Data Percobaan Tabel 1.Data Analisa Bilangan Iodin Pada Crude Palm Oil Perhitungan Reaksi Percobaan Kesimpulan Sejarah Kelapa Sawit

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Percobaan Tabel 4.1.1.Data Analisa Bilangan Iodin Pada Crude Palm Oil No Sampel Kode Berat Sampel gr Volume Titrasi Blanko mL Volume Titrasi Sampel mL Normalitas Na 2 S 2 O 3 N Kadar Bilangan Iodin mgL Rata- Rata mgL 1 CPO 1 Q14 1 0,3045 42,20 29,80 0,1004 51,88 51,85 Q14 2 0,3552 42,20 27,75 0,1004 51,83 2 CPO 2 Q15 1 0,3175 42,20 29,40 0,1004 51,33 51,32 Q15 2 0,3351 42,20 28,70 0,1004 51,32 3 CPO 3 Q16 1 0,3210 42,20 29,20 0,1004 51,60 51,62 Q16 2 0,3034 42,20 29,90 0,1004 51,65 Tabel 4.1.2. Data Analisa Bilangan Iodin Pada RBD Olein No Sampel Kode Berat Sampel gr Volume Titrasi Blanko mL Volume Titrasi Sampel mL Normalitas Na 2 S 2 O 3 N Kadar Bilangan Iodin mgL Rata- Rata mg L 1 RBD Olein 1 Q21 1 0,2739 46,80 34,20 0,1000 58,37 58,35 Q21 2 0,2752 46,80 34,50 0,1000 58,33 2 RBD Olein 2 Q22 1 0,2861 46,80 33,70 0,1000 58,10 58,06 Q22 2 0,2602 46,80 34,90 0,1000 58,03 3 RBD Olein 3 Q23 1 0,2910 46,80 33,45 0,1000 58,21 58,26 Q23 2 0,2774 46,80 34,05 0,1000 58,32 Universitas Sumatera Utara

4.2. Perhitungan

IV = Keterangan : Vb : Volume penitaran Blanko mL Vs : Volume penitaran Sampel mL N Thio : Normalitas Na 2 S 2 O 3 N BE I 2 : 12,69 W : Berat Sampel gram

A. Sampel Crude Palm Oil

CPO 1 : Q14 1 IV = = 51,88 meq Q142 IV = = 51,83 meq ∑ IV = = 51,85 meq CPO : 2 Q151 IV = = 51,32 meq Q152 IV = = 51,33 meq ∑ IV = = 51,32 meq Universitas Sumatera Utara CPO : 3 Q161 IV = = 51,60 meq Q161 IV = = 51,65 meq ∑ IV = = 51,62 meq

B. Sampel RBD Olein

ROL 1 : Q21 1 IV = = 58,37 meq Q21 2IV = = 58,33 meq ∑ IV = = 58,35 meq ROL 2 : Q22 1 IV = = 58,10 meq Q22 2 IV = = 58,03 meq ∑ IV = = 58,06 meq Universitas Sumatera Utara ROL 3 : Q23 1 IV = = 58,21 meq Q23 2 IV = = 58,32 meq ∑ IV = = 58,26 meq

4.3 Reaksi Percobaan

2Na 2 S 2 O 3 + I 2 2NaI + Na 2 S 4 O 6

4.4 Pembahasan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata bilangan iodin untuk CPOQ14= 51,85 meq , CPOQ15= 51,32 meq, CPOQ16= 51,62meq dan untuk RBD Olein Q21= 58,35 meq,RBD Olein Q22 =58,06 meq , RBD Olein Q23 = 58,26 meq. Dan dari data yang diperoleh hasil analisis telah memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu untuk CPO = 50 – 56 meq dan untuk RBD Olein = min 56 meq. Dari hasil tersebut dilihat bahwa bilangan iodin dari RBD Olein memiliki tingkat ketidakjenuhan yang tinggi, memperlihatkan bahwa kandungan asam lemak bebas tidak jenuh dalam RBD Olein yang tinggi dibandingkan dengan CPO Crude Palm Oil. Universitas Sumatera Utara Bilangan iodin dapat menyatakan derajat ketidakjunuhan dari minyak atau lemak.Bilangan iodin minyak atau lemak yang tinggi biasanya berupa cairan, sedangkan bilangan iodin yang rendah biasanya berupa padatan. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang besar. Bila bilangan iodin semakin tinggi maka kualitas dari suatu minyak goreng semakin bagus.Jadi parameter iodin ini sangat penting untuk menjaga kualitas dari suatu minyak sehingga mutunya dapat terjamin dan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Dari hasil analisis yang telah dilakukan, Minyak CPO DAN RBD olein yang dianalisis berada diatas ambang standar SNI - Diperoleh kualitas minyak CPO dan RBD Olein masih sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan oleh SNI.

5.2. Saran

- Diharapkan untuk menganalisa minyak CPO dan RBD Olein menggunakan parameter yang lain, seperti penentuan kadar asam lemak bebas, kadar air, bilangan peroksida, bilangan penyabunan, penentuan titik leleh supaya wawasan kita tidak terpaku pada bilangan iodin saja - Diharapkan pada saat penambahn larutan wijs terhindar dari cahaya, panas dan udara. DAFTAR PUSTAKA Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit Elaeis guinensis jacq diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat.Namun, adapula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni di Brazilia. Kelapa sawit saat ini berkembang pesat di Asia Tenggara,khususnya Indonesia dan Malaysia, dan bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1848 hanay sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon Mauritius dan Amsterdam.Keempat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan di Deli Sumatera Utara. Menurut Hunger 1924 pada tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim dan pada tahun 1870 di Musi Hulu. Bapak Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia bernama Adrine Hallet, pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komersial dalam bentuk perkebunan di Sungai Liput Aceh dan Pulu Raja Asahan.Risza S,1994.

2.2. Tanaman Kelapa Sawit