Pengertian Xerostomia Etiologi Xerostomia

menyebabkan gangguan pengecapan. Selain itu, jaringan gingiva juga mengalami penurunan atau resesi sehingga akar gigi menjadi terlihat. 16-18

2.3.3 Kelenjar Saliva dan Saliva

Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses menua. Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu keadaan yang normal pada proses menua. Lansia memproduksi jumlah saliva yang lebih sedikit pada keadaan istirahat, saat berbicara maupun saat makan. Laju aliran saliva juga rendah. Keadaan ini disebabkan karena atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan usia yang akan menurunkan produksi saliva. Selain kuantitas saliva, degenerasi kelenjar saliva menyebabkan penurunan viskositas dan kandungan protein saliva khususnya musin yang berperan dalam melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Hal ini menyebabkan mulut kering atau xerostomia sering ditemukan pada lansia. 7,12,19 Saliva memainkan peran yang penting dalam mempertahankan kesehatan rongga mulut. Fungsi utama saliva adalah pelumas, buffer dan pelindung untuk jaringan lunak dan keras pada rongga mulut. Dengan demikian, penurunan saliva menyebabkan ketidaknyamanan pada rongga mulut dan menaikkan jumlah karies gigi serta meningkatkan kerentanan mukosa terhadap trauma mekanis dan infeksi mikroba. 20

2.4 Xerostomia

2.4.1 Pengertian Xerostomia

Xerostomia yang sering dikenal dengan mulut kering xeros = kering dan stoma = mulut, didefinisikan sebagai persepsi subjektif kekeringan pada rongga mulut dimana sekresi saliva dapat ditemukan normal atau menurun. 21 Kondisi ini berhubungan dengan terjadi perubahan pada saliva baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. 22 Xerostomia dapat mengakibatkan timbulnya beberapa masalah pada rongga mulut. Masalah yang terjadi dapat berupa kesulitan dalam mengunyah dan menelan Universitas Sumatera Utara makanan, kesukaran dalam berbicara, kepekaan terhadap rasa berkurang, kesulitan dalam memakai gigi palsu dan mulut terasa seperti terbakar. 5

2.4.2 Etiologi Xerostomia

Xerostomia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 Usia Gejala xerostomia umumnya berhubungan dengan bertambahnya usia. Lansia sering mengalami xerostomia karena terjadi atropi pada kelenjar saliva sehingga produksi saliva menurun dan komposisinya berubah. Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung. Keadaan ini mengakibatkan jumlah aliran saliva berkurang. Biasanya pada lansia yang menggunakan gigi tiruan akan mengalami ketidaknyamanan. Pemakaiannya menjadi tidak nyaman dan juga dapat berpengaruh terhadap retensi gigi tiruan tersebut dikarenakan berkuranganya produksi saliva. 2 Fisiologis 7 Gejala xerostomia ini bisa terjadi setelah berbicara yang berlebihan, berolahraga, bernafas melalui mulut atau menyanyi. Selain itu, juga terdapat komponen emosional seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat merangsang terjadinya efek simpatik dari sistem saraf otonom dan menghalangi sistem parasimpatik sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya aliran saliva dan mulut akan terasa kering. 3 Penyakit kelenjar saliva 23 Ada beberapa penyakit kelenjar saliva yang dapat mengakibatkan xerostomia. Penyakit yang sering melibatkan kelenjar saliva biasanya mengenai kedua kelenjar parotis secara bergantian, sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang menyeluruh. 23 Selain parotitis, sjogren’s syndrome dapat mengakibatkan terjadi xerostomia. Sjogren’s syndrome adalah penyakit autoimun kronik yang ditandai dengan adanya inflamasi dari kelenjar eksokrin. Penyakit lainnya berupa kista dan Universitas Sumatera Utara tumor kelenjar saliva, baik jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus kelenjar saliva dan mempengaruhi sekresi saliva. 4 Penyakit sistemik 24,25 Ada beberapa penyakit sistemik yang dapat mengakibatkan xerostomia. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang sangat berhubungan dengan xerostomia, dilaporkan 40-80 pasien diabetes melitus mengalami xerostomia. Keadaan aliran saliva makin berkurangan pada pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol daripada yang terkontrol. Dehidrasi sebagai hasil dari hiperglikemia yang lama sebagai konsekwensi dari poliuria merupakan penyebab utama xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva pada pasien Diabetes mellitus. 26 Pasien yang menderita Human Immunodeficiency Virus HIV juga mengalami xerostomia akibat efek samping dari obat yang digunakan untuk merawat HIV yaitu obat antiretrovirus atau penurunan CD4+ dan adanya proliferasi sel CD8+ ke dalam kelenjar saliva mayor. Hipertropi kelenjar parotid sering ditemui pada pasien dengan HIV positif. 27 Penyakit gagal ginjal kronis dapat menyebabkan xerostomia karena pengaruh uremik secara langsung pada kelenjar saliva menyebabkan penurunan parenkim dan fungsi ekskretori serta dehidrasi akibat pembatasan pengambilan cairan. 28 Selain itu, systemic lupus erythematosus SLE dan rheumatoid arthritis RA juga dapat menyebabkan terjadinya xerostomia. 5 Terapi radiasi pada daerah kepala dan leher 24 Terapi radiasi pada daerah kepala dan leher merupakan salah satu penyebab terjadinya xerostomia. Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva yang paling sensitif terhadap radiasi diikuti dengan kelenjar submandibularis, sublingualis dan kelenjar saliva minor. 24 Terapi radiasi dapat menganggu fungsi kelenjar saliva terutama pada kelenjar parotis yang dapat mengurangi produksi saliva dan saliva akan menjadi kental. Jumlah kerusakan kelenjar saliva tergantung pada lama paparan jaringan kelenjar saliva pada radiasi. Dosis radiasi 20 Gy dapat menyebabkan kerusakan dari kelenjar saliva apabila pemberiannya dalam dosis tunggal. Apabila dosis yang diberikan diatas 52 Gy dapat menimbulkan kerusakan yang parah pada kelenjar saliva. 11,24 Universitas Sumatera Utara 6 Obat-obatan Xerostomia adalah efek samping yang sering ditimbulkan oleh obat-obatan. Obat-obatan yang sering menimbulkan xerostomia terdiri dari obat antidepresen, anticholinergik, antihistamin, antihipertensi, obat kardiovaskular dan diuretik. 25 Obat- obatan dapat menyebabkan xerostomia dengan mempengaruhi aliran saliva dengan beberapa cara seperti menganggu transmisi sinyal di persimpangan saraf parasimpatis efektor, menganggu aksi di persimpangan neuroadrenergik efektor atau menyebabkan depresi koneksi dari sistem saraf otonom. 24

2.4.3 Gambaran Klinis Xerostomia