anggota koperasi, pengurus koperasi, pengelola koperasi, pengawas koperasi maupun masyarakat yang akan membentuk koperasi.
90
Undang-Undang Nomor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan memuat bab khusus Bab X Pasal 73 ayat 1 untuk mendorong pertumbuhan
UMKMK, yang memberikan amanah kepada pemerintah maupun pemerintah daerah untuk melakukan pemberdayaan terhadap koperasi serta
usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor perdagangan. Pemberdayaan UMKMK ini, sebagaimana tertuang dalam ayat 2, dilakukan melalui
sejumlah program fasilitas dan insentif, bimbingan teknis, akses maupun bantuan permodalan, bantuan promosi, dan pemasaran.
2.3 Pengaturan Koperasi di Indonesia
2.3.1 Karakteristik Koperasi di Indonesia Undang-Undang Perkoperasian menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
91
Koperasi menyandarkan usahanya berdasarkan asas kekeluargaan sebagaimana perwujudan dari pasal 33 ayat 1 UUD
1945. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
90
Ibid.
91
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 1 angka 1.
Universitas Sumatera Utara
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
92
Demi mencapai tujuan tersebut, koperasi memiliki prinsip yang menjadi sumber inspirasi dan menjiwai keseluruhan organisasi dan kegiatan
usahanya. Prinsip-prinsip koperasi tersebut yaitu :
93
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; 4.
pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; 5.
kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula
prinsip koperasi yaitu pendidikan perkoperasian dan prinsip kerja sama antar koperasi.
Dalam ilmu ekonomi, koperasi termasuk badan usaha yang berbentuk badan hukum. Akan tetapi koperasi memiliki ciri tersendiri yang
berbeda dengan badan-badan usaha lain, antara lain:
94
Koperasi: a.
tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maksud pertama adalah memperbaiki kesejahteraan anngota benefit associatin.
92
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 4.
93
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 5
94
U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1, hlm. 39.
Universitas Sumatera Utara
b. Orang anggota yang diutamakan modal hanya sebagai alat.
Keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya keuntungan itu.
c. Anggota mempuyai hak suara yang sama demokrasi
d. Modal koperasi berubah-ubah, bergantung pada keluar masuk
anggota. e.
Bekerja secara terang-terangan sehingga dapat diketahui. Badan usaha lain:
a.
Mencari keuntungan sebesar-besarnya profit association.
b.
Uang modal diutamakan, orang anggota faktor kedua. Modal
c.
berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal.
d.
Hak suara bergantung besarnya modal yang dimiliki.
e.
Modal badan usaha tetap.
f.
Merahasiakan cara bekerjanya supaya dapat keuntungan.
2.3.2 Organ-Organ Koperasi
Sebuah badan usaha tidak dapat dijalankan apabila badan usaha tersebut tidak memiliki alat penggerak. Alat penggerak yang terdapat di
koperasi merupakan organ koperasi itu sendiri. Organ koperasi yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
95
95
Perangkat Organisasi Koperasi daitur pada pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Universitas Sumatera Utara
a Rapat Anggota
Para organ anggota untuk membicarakan sesuatu tentang koperasi di kalangan anggota maka diadakan suatu rapat, di mana
para anggota seluruhnya diundang. Para anggota dapat berbicara, memberikan usul, dan pertimbangan menyetujui usul, atau
menolaknya seperti halnya yang umum dilakukan pada suatu rapat. Selain anggota pengurus dan badan pemeriksa jika ada, penasehat
beserta pejabat lain pada dasarnya tidak ada pihak lain yang dapat diundang sehingga pembicaraan tidak ada campur tangan dari orang
lain.
96
Sebuah pencerminan demokrasi dalam koperasi terdapat dalam rapat anggota. Rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi
dalam organisasi koperasi. Di dalam rapat anggota, orang-orang tanpa mewakili aliran, golongan dan paham politik orang-perorangan
dan hak suara yang sama atau satu pada suatu koperasi. Kondisi seperti itu merupakan asas pokok dari penghidupan koperasi
tersebut.
97
Rapat anggota diselenggarakan oleh pengurus koperasi dan pengurus juga yang bertanggung jawab atas rapat anggota.
Keputusan yang diambil oleh Rapat Anggota bersifat mengikat semua anggota untuk ditaati dan juga mengikat pengurus koperasi
96
Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat Jenderal Koperasi Indonesia, Pengetahuan Perkoperasian,Jakarta: Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat
Jenderal Koperasi Indonesia, 1977, hlm. 85.
97
Pandji Anoraga Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: Bina Adiaksa, 2003, hlm. 15.
Universitas Sumatera Utara
untuk melaksanakan. Tentunya ini semuanya terlebih dahulu sudah diatur dalam Anggaran dasar Koperasi yang bersangkutan maupun
dalam keputusan lain sehingga semua anggota dianggap mengetahui terlebih dahulu.
98
b Pengurus
Menurut ketentuan tradisional, pengurus itu dirumuskan sebagai badan pemerintahan terhadap siapa pengelolaan urusan
koperasi itu dipercayakan. Karena itu pengurus adalah badan eksekutif yang bertugas di bidang pengelolaan, sedangkan para
anggota dalam Rapat Umum adalah pembuat kebijaksanaan dengan kekuasaan untuk memutuskan segala hal yang berkenaan dengan
koperasi.
99
Pengurus berwenang mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan, memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru
serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar. Kewenangan yang lainnyaadalah melakukan
tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota dan
mengangkat pengelola. Tanggung jawab pengurus baik bersama- sama maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang diderita
koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaiannya. Selain itu jika pengurus dapat dituntut oleh penuntut
98
Departemen Perdagangan dan Koperasi Direktorat Jenderal Koperasi Indonesia, Op.cit., hlm. 85.
99
Hans H. Munker, Hukum Koperasi., Bandung: Alumni, 1987, hlm. 101
Universitas Sumatera Utara
umum. Bila pengurus mengangkat pengelola maka pengurus tetap betanggung jawab atas pengelolaan tersebut.
100
c Pengawas
Pengertian pengawas dan pengurus memiliki kedudukan yang sejajar dalam koperasi. Dalam hal ini tidak ada yang lebih atas dan
tidak saling membawahi diantara kedua perangkat organisasi koperasi. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan merahasiakan hasil pengawasan
terhadap pihak ketiga. Kedudukan sejajar antara pengurus dan pengawas dikarenakan hakikat dari dua organ tersebut melaksanakan
amanat rapat anggota didalam mengelola kegiatan koperasi sehari- hari.
101
2.3.3 Permodalan Koperasi Sebagai badan usaha koperasi sama dengan bentuk badan usaha
lainnya, yaitu sama-sama berorientasi laba dan membutuhkan modal. Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial harus menjalankan
usahanya. Oleh karena itu kehadiran modal dalam koperasi ibarat pembuluh darah yang mensuplai darah modal bagi kegiatan-kegiatan lainnya dalam
100
M. Faru q Sulaiman, “Perbandingan Kedudukan Tanggung Jawab Hukum
Pengurus Pada Koperasi dan Perseroan Terbatas Studi Kasus: Koperasi Komunika dan PT Bakrie Telecom Tbk,” Skripsi, Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 30
101
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
koperasi.
102
Dalam memulai suatu usaha, modal merupakan salah satu faktor penting disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa tidak berjalan
apabila tidak tersedia modal. Artinya, bahwa suatu usaha tidak akan pernah ada atau tidak dapat berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menggambarkan
bahwa modal lah yang menjadi faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha.
103
Karenanya setiap orang yang akan melalukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya adalah memikirkan dan
mencari modal untuk usahanya. Kedudukan modal dalam suatu usaha dikatakan oleh Suryadi Prawirosentono sebagai berikut:
104
“Modal adalah salah satu faktor penting diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan. Bahkan modal merupakan faktor produksi
penting untuk pengadaan faktor produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin. Tanpa modal tidak mungkin dapat membeli tanah, mesin,
tenaga kerja dan teknologi lain. Pengertian modal adalah “suatu aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak diperdagangkan
dalam kegiatan bisnis sehari- hari”.
Modal merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan pada waktu yang akan datang dan dinyatakan
dalam nilai uang. Modal dalam bentuk uang pada suatu usaha mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan usaha,
yakni : a.
sebagian dibelikan tanah dan bangunan; b.
sebagian dibelikan persediaan bahan; c.
sebagian dibelikan mesin dan peralatan;
102
Lihat Neti Budiwat i, “Manajemen Keuangan dan Permodalan Koperasi”,
file.upi.eduDirektori...KOPERASI...Manaj_Keuang_Kop.pdf Diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pada pukul 20.00
103
Ibid.
104
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
d. sebagian lagi disimpan dalam bentuk uang tunai cash.
Koperasi sebagai badan usaha perlu dikelola secara profesional dengan mengandalkan prinsip usaha rasionalitas, efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas yang bermuara pada kepentingan anggota dan keuntungan secara keseluruhan tanpa mengabaikan prinsip utama koperasi itu sendiri.
Hal ini menimbulkan masalah ketika menejemen keuangan yang harus dikelola semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah yang sering
terjadi khususnya masalah permodalan yang akan menghambat roda usaha koperasi.
105
Permodalan menjadi permasalahan klasik bagi setiap badan usaha kerakyatan tidak terkecuali untuk koperasi. Penyebab lemahnya struktur
permodalan dikarenakan:
106
1. Lemahnya struktur permodalan koperasi yang selalu mengalami
masalah kekurangan modal secara kuantitatif. 2.
Jumlah modal koperasi yang selalu berubah-ubah. Penyebab diatas menjadikan para investor kurang tertarik untuk menanmkan
modalnya pada koperasi. Berbagai hambatan permodalan koperasi harus disikapi dengan
mencari dan menemukan solusi pembiayaan lain sebagai alternatif jalan tengah. Dalam dunia pembiayaan atau permodalan, selain dikenal istilah
lembaga keuangan perbankan, kita juga mengenal lembaga keuangan bukan bank. Berbeda dengan lembaga perbankan, lembaga keuangan bukan bank
105
Ibid.
106
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ini tidak diperbolehkan mengumpulkan dan mengelola dana masyarakat dalam menjalankan core business-nya. Sumber dana diperoleh dari setoran
para pemilik, baik lembaga non pemerintah maupun pemerintah. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
107
Modal sendiri dapat berasal dari:
108
1. simpanan pokok;
2. simpanan wajib;
3. dana cadangan;
4. hibah.
Modal pinjaman dapat berasal dari:
109
1. anggota;
2. koperasi lainnya danatau anggotanya;
3. bank dan lembaga keuangan lainnya;
4. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
5. sumber lain yang sah.
Selain modal yang disebutkan, koperasi dapat juga melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. Ketentuan mengenai
modal penyertaan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada Koperasi. Untuk memperkuat struktur
permodalan, koperasi dapat memupuk modal melalui modal penyertaan yang berasal dari:
107
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 41 ayat 1.
108
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 41 ayat 2 .
109
Indonesia Perkoperasian, Ibid, Pasal 41 ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
a. pemerintah,
b. anggota masyarakat,
c. badan usaha dan
d. badan-badan lainnya.
Pemupukan modal perjanjian harus didasari sebuah perjanjian antara koperasi dengan pemodal.
110
Pemodal pada koperasi simpan pinjam adalah penyerta modal. Penyerta modal merupakan sebagai pengguna jasa
koperasi. Umumnya, penyerta modal adalah para anggota masyarakaat yang disebut mitra usaha.
2.3.4 Bidang Usaha Koperasi Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang
sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari
kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga
sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi
oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong
diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama gotong royong, dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang
110
Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Modal Penyertaan Pada Koperasi, PP No. 33 Tahun 1998, Lembran Negara Nomor 47, Pasal 3 dan Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara
benar dan konsisten. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan
perhatian dari pemerintah.
111
Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja
sama sebagai satu unit, manusia memerlukan manusia lainnya dalam kerangka kerja sosial social framework. Dalam hal ini, koperasi berkaitan
dengan fungsi-fungsi adalah sebagai berikut :
112
1. Fungsi sosial, yaitu cara manusia hidup, bekerja, dan bermain dalam
masyarakat. 2.
Fungsi ekonomi, yaitu manusia membiayai kelangsungan hidupnya dengan bekerja dalam masyarakat.
3. Fungsi Politik, yaitu cara manusia memerintah dan mengatur diri
mereka sendiri melalui berbagai hukum dan peraturan. 4.
Fungsi Etika, yaitu cara manusia berprilaku dan meyakini kepercayaan mereka, falsafah mereka, dan cara berhubungan dengan Tuhan mereka.
Koperasi berdasarkan pembentukannya dibedakan menjadi dua bentuk yakni koperasi primer yang merupakan koperasi yang di dalamnya
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang
113
dan bentuk bentuk lain yakni
111
Tulus Tambunan, Op. Cit, hlm. 3.
112
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek, Jakarta: Erlangga, 2001, hlm 14.
113
Indonesia Perkoperasian, Op. Cit, Pasal 6.
Universitas Sumatera Utara
koperasi sekunder yakni koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi.
114
Koperasi yang dibedakan berdasarkan jenis kegiatan usaha yang dilakukannya yang didasari atas adanya kesamaan kegiatan dan kepentingan
ekonomi anggotanya.
115
Dalam UU Perkoperasian juga dijelaskan bahwa jenis koperasi terbagi menjadi koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi jasa. Masing-masing dari jenis tersebut memiliki kegiatan usaha tersendiri. Usaha koperasi merupakan kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
116
Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi yang bersangkutan dan atau anggotanya. Calon
anggota koperasi diberikan kewajiban dalam waktu paling lama 3 tiga bulan setelah melunasi simpanan pokok harus menjadi anggota. Kegiatan
usaha simpan pinjam yaitu, 1 menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya,
2 memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya. Kegiatan usaha simpan pinjam harus dilakukan
berdasarkan perjanjian kerjasama antar koperasi.
117
114
Ibid, Pasal 6 ayat 2.
115
Ibid, Pasal 16.
116
Ibid, Pasal 43.
117
Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1995, Lembaran Negara Nomor 19 Tahun 1995, Pasal 19.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN