31 ayat 1 UU PT, mempunyai kepentingan sendiri Pasal 98 UU PT, mempunyai tujuan tertentu Pasal 15 ayat 1 huruf b UU PT, dan
mempunyai organisasi teratur Pasal 1 angka 2 UU PT. Perseroan terbuka adalah perseroan yang melakukan penawaran umum saham,
sesuai dengan ketentuan peratuaran perundang-undangan di bidang pasar modal. Berbadan hukum ini disebut “perseroan”, karena modal
dari persekutuan ini terdiri dari sero-sero atau saham-saham. 4.
Perseroan Group Ciri-cirinya Perseroan Group adalah:
a. Terdiri atas sejumlah bahkan beratus perseroan sebagai
perseroan anak. b.
Terdiri atas sejumlah beratus perseroan sebagai perseroan Holding.
4.2 Praktek Penyertaan Modal Koperasi dalam Perseroan Terbatas
Melaksanakan kerja sama antara perusahaan modal ventura Koperasi dengan perusahaan kecil, kedua belah pihak sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, perjanjian kerja sama antara perusahaan kecil dengan perusahaan modal ventura Koperasi dibuat atas
dasar negoisasi sebelumnya dalam tahap konfirmasi sehingga dalam praktiknya tidak pernah terjadi tuntutan atau ketidakpuasan atas isi
perjanjian kerja sama tersebut. Dalam perjanjian penyertaan dana ini telah ditetapkan prinsip
perikatan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan hukum antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan
kecil. 2.
Lapangan hukum harta kekayaan memberikan modal kepada perusahaan kecil.
3. Menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Untuk melaksanakan penyertaan dan dari perusahaan modal ventura kepada perusahaan kecil ada beberapa macam perjanjian yang dibuat antara
perusahaan modal ventura dengan perusahaan kecil tergantung dari cara pembiayaan yang dimohon, antara lain:
162
1.Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil. 2. Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan,
3. Perjanjian Pengeluaran dan Pengambilan Obligasi Konversi. Pada prinsipnya proses pendanaan lewat modal ventura dapat dikatagorikan
kedalam 4 empat tahap, sebagai berikut:
163
a. Tahap investasi oleh perusahaan modal ventura.
b. Tahap transaksi modal antara perusahaan modal ventura dengan
perusahaan pasangan usahanya. c.
Tahap pertumbuhan perusahaan pasangan usaha. d.
Tahap divestasi.
162
Republik Indonesia Lembaga Pembiayaan, Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Pasal 4.
163
Liya Sukma Muliya Neni Sri Imaniyati, Perusahaan Modal Ventura Dalam Perspektif Hukum Bisnis dan Hukum Islam, Bandung: Fakultas Hukum Universitas Islam
Bandung, 2008, hal. 65
Universitas Sumatera Utara
Secara lebih rinci dapat disebutkan bahwa proses bantuan dana penyertaan saham kedalamsuatu perusahaan pasangan usaha, pada
prinsipnya adalah sebagai berikut:
164
1. Seleksi Awal
Seleksi awal adalah merupakan proses pendahuluan dari proses pencairan dana, yaitu untuk mengetahui layak tidaknya calon perusahaan
pasangan usaha memperoleh bantuan dana berdasarkan proposal yang diajukan. Dalam hal ini yang perlu diseleksi adalah bentuk badan hukum,
bidang usaha, kepemilikan, pengalaman usaha, kegiatan yang sedang dan akan dilakukan dan lain-lain yang dianggap perlu.
2. Proses Perpajakan
Proses ini merupakan kegiatan evaluasi pendahuluan, yang meliputi kegiatan seleksi administrasi serta wawancara dengan calon pasangan
usaha mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi, kebutuhan dana yang pasti, prospek usaha, serta hal-hal lain yang perlu diketahui oleh
perusahaan modal ventura. 3.
Proses Evaluasi Proses ini merupakan proses penilaian lebih lanjut dan rinci untuk
memastikan apakah pendanaan lewat modal ventura pantas diberikan atau tidak, dan apakah prospek usahanya baik atau tidak, serta apakah akan
diperoleh Capital Gain atau tidak. Yang perlu dievaluasi antara lain, aspek hukum, aspek teknis, aspek pemasaran, aspek manajemen dan keuangan.
164
Ibid, hlm. 66-70
Universitas Sumatera Utara
4. Proses Konfirmasi Dalam proses ini sudah ada keputusan pendahuluan tentang apakah
proposal yang diajukan oleh calon perusahaan pasangan usaha dapat disetujui atau tidak. Perusahaan modal ventura akan mengirmkan surat dari
perusahaan modal ventura tersebut akan berisikan persetujuan prinsip persyaratan bantuan dana dan atau penyertaan saham kedalam perusahaan
pasangan usaha. 5. Proses Kerja Sama
Apabila proposal dari perusahaan pasangan usaha telah disetujui, maka selanjutnya dibuat perjanjian antara perusahaan modal ventura dengan
perusahaan pasangan usaha. Perusahaan pasangan usaha yang telah mendapat persetujuan dapat mengambil salah satu dari perjanjian-perjanjian
di atas tergantung dari kebutuhan dan kesanggupan untuk memenuhi persyaratan yang dituangkan dalam perjanjian tersebut. Pendirian Perseroan
Terbatas merupakan dasar pengesahan kerja sama antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha secara hukum, sedangkan
kegiatan pendirian Perseroan Terbatas dilakukan dengan menyelenggarakan pembentukanperubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas, Rapat Para
Pendiri, Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengesahan rencana kerja dan penetapan organisasi.
6. Proses Komersial Dalam proses ini, perusahaan pasangan usaha yang telah diberi
bantuan dana atau saham dan atau dana hasil pembelian obligasi konversi,
Universitas Sumatera Utara
sudah dapat
melakukan kegiatan
komersialnya. Dalam
rangka melaksanakan kegiatan komersialnya, perusahaan pasangan usaha selalu
dimonitor dan diberi bimbingan oleh perusahaan modal ventura, mengingat perusahaan modal ventura sangat berkepentingan agara perusahaan
pasangan usahanya dapat berjalan dan berkembang dengan baik. Dalam proses komersial dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.
7. Proses Divestasi
Pengertian divestasi adalah penjualan aktiva suatu perusahaan, suatu bagian perusahaan atau perusahaan lain milik pemegang saham. Bagian
perusahaan ini bisa merupakan divisi atau anak perusahaan lain. Penjualan dilakukan kepada karyawan, manajemen atau pihak ketiga. Divestasi juga
mencakup penjualan aktiva perusahaan yang menghasilkan dana untuk dimanfaatkan perusahaan.134 Divestasi tidak selalu sama dengan penjualan
saham, penjualan saham bisa merupakan perjanjian saham baru yang berupa setoran modal atau penjualan saham yang telah dimiliki oleh pemegang
saham. Penjualan saham dalam pengertian divestasi, hasilnya akan diterima pemegang saham yang bersangkutan dan tidak masuk ke dalam kas
perusahaan. Pemegang saham yang menjual sahamnya bisa memanfaatkan hasil penjualan sahamnya untuk usaha lain. Pengertian divestasi inilah
berhubungan dengan modal ventura.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Koperasi sebagai Pemegang Saham Minoritas Perusahaan Swasta dan BUMN Persero
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Perseroan Terbatas tidak memberikan pengaturan secara tegas tentang pemegang saham
minoritas, namun dalam beberapa pasal tersurat pengaturan mengenai perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas PT terbuka lebih
ditekankan dalam UUPT, dimana dalam undang-undang ini posisi tawar pemegang saham minoritas dalam pengambilan kebijakan suatu perusahaan
lebih terperinci dengan hak-hak yang diatur dalam UUPT yaitu antara lain: 1.
Pada Pasal 61 ayat 1, menegaskan bahwa pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke Pengadilan Negeri apabila
dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau Dewan
Komisaris. 2.
Pasal 62 menegaskan bahwa pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang
bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa: Perubahan Anggaran Dasar,
Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan; atau
Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. 3.
Pasal 79 ayat 2 menegaskan Pemegang Saham Perseroan meminta diselenggarakan adanya RUPS, pemegang saham minoritas hanya
Universitas Sumatera Utara
sekedar mengusulkan tanpa adanya kewenangan untuk memutuskan diadakannya RUPS.
4. Pasal 97 ayat 6 menegaskan bahwa mewakili Perseroan untuk
mengajukan gugatan terhadap anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian terhadap Perseroan.
5. Pasal 114 ayat 6 menegaskan bahwa mewakili Perseroan untuk
mengajukan gugatan terhadap anggota dewan komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian terhadap Perseroan.
6. Pasal 138 ayat 3 menegaskan bahwa dengan meminta diadakannya
pemeriksaan terhadap Perseroan, dalam hal terdapat dugaan bahwa Perseroan, anggota Direksi atau Komisaris Perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseroan atau pemegang saham atau pihak ketiga.
7. Pasal 144 ayat 1, mengajukan permohonan pembubaran Perseroan.
Hak-hak pemegang saham minoritas di atas merupakan terobosan yang baru dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dengan lahirnya
UUPT, akan tetapi dari hak-hak di atas belum merupakan cerminan perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas yang sempurna
karena aturan mengenai perlindungan hukum pemegang saham minoritas sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance masih sulit untuk
diterapkan di Indonesia.
165
165
Dwi Tatak Subagiyo, “Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas Akibat Perbuatan Melawan Hukum Direksi Menurut Undang-
Undang Perseroan Terbatas”, Jurnal Perspektif, Volume XX, No. 1, Januari 2015, Hlm. 52.
Universitas Sumatera Utara
Kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas dalam suatu PT seringkali bertentangan satu sama lain.
Minority shareholders atau pemegang saham minoritas tidak jarang hanya dijadikan sebagai pelengkap dalam sebuah perusahaan. Dalam
mekanisme pengambilan keputusan di perusahaan dapat dipastikan pemegang saham minoritas ini akan selalu kalah dibanding pemegang
saham mayoritas, sebab pola pengambilan keputusan didasarkan atas besarnya prosentase saham yang dimiliki. Keadaan demikian akan
semakin parah, jika ternyata pemegang saham mayoritas menggunakan peluang
ini untuk
mengendalikan perusahaan
berdasarkan kepentingannya saja dan tidak mengindahkan kepentingan pemegang
saham minoritas.
166
Terdapat BUMN yang menyertakan modalnya melalui mekanisme modal ventura. PT. Bahana Artha Ventura BAV didirikan pada tahun
1993 dan merupakan anak Perusahaan Perseroan Persero PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia PT BPUI sebagai perusahaan Badan
Usaha Milik Negera BUMN yang didirikan pada 17 April 1973, dimana 100 sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui
Departemen Keuangan.
167
Sejak awal pendiriannya BAHANA telah menjalankan misi dalam mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan
kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM dengan skema
166
Ibid.
167
PT. Bahana Ventur a, “Profil BAV”,
http:www.bahanaventura.comprofilprofil-bav diakses pada 6 Oktober 2016 pada pukul 20.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan Venture Capital serta pendampingan manajemen melalui praktek bisnis yang sehat dan Good Corporate Governance. Dalam
struktur kepemilikan saham di BAV terdiri atas PT BPUI sebesar 99.20 dan Koperasi Karyawan PT BPUI sebesar 0.80. Sejak pendiriannya,
BAV dan affiliasinya PMVD, terus menjadi yang terdepan dalam usaha percepatan menumbuhkembangkan UMKM melalui venture capital dan
produk lain sesuai dengan development financing serta melalui program program training dan workshop untuk meningkatkan kinerja mitra
usaha.
168
Disamping praktek koperasi dalam bentuk PMV, koperasi karyawan juga dapat menjadi pemegang saham dalam PT swasta. Hal ini dapat
terwujud dengan program ESOP. Cara ini mulai dilakukan perusahaan sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan yaitu melalui program
yang memungkinkan karyawan mendapat kesempatan dan hak untuk memiliki saham pada perusahaan tersebut. Melalui program tersebut,
karyawan akan merasa ikut memiliki sense of belonging pada tempat bekerja, sehingga karyawan akan termotivasi untuk memajukan
perusahaan. Program ESOP ini diadopsi oleh Indonesia dari beberapa negara
seperti Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Hongkong, Jepang dan hampir seluruh negara di Eropa yang dimana tujuan dari pemberian ESOP pada
168
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
setiap karyawan di negara tersebut juga berbeda-beda. Ada beberapa tujuan dari program kepemilikan saham oleh karyawan, yaitu:
169
1. Memberikan kompensasi kepada Karyawan Perusahaan
Kepemilikan saham oleh karyawan ini merupakan osi kepemilikan saham yang diberikan oleh Perusahaan kepada karyawan, namun tidak
dapat disamakan dengan instrument investasi lainnya.Opsi saham dalam hal ini, menurut Amy Feldman dan John Caplin adalah opsi saham yang
lebih mirip dengan bonus tunai dikarenakan pemilik hak mempunyai keuntungan tak terbatas namun potensi kerugiannya nol.
170
2. Mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat
Tujuan ini jelas dapat dirasakan langsung oleh karyawan mengingat kepemilikan saham karyawan telah mengubah fungsi karyawan yang
awalnya adalah agen perusahaan menjadi salah satu pihak yang dapat memberikan saran untuk kebijakan di perusahaan Ia bekerja. Selain dari
pada itu, dengan saham yang dimilikinya, Karyawan juga secara tidak langsung akan menjadi salah satu pihak yang menginginkan kemajuan
dari Perusahaan tersebut yang akan langsung mempengaruhi kinerja dari si Karyawan penerima saham tersebut.
3. Menghilangkan Moral Hazard.
Hal ini be rpengaruh kepada “sifat” dari pemegang saham atau organ
perusahaan yang selama ini identik dengan tidak memberikan
169
David Reitman, Stock Option and the Strategic Use of Mangerial Incentives American Economic Review, Juni 1993, hal. 513.
170
Amy Feldman dan Joan Caplin, “Employee Stock Option”, The Money, Januari 2001.
Universitas Sumatera Utara
keuntungan dan memperhatikan kesejahteraan karyawan, yang jelas bertolak belakang dengan sifat “kekeluargaan” yang diamantkan UUD
1945. Dengan diterapkannya ESOP ini, jelas secara langsung berpengaruh pada penghapusan anggapan tersebut.
4. Mengontrol Aggresivitas Perilaku Para Eksekutif dan Karyawan Kunci
Dengan adanya pemberian kepada Karyawan akan memberikan kepastian kepada Perusahaan yang memberikan saham pada Karyawan
tersebut dalam menahan dan mengunci Karywan yang penting dan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaannya dari perusahaan-
perusahaan atau eksekutif-eksekutif lain yang mungkin ingin mengambil “Karyawan” yang penting tersebut.
5. Meningkatkan harga saham Perusahaan
.
6. Mengatasi masalah arus kas
Program ESOP ini merupakan suatu program non-tunai yang tidak menggunakan kas Perusahaan sehingga hal ini membawa akibat yang
baik bagi perusahaan yang sedang kesulitan arus kas tetapi ingin tetap melakukan kompensasi berupa penghargaan kepada karyawannya.
7. Sumber Pembiayaan Perusahaan
Kepemilikan saham oleh Karyawan yang dapat dilakukan secara langsung oleh karyawan yaitu dengan melakukan pembelian pada
Perusahaan secara langsung, adalah salah satu tujuan yang dimaksud dalam hal ini yaitu menambah sumber pembiayaan bagi perusahaan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8. Menarik dan menahan pada eksekutif terbaik
Pada dasarnya yang menjadi tujuan dari ESOP adalah untuk menarik dan menahan Karyawan yang dianggap penting dan berjasa bagi
perusahaan. Adapun dalam Prakteknya, adalah dengan menambah klausa dalam perjanjian bahwa “saham dapat di-exercise beberapa tahun
kemudian” yang secara tidak langsung akan memaksa karyawan untuk dapat bertahan. Hal ini di Amerika Serikat, sebagai negara yang turn
over karyawannya cukup tinggi, telah menerapkan dan merupakan suatu yang jamak berlaku bertahun-tahun.
9. Menaikkan Citra Perusahaan dalam masyarakat
Dengan diterapkannya Program ini akan mengakibatkan citra yang baik bagi Perusahaan dihadapan masyarakat, yaitu dengan menunjukkan
Perusahaan tersebut telah melaksanakan prinsip good corporate governance.
10. Economic dan perceived cost
Secara akuntansi, biaya selama proses pemberian saham ini tidaklah diakui sebagai kredit dalam Akuntansi, sehingga tidak akan mengurangi
laba akuntansi. 11.
Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang
Hal ini sejalan dengan yang menjadi dasar program ini adalah untuk melaksanakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip insentif,
yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu pengharhaan yang
Universitas Sumatera Utara
besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau shareholders value dari perusahaan tersebut.
171
Pada praktiknya, dapat diketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki sekelompok karyawan yang bernaung dalam koperasi karyawan
yang berhak atas kepemilikan saham dalam perusahaannya. Terkait hal tersebut, sangatlah berhubungan dengan proses pemberian saham tersebut
kepada Karyawan. Perusahaan di Indonesia, apabila ditinjau dari praktik yang sudah berlangsung, maka pemberian akan diberikan langsung kepada
individu-individu dari masing-masing karyawan dan bukan kepada sekumpulan karyawan dan atau badan yang dibentuk oleh sekumpulan
karyawan untuk hal tersebut.
172
Apabila dilihat dari motifasi pemeberian saham itu sendiri juga, hal itu sesuai dengan untuk melakukan penahanan
atas karyawan tersebut selama memang karyawan yang dianggap kontribusinya dianggap sangat penting untuk memajukan dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan, maka tidaklah memungkinkan dengan membagi atau memberikan secara sekelompok bukan individu
tidak terlihat tingkat pembedaan penghargaan pada karyawan tersebut.
171
Tim Studi Penerapan ESOP Emiten atau Perusahan Publik di Pasar Modal Indonesia, “Studi tentang Penerapan ESOP Emiten atau Perusahan Publik di Pasar Modal”,
Departemen Keungan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal, 2002, hlm. 11.
172
Hal ini sudah dapat dibuktikan dengan melihat proses kepemilikan saham oleh karyawan PT ASTRA International, yang saat itu untuk menerapkan EMSOP ini, PT
ASTRA International menunjuk jasa konsultan Watson Wyatt dari Hongkong untuk dapat menerapkan EMSOP yang berlaku di luar negeri di PT ASTRA International.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Koperasi Perusahaan Modal Ventura sebagai Pemegang Saham Investee Company
Pengertian Modal Ventura Venture Capital Company menurut Pasal 1 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan adalah
badan usaha
yang melakukan
usaha pembiayaanpenyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan Investee Company untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi,
danatau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Definisi yang sama diulang kembali pada Pasal 1 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 18PMK.0102012 tentang Perusahaan Modal Ventura. Koperasi sebagai subjek hukum juga memiliki kesempatan untuk
dapat melakukan usaha pembiayaanpenyertaan modal ke suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan Investee Company. PMV dapat
didirikan dalam bentuk badan hukum koperasi.
173
Koperasi yang melakukan kegiatan sebagai PMV harus terlebih dahulu memperoleh izin usaha dari
Menteri.
174
PMV dalam hal ini koperasi wajib mencantumkan secara jelas dalam anggaran dasar mengenai maksud dan tujuan badan hukum hanya
untuk menjalankan kegiatan usaha PMV yang terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Mentri Keuangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perusahaan
Modal Ventura.
173
Republik Indonesia, Peraturan Mentri Keuangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perusahaan Modal Ventura, Pasal 11 ayat 1 .
174
Republik Indonesia, Peraturan Mentri Keuangan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perusahaan Modal Ventura, Pasal 12 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
Pada setiap kegiatan bisnis pembiayaan, termasuk modal ventura inisiatif mengadakan hubungan kontraktual berasal dari pihak-pihak
terutama perusahaan pasangan usaha, dengan demikian kehendak pihak- pihak yang menjadi sumber hukumnya. Kehendak pihak-pihak tersebut
dituangkan dalam bentuk tertulis berupa rumusan perjanjian yang menentapkan kewajiban dan hak masing-masing pihak dalam hubungan
bisnis pembiayaan modal ventura. Koperasi yang bertransformasi menjadi Perusahaan Modal Ventura
menjadi pemegang saham Perusahaan Penerima Pembiayaan ketika menyertakan modalnya. Dalam hal menjadi pemegang saham, maka
koperasi harus tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sebagai pemilik dari saham yang telah
menyertakan modal dalam PT, maka UU PT telah mengatur hak-hak yang melekat pada koperasi oleh sebab kepemilikan saham tersebut. Pada
ketentuan Pasal 52 ayat 1 UU PT dinyatakan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk :
1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS.
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang Perseroan
Terbatas ini. Hak-hak yang disebutkan di atas, tidak dapat dibagi-bagi yang
artinya hanya dapat digunakan oleh pemegang saham yang sahamnya telah
Universitas Sumatera Utara
dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama pemiliknya. Selanjutnya, hak lain yang dimaksud dalam butir c. di atas adalah:
1. Mendapatkan penawaran saham terlebih dahulu untuk saham yang baru
akan dikeluarkan dari portepel perusahaan atau saham yang sudah ada;
175
2. Mengajukan gugatan terhadap Perseroan kepada pengadilan negeri
apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau
Dewan Komisaris;
176
3. Meminta sahamnya dibeli oleh Perseroan dengan harga yang wajar
apabila ia tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan berupa tindakan-tindakan yang
disebutkan dalam Pasal 62 UU PT. Selain hak-hak yang terbatas disebutkan dalam paparan di atas, saham juga memberikan hak
kebendaan kepada pemiliknya. Dalam kaitannya dengan hukum jaminan, maka hak kebendaan ini terikat kepada dua ketentuan yaitu, pertama,
saham dapat menjadi tanggungan segala perikatan yang dibuat oleh si pemegang saham. Hal ini sesuai dengan Pasal 1131 KUHPer yang
menyatakan: “Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak
maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan
perserorangan ”.
175
Republik Indonesia, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, Op. Cit, Pasal 57 ayat 1.
176
Ibid, Pasal 61 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1 angka 4 UUPT menentukan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah Organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang ini danatau
anggaran dasar. Pasal tersebut menentukan pengertian RUPS itu sendiri dan apabila
dibandingkan ternyata rumusan pengertiannya berbeda dengan yang ditentukan dalam Pasal 1 angka 3 UU. No. 1 Tahun 1995 atau UUPT lama
yang menentukan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. Penelusuran terhadap UUPT pun
menunjukkan kompetensi RUPS memiliki ruang lingkup yang luas. Dari hasil identifikasi terdapat sebanyak 34 pasal UUPT yang menentukan
mengenai kompetensi RUPS sebagai berikut : 1.
Memberikan persetujuan terhadap perbuatan hukum calon pendiri untuk kepentingan perseroan yang belum didirikan sehingga perbuatan hukum
calon pendiri tersebut mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum Pasal 13 ayat I UUPT.
2. Memberikan persetujuan terhadap perbuatan hukum pendiri setelah
pendirian perseroan tetapi PT belum memperoleh status badan hukum Pasal 14
Universitas Sumatera Utara
3. Memberikan persetujuan terhadap usulan perubahan anggaran dasar
perseroan Pasal 28 4.
Memberikan persetujuan atas penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak Pasal 34 ayat 3
5. Menyetujui hak tagih pemegang saham atau kreditur terhadap perseroan
sebagai kompensasi penyetoran saham dalam permodalan perseroan Pasal 35.
6. Memberikan persetujuan terhadap maksud perseroan melakukan buy
backmembeli kembali saham yang telah dikeluarkan Pasal 38. 7.
Menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atas maksud melakukan buy back Pasal 39,
8. Memberikan persetujuan atas penambahan modal dasar, modal
ditempatkan, dan modal disetor Pasal 41 ayat 1, 9.
Menyerahkan kewenangan untuk memberikan persetujuan pelaksanaan keputusan RUPS tentang penambahan modal perseroan kepada Dewan
Komisaris Pasal 42 ayat 2. 10.
Menyetujui pengurangan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor Pasal 44 UUPT,
11. Dengan ketentuan apabila anggaran dasar mempersyaratkan,RUPS
dapat memberikan persetujuan pemindahan hak atas saham Pasal 57 ayat 1 huruf b.
Universitas Sumatera Utara
12. Dengan ketentuan apabila dipersyaratkan anggaran dasar, RUPS dapat
memberikan persetujuan atas rencana kerja tahunan yang disusun oleh DireksiPasal 64 ayat 2 dan 3.
13. Melakukan penolakan untuk mengesahkan laporan keuangan perseroan
untuk perseroan-perseroan tertentu misalnya yang bergerak di bidang pengerahan dana masyarakat sebagaimana dimaksudkan Pasal 62 ayat 1
dan 2. 14.
Memberikan persetujuan terhadap laporan tahunan perseroandan mengesahkan perhitungan tahunan perseroanPasal 69 ayat 1 UUPT.
15. Menyetujui penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah
penyisihan untuk cadanganPasal 71 ayat 1. 16.
Mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukan ke dalam cadangan khususPasal 73 ayat 2.
17. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau
pemisahan, pengajuan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya dan pembubaran perseroanPasal 89 ayat 1.
18. Menetapkan pembagian tugas dan wewenang pengurusan Perseroan di
antara anggota DireksiPasal 92 ayat 5. 19.
Mengangkat anggota DireksiPasal 94 ayat 1 dan anggota Dewan KomisarisPasal 111 ayat 1, Memberhentikan anggota DireksiPasal
94 ayat 5 juncto Pasal 105 ayat 1 dan anggota Dewan KomisarisPasal 115 ayat 5 dan Pasal 119.
Universitas Sumatera Utara
20. Menetapkan besaran gaji dan tunjangan anggota DireksiPasal 96 ayat
1 dan besaran gaji atau honorarium dan tunjangan anggota Dewan KomisarisPasal 113.
21. Menetapkan pembatasan atau persyaratan kewenangan DireksiPasal 98
ayat 3. 22.
Menunjuk pihak di luar anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk mewakili Perseroan dalam hal terdapat seluruh anggota
Direksi dan Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan PerseroanPasal 99 ayat 2 huruf c.
23. Menyetujui maksud Direksi untuk mengalihkan kekayaan atau
menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan yang merupakan lebih dari 50 dari kekayaan bersih PerseroanPasal 102 ayat 1.
24. Menyetujui atau menolak rencanamaksud Direksi untuk mengajukan
permohonan pailit atas PerseroanPasal 104 ayat 1. 25.
Mencabut atau menguatkan keputusan Dewan Komisaris yang memberhentikan sementara anggota DireksiPasal 106 ayat 6,.
26. Meminta laporan Dewan Komisaris tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampauPasal 116 huruf c.
27. Memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan
tindakan pengurusan Perseroan apabila Direksi tidak ada ata apabila seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
PerseroanPasal 118 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
28. Mengangkat Komisaris IndependenPasal 120 ayat 2.
29. Menyetujui rancangan penggabungan yang disusun Direksi dan
sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris PerseroanPasal 123 ayat 3.
30. Menyetujui pengambilalihan Pasal 125 ayat 4 juncto Pasal 126 ayat 2
dan Pasal 127 ayat 1 dan rancangan pengambilalihan Pasal 128 ayat 1.
31. Menyetuji pembubaran perseroanPasal 142 ayat 1 huruf a.
32. Menunjuk likuidatorPasal 142 ayat 3 juncto Pasal 145 aat 2.
33. Menyetujui laporan pertanggungjawaban likuidator atas likuidasi
Perseroan yang dilakukannyaPasal 152 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN