan pada kelompok usia lanjut 60-74 tahun ditemukan 22 orang 41,51 Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia berdasarkan usia. Usia Xerostomia Frekuensi n Persentase 60 – 74 75 – 90 90 22 31 41,51 58,49 Jumlah 53 100 Penelitian menunjukkan dari 53 orang yang mengalami xerostomia, sebanyak 36 orang 67,92 adalah perempuan dan 17 orang 32,07 adalah laki- laki Tabel 5. Tabel 5: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Xerostomia Frekuensi n Persentase Laki-laki Perempuan 17 36 32,07 67,92 Jumlah 53 100 Penelitian menunjukkan 53 orang mengalami xerostomia. Diantara 53 orang, 50 orang 94,34 lansia tersebut memiliki penyakit sistemik dan mengonsumsi obat-obatan, sementara 3 orang 5,66 diduga karena penyebab lain Tabel 6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia berdasarkan penyebab. Faktor Penyebab Xerostomia Frekuensi n Persentase a. Penyakit sistemik + Obat-obatan 50 94,34 b. Penyebab lain 3 5,66 Jumlah 53 100 Pada penelitian ini, dari 53 orang lansia yang xerostomia menunjukkan bahwa sebanyak 13 orang 24,53 memiliki penyakit hipertensi, diikuti penyakit hipertensi + Rheumatoid arthritis sebanyak 10 orang 18,87, penyakit respiratori sebanyak 7 orang 13,21, penyakit rheumatoid arthritis sebanyak 6 orang 11,32, penyakit gastrointestinal sebanyak 6 orang 11,32, penyakit hipertensi + penyakit gastrointestinal sebanyak 3 orang 5,66, penyakit diabetes mellitus sebanyak 3 orang 5,66 dan penyakit diabetes mellitus + Rheumatoid arthritis sebanyak 2 orang 3,77. Sementara itu, 3 orang 5,66 lansia yang xerostomia ditemukan tidak memiliki penyakit sistemik Tabel 7. Tabel 7: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia berdasarkan faktor penyebab penyakit sistemik. Penyakit Sistemik Xerostomia Frekuensi n Persentase Ada penyakit sistemik: a. Penyakit hipertensi 13 24,53 b. Penyakit hipertensi + rheumatoid arthritis 10 18,87 Universitas Sumatera Utara Penyakit Sistemik Xerostomia Frekuensi n Persentase c. Penyakit respiratori 7 13,21 d. Penyakit rheumatoid arthritis 6 11,32 e. Penyakit gastrointestinal 6 11,32 f. Penyakit hipertensi + Penyakit gastrointestinal 3 5,66 g. Penyakit diabetes mellitus 3 5,66 h. Penyakit diabetes mellitus + rheumatoid arthritis 2 3,77 Tidak memiliki penyakit sistemik 3 5,66 Jumlah 53 100 Pada penelitian ini, dari 53 orang lansia yang xerostomia menunjukkan bahwa sebanyak 13 orang 24,53 sedang mengonsumsi obat antihipertensi, diikuti obat antihipertensi + obat rheumatoid arthritis sebanyak 10 orang 18,87, obat respiratori sebanyak 7 orang 13,21, obat rheumatoid arthritis sebanyak 6 orang 11,32, obat gastrointestinal sebanyak 6 orang 11,32, obat antihipertensi + obat gastrointestinal sebanyak 3 orang 5,66, obat antidiabetik sebanyak 3 orang 5,66 dan obat antidiabetik + obat rheumatoid arthritis sebanyak 2 orang 3,77. Sementara itu, 3 orang 5,66 lansia yang xerostomia ditemukan tidak mengonsumsi obat-obatan Tabel 8. Universitas Sumatera Utara Tabel 8: Distribusi dan frekuensi xerostomia pada lansia berdasarkan faktor penyebab obat-obatan. Obat-obatan Xerostomia Frekuensi n Persentase Ada mengonsumsi obat-obatan: a. Obat antihipertensi 13 24,53 b. Obat antihipertensi + Obat rheumatoid arthritis 10 18,87 c. Obat respiratori 7 13,21 d. Obat rheumatoid arthritis 6 11,32 e. Obat gastrointestinal 6 11,32 f. Obat antihipertensi + Obat gastrointestinal 3 5,66 g. Obat antidiabetik 3 5,66 h. Obat antidiabetik + Obat rheumatoid arthritis 2 3,77 Tidak mengonsumsi obat-obatan 3 5,66 Jumlah 53 100 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN