transportasi yang terlebih dahulu harus mengisi data diri, baik berupa nama, nomor telepon, email, foto serta informasi mengenai perbankan terkait transaksi
informasi mengenai data dari bank terkait pengguna layanan Dalam menggunakan layanan transportasi umum online, pengguna layanan
memiliki beberapa kewajiban yaitu kewajiban untuk menyerahkan data diri yang diperlukan, membayar sejumlah harga yang telah ditetapkan oleh penyedia
layanan disamping itu pengguna layanan memiliki hak untuk mendapatkan keselamatan untuk sampai ketujuan serta penyedia layanan harus dapat menjamin
perlindungan kepada konsumen dalam bertransaksi, bentuk perlindungan terhadap pengguna layanan ini pada saat terjadi pemesanan. Jika pemesanan sudah
dilakukan namun pengendara transportasi berbasis aplikasi online tersebut tidak datang atau memenuhi pemesanan, telah masuk kategori wanprestasi hal ini
dikarenakan saat pemesanan dan pengendara menyanggupinya, telah terjadi perikatan yang sah. Walaupun pemesanan menggunakan transaksi elektronik
namun pada saat pengguna layanan memberikan orderan dan diambil disanggupi oleh driver maka sudah terjadi hubungan perjanjian namun apabila penggendara
tidak datang bisa dikatakan wanprestasi.
54
F. Kedudukan Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Transportasi Umum
Berbasis Aplikasi Online
Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi demografis
di beberapa wilayah juga memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem transportasi
54
http:www.hukumonline.comberitabacalt55d41f0febd96perlindungan-konsumen- transportasi-berbasis-aplikasi-akan-dikaji diakses 8 April 2016
Universitas Sumatera Utara
di wiayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk suatu daerah juga akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan sistem transportasi dalam melayani
kebutuhan masyarakat. Di perkotaan kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun
tingkat urbanisasi. Yang pada akhirnya berimplikasi pada kurangnya daya saing dari transportasi wilayah sehingga sistem transportasi yang ada mengalami
kesulitan melayani kebutuhan masyarakat. Kerumitan persoalan itu menyatu dengan variable pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, jumlah
kendaraan bermotor yang bertambah melebihi kapasitas jalan yang ada, dan perilaku masyarakat yang masih mengabaikan peraturan berlalu lintas di jalan
raya. Kegagalan sistem transportasi ini mengganggu perkembangan suatu wilayahkota, mempengaruhi efisiensi perekonomian perkotaan, bahkan kerugian
lainnya. Melihat kondisi sebagian orang yang harus menempuh perjalanan sekitar
1,5 jam untuk menuju kantornya dengan menggunakan motor. Dengan waktu tempuh yang begitu panjang dan tingkat polusi udara di atas ambang batas, bukan
tidak mungkin cepat atau lambat kondisi fisik sebagian orang tersebut terus dan terus menurun. Kondisi fisik yang buruk tentu saja akan mengganggu
produktivitas mereka. Hal itu secara langsung ataupun tidak langsung juga berpengaruh
terhadap produktivitas
tempat mereka
bekerja. Dengan
mempertimbangkan akumulasi pelaku perjalanan tersebut, negara mengalami kerugian dan produktivitas yang hilang karena masalah lalu lintas. Masalah lalu
lintas di indonesia sudah seperti benang kusut yang menimbulkan berjuta permasalahan. Berawal dari kesalahan kebijakan dalam membangun sistem
transportasi kota, berbagai masalah di sektor ini terus bermunculan. Mulai dari
Universitas Sumatera Utara
masalah kemacetan lalu lintas, pemborosan konsumsi bahan bakar, buruknya kualitas udara yang melahirkan banyak penyakit kronis, kematian, hingga
permasalahan kesetaraan hak dalam penggunaan ruang jalan yang terampas dari tangan pengguna kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki. Ironisnya,
permasalahan ini tidak akan pernah selesai walaupun trilyunan rupiah telah dihabiskan untuk melakukan studi ataupun proyek percontohan untuk membenahi
sistem transportasi kota, jika keadaan stakeholders-nya tetap seperti ini.
55
Pemerintah daerah memiliki andil terbesar untuk menjamin beberapa hak yang dimiliki masyarakat, salah satunya adalah memberikan pelayanan
transportasi umum yang layak. Pemerintah daerah dianggap paling mengerti apa yang dibutuhkan oleh daerahnya sehingga pemerintah daerah harus sigap dalam
menyediakan transportasi umum, dengan begitu pemerindah daerah memiliki kewenangannya sendiri untuk membangun daerahnya
56
Dengan adanya transportasi umum yang memadai maka masyarakat akan beralih dari yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan
kendaraan transportasi umum. Penyelenggaraan pelayanan transportasi umum sebagai bagian dari sistem
transportasi di Indonesia merupakan bentuk pelayanan publik yang diadakan oleh pemerintah dan swasta, maka dari itu untuk mewujudkan pelayanan yang baik
unsur-unsur pelayanan harus diterapkan dalam penyelenggaraan transportasi umum.
57
Pemerintah bertugas melayani dan kualitas pelayanan harus memuaskan sesuai dengan kualitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, artinya
untuk mencermikan pelayanan publik yang baik penyelenggaraan transportasi
55
http:fitrimariani33.blogspot.co.id2016_01_01_archive.html diakses 20 April 2016
56
Fidel Miro,1997,Sistem Tranportasi Kota,Trasito,Bandung,hlm 2
57
Ibid, hlm 3.
Universitas Sumatera Utara
umum oleh pemerintah harus dimaksimalkan dengan kualitas semaksimal mungkin dengan menyesuaikan kondisi kebutuhan pada setiap masyarakat
Sejak adanya otonomi daerah sebagian bentuk-bentuk pelayanan publik kewenanganya diserahkan kepada daerah termasuk didalamnya dalam pelayanan
transportasi umum bagi masyarakat. Kewenangan daerah untuk mengurus urusan dalam hal transportasi tercantum dalam Pasal 6 ayat 2 UU LLAJ yaitu dalam hal
pembinaan disebutkan bahwa dalam melaksanakan pembinaan pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah provinsi danatau
pemerintah kabupatenkota
58
. Dengan kebijakan tersebut pemerintah daerah harus mampu
menyelenggarakan dan
membina penyelenggaraan
transportasi transportasi umum agar sesuai standar dan tujuan penyelenggaraan.
Dalam pengoperasianya transportasi umum mempunyai jalur tertentu yang disebut dengan trayek yang berupa lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.Pengangkutan orang
dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap dan teratur atau tidak dalam trayek.
Maksud dan tujuan dari pembuatan trayek yaitu untuk menciptakan keteraturan pada jalur transportasi umum agar angkutan beroperasi sesuai dengan tujuan
masing-masing, selain itu dengan pembuatan trayek diharapkan tidak akan ada persaingan antar angkutan untuk berebut penumpang karena sudah dibagi ke
dalam wilayah operasi tertentu.
59
58
www.academia.edu20409268Peran_pemerintah_dalam_pengendalian_a ngkutan_ um um_t idak_ dalam_trayek_di_Banjarnegara
diakses 9 April 2016
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Setiap transportasi umum baik dalam trayek tetap dan teratur maupun tidak dalam trayek harus memiliki izin-izin lengkap dan lolos uji kendaraan hal ini
ditujukan untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat yang menggunakanya selain itu hal ini juga sebagai jaminan legalitas keberadaan
transportasi umum tersebut. Hal yang sering dipertanyakan dalam penyelenggaraan pelayanan jasa
transportasi umum adalah terkait bagaimana peran pemerintah dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan jasa transportasi umum tidak dalam trayek mengingat
banyaknya masalah yang sering muncul dalam praktek pelayanan dalam lingkup tersebut.
60
Pada prakteknya pemenuhan pelayanan jasa transportasi umum sering menemui kendala, hal tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan
dimana terdapat daerah yang tidak dijadikan trayek karena kondisi wilayah yang sulit dijangkau, harga yang dibayarkan relatif mahal dan jumlah penumpang yang
ramai pada waktu tertentu saja sehingga tidak memenuhi syarat untuk dijadikan trayek resmi sehingga munculah pelayanan transportasi umum tidak dalam trayek.
Bagaimanapun kondisinya pelayanan publik harus tetap dilakukan baik di kota maupun di daerah yang sangat sulit dijangkau sekalipun oleh karena itu
pemerintah tetap melakukan pelayanan transportasi umum pada daerah yang tidak terjangkau oleh trayek transportasi umum. Dalam hal ini pemerintah dapat
melakukan pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik Publik Service Obligation oleh BUMN atau pihak swasta yang tampil sendiri tanpa
kehadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan dasar hukum adanya ijin dari pemerintah namun pelaksanaanya harus benar-benar
60
Ibid
Universitas Sumatera Utara
diawasi dan dikendalikan agar tidak merugikan salah satu pihak terutama pengguna jasa.
Pengadaan jasa angkutan secara mandiri oleh pihak swasta didasari alasan- alasan yang akan meminimalisasi kerugian jika terlalu banyak angkutan yang
beroperasi pada jalur diluar trayek, sehingga nantinya pihak swasta dapat berunding untuk menentukan jumlah kendaraan yang akan beroperasi setiap hari.
Penerapan peraturan untuk transportasi umum pada pelayanan transportasi umum tidak dalam trayek tidaklah terlalu ketat dibanding dengan angkutan pada trayek
tetap dan teratur hal tersebut dikarenakan jumlah kendaraan dan penumpang yang sedikit dan tidak menentu sehingga tidak memerlukan pengaturan yang terlalu
spesifik. Adanya penerapan peraturan yang lebih ringan menyebabkan transportasi umum yang beroperasi pada jalur di luar trayek sering kali tidak
memenuhi izin-izin yang ditentukan maupun tidak memenuhi standar kelayakan transportasi umum sehingga berpotensi membahayakan pengguna jasa. Walaupun
diselenggarakan oleh pihak swasta tujuan penyelenggaraan transportasi yang terjangkau dan aman harus tetap dipenuhi, karena kebanyakan pihak swasta hanya
mencari untung tanpa memperhatikan standar dan kualitas pelayanan maka pemerintah harus mengendalikan pelaksanaanya.
Terkait dengan hal tersebut peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat mengawasi penyelenggaraan pelayanan transportasi umum oleh pihak
swasta baik secara preventif maupun represif guna menjamin hak-hak dari pengguna jasa dan juga memberi kepastian hukum bagi penyelenggara jasa
transportasi umum itu sendiri. Pada prakteknya penyelenggaraan jasa transportasi umum tidak dalam trayek banyak terjadi pada daerah terpencil seperti contohnya
di Banjarnegara yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dimana
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya masih banyak yang menggunakan transportasi umum dibanding menggunakan transportasi pribadi hal ini di karenakan kebanyakan kegiatan
perekonomian dan pendidikan hanya berada dipusat kota, sehingga masyarakat di pinggiran harus berpergian dengan jarak yang cukup jauh setiap harinya.Luas
wilayah Banjarnegara yang kecil menyebabkan Banjarnegara hanya mempunyai satu jalan besar yang dijadikan jalan utama yang menghubungkan pusat kota
dengan kecamatan-kecamatan, di jalan utama itu lah sebagian besar transportasi umum antar kota dan kebanyakan transportasi umum lainya lewat sedangkan
untuk memasuki wilayah-wilayah di kecamatan yang tidak dilewati oleh jalur utama masyarakat harus menggunakan transportasi umum lainya atau
menggunakan kendaraan pribadi karena tidak dilalui trayek transportasi umum. Banyaknya daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi umum di
Banjarnegara menyebabkan banyak penyelenggara transportasi umum yang beroperasi tidak dalam trayek mengoperasikan kendaraanya tanpa mengikuti
standar pelayanan yang telah ditentukan, dengan tujuan dari tepi jalur utama menuju berbagai area terpencil di kecamatan dan kebanyakan dari penyelenggara
jasa angkutan tersebutjuga menggunakan kendaraan pribadi berplat hitam yang digunakan sebagai transportasi umum tanpa tanda legalitas dan izin resmi dari
pemerintah setempat dengan tarif yang beragam. Keadaan seperti ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa ada penanganan serius dari pemerintah
setempat, masyakat di wilayah terpencil yang merasa kebutuhanya tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah pada akhirnya tidak mempunyai banyak pilihan
sehingga tetap menggunakan angkutan tersebut. Faktanya pemerintah dianggap gagal dan tidak bisa memberikan
transportasi yang memadai dan layak bagi masyarakatnya sehingga muncul
Universitas Sumatera Utara
inovasi dari pihak swasta untuk membentuk transportasi yang lebih efisien, mudah diakses, murah dan cepat. Dalam menjalankan usahanya transportasi
umum berbasis aplikasi online dijamin oleh pemerintah. Kedudukan pemerintah dalam transportasi umum berbasis aplikasi online
adalah sebagai regulator yang mengedepankan keadilan yang harus menjamin ketersediaan transportasi di setiap daerahnya, dengan adanya inovasi transportasi
umum berbasis aplikasi online pemerintah akan sangat dibantu oleh pihak swasta dalam memberikan disamping itu transportasi umum berbasis aplikasi online
menyangkut hidup orang banyak, dimana dengan adanya layanan ini masyarakat merasa dibantu dengan kemudahan dan biaya murah yang ditawarkan serta
penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah harus mampu memberikan transportasi dengan harga yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan angkutan
publik, dalam norma ini juga ditegaskan bahwa tanggung jawab untuk menjamin tersedianya angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau menjadi
tanggung jawab Pemerintah dan dalam pelaksanaanya Pemerintah dapat melibatkan swasta.
Pemerintah daerah juga turut serta mengawasi perusahaan pemberi layanan transportasi berbasis aplikasi online, pengawasan berupa mewajibkan pemberi
layanan ini berbadan hukum, memiliki izin-izin yang diperlukan, mengikuti uji kelayakan serta mengawasi tarif yang ditentukan oleh perusahaan penyedilayanan
demi menjamin keselamat, keamanan dan kenyamanan dan biaya terjangkau.
61
61
http:bisnis.liputan6.comread2395367kppu-dorong-revisi-uu-llaj-agar-ojek-online- punya-payung-hukum diakses 9 April 2016
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang