Pemegang Saham Perseroan Terbatas

Secara hukum ketentuan bagi perseroan terbatas, diatur pada pasal 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, yang berbunyi: Terhadap perseroan berlaku undang-undang ini, anggaran dasar perseroan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 146

3.3 Pemegang Saham Perseroan Terbatas

Pemegang saham merupakan salah satu stakeholeders dalam suatu perseroan terbatas di samping stakeholders yang lain, seperti pekerja, kreditur, investor, konsumen ataupun masyarakat secara keseluruhan. Bahkan lebih dari itu, para pemegang saham dalam suatu perseroan terbatas juga merupakan pihak yang membawa dana ke dalam perusahaan, sehingga dia di samping disebut stakeholders, disebut juga sebagai bagholders bagi perusahaan. 147 Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya disingkat RUPS adalah alat perlengkapan perseroan, yang merupakan kekuasaan yang tertinggi 148 dalam perseroan, yang melaksanakan pimpinan tertinggi atas perusahaan. 149 Pasal 1 butir 4 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 menjelaskan bahwa “Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang 146 Ibid, hlm. 83. 147 Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, Bandung: CV.Utomo, 2005, hlm. 1. 148 Kekuasaan tertinggi merupakan istilah yang digunakan pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13. 149 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2: Bentuk- bentuk Perusahaan, Cet. 10, Jakarta : Intan Sejati Klaten, 2005, hlm 130. Universitas Sumatera Utara mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan atau Anggaran Dasar”. 150 Namun wewenang yang diberikan Undang-Undang kepada RUPS tidak berarti RUPS dapat melakukan tugas dan wewenang yang diberikan Undang-Undang kepada Direksi dan Komisaris. Kepada pemegang saham diberikan bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi dan menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang. 151 Bagian dari modal atau saham dapat diketahui siapa pemiliknya dan berapa jumlahnya melalui daftar buku pemegang saham. 152 Pada Pasal 50 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 ditegaskan bahwa sebagai tanda bukti kepemilikan, maka nama pemegang saham dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham. Perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perusahaan dengan terkumpulnya modal tersebut. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka pemilik modal pemegang saham berhak menikmati keuntungan yang lebih dikenal dengan dividen. Besarnya dividen akan ditentukan dalam RUPS. 153 150 Republik Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, Op. Cit, Pasal 1 angka 4 151 Nindyo Pramono, Op. Cit, hlm. 52. 152 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas Bandung : Nuansa Aulia, 2006, hlm. 53. 153 Ibid, hlm. 54. Universitas Sumatera Utara Sebagai pemilik dari saham yang telah menyertakan modal dalam PT, maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 telah mengatur hak-hak yang melekat oleh sebab kepemilikan saham tersebut. Pasal 52 ayat 1 menyatakan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk : 1.Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS. 2.Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. 3.Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU PT ini. Hak-hak yang individual pemegang saham dapat ditemukan pengaturannya dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yaitu: 1. Pasal 43 ayat 1, yaitu hak untuk ditawarkan terlebih dahulu jumlah saham yang seimbang dengan pemilikan sahamnya untuk kualifikasi saham yang sama, manakala PT bermaksud mengeluarkan saham baru dengan kelas saham yang sama. 2. Pasal 43 ayat 2, yang menyatakan dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan, pemegang saham yang ada berhak mengambil bagian terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham seseuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya. 3. Pasal 51 jo. 48 ayat 1 tentang hak untuk memperoleh setiap lembar saham yang dikeluarkan oleh PT. 4. Hak untuk menjual dan atau mengalihkan dalam bentuk apapun saham yang dimiliki olehnya sebagaimana diatur dalam Pasal 56 UU PT. 5. Pasal 57 ayat 1 tentang hak untuk ditawarkan terlebih dahulu jumlah Universitas Sumatera Utara saham seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama, apabila ada pemegang saham yang bermaksud untuk menjual sahamnya. 6. Pasal 60 ayat 2, yang menyatakan bahwa saham dapat diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain dalam anggaran dasar. 7. Pasal 61 ayat 1 yang secara tegas memberikan hak kepada setiap pemegang saham untuk mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, direksi danatau dewan komisaris. 8. Pasal 62 ayat 1, yaitu hak untuk meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa perubahan anggaran dasar, pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih perseroan atau penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan. 9. Pasal 71 terkait dengan pembagian dividen dan Pasal 72 terkait dengan dividen interimsementar. 10.Pasal 79 ayat 2 terkait dengan hak 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar Universitas Sumatera Utara menetukan suatu jumlah yang lebih kecil untuk meminta penyelenggaraan RUPS. 11. Pasal 80 ayat 1, terkait dengan keadaan dimana direksi atau dewan komisaris atau dewan komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang ditentukan, pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan sendiri pemanggilan RUPS. 12. Pasal 82 ayat 4, mengenai hak untuk meminta salinan bahan RUPS dari perseroan. 13. Pasal 85 ayat 1, pemegang saham berhak menghadiri RUPS dan mengggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. 1. Pasal 138 ayat 1 memberikan hak kepada 1 satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara untuk memohon pemeriksaan PT. 15.Pasal 144 ayat 1 memberikan hak kepada 1 satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, berhak mengajukan usul pembubaran perseroan kepada RUPS. Universitas Sumatera Utara Selain memiliki hak oleh karena kepemilikan saham, pemegang saham juga memiliki kewajiban. Kewajiban pemegang saham yang paling utama adalah menyetor bagian saham yang harus dibayar dan selama belum dibayar penuh, ia tidak dibolehkan pindah ke tangan lain tanpa persetujuan PT. Kewajiban umum pemegang PT adalah mengurus harta kekayaan perseorangan, mengemudi usahausaha perseroan dan mewakili PT di dalam dan di luar hukum. 154 Sebagai pemegang saham, maka ada tanggung jawab terbatas yang melekat pada saham yang dimiliki pemegang saham. Salah satu prinsip dari PT adalah terbatasnya tanggung jawab para pemegang saham sebatas besarnya saham yang dimilikinya dan prinsip ini yang dapat membedakan PT dari bentuk-bentuk usaha yang lainnya, hal ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 UU PT yaitu pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertangggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ini mempertegas ciri perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham yang dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya. 154 Farida Hasyim, Hukum Dagang Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hlm.155. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KOPERASI SEBAGAI PEMEGANG SAHAM PERSEROAN