100 responden, maka sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yang berjumlah 82 responden.
3.7 Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah: 1. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden
yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan.
2. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi baik dari buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs internet untuk
mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2012:199. Kuesioner penelitian ini dilakukan dengan memberi daftar pertanyaan kepada nasabah yang
telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian. 2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal
penelitian, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3. Wawancara Cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada responden.
Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat
diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner diakatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali,2006:45. Metode yang digunakan dengan membandingkan antara nilai
kolerasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel.Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut valid Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut tidak valid Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
untuktingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom df = n-k, dalam hal ini n adalahjumlah sampel. Data yang diperoleh harus menunjukan hasil yang stabil
dan konsisten dan bila dilakukan kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui konsistensi dari data yang dilakukan dengan uji realibilitas
konsistensi dari data dilakukan dengan uji realiabilitas konsistensi internal, suatu
Universitas Sumatera Utara
kuesioner dikatakan realiabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang diajukan konsisten.
Pengujian ini dilakukan oleh penulis pada Jajanan Kuliner di Lokasi Taman Setia Budi Medan. Kepada 30 penjual kuliner sebagai responden dan Pada
penelitian ini uji validitas dan realiabilitas dilakukan dengan metode sekali ukur one shot method, dimana metode pengukuran ini cukup dilakukan satu kali, dan
dengan menggunakan programSPSS. Hasil dari uji validitas dapat dilihat dari Tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item Deleted
X11 85,4000
119,834 ,730
,946 X12
85,1333 124,189
,457 ,950
X13 85,3333
117,678 ,777
,945 X14
85,4667 114,947
,883 ,944
X15 85,6667
120,368 ,525
,949 X16
85,4000 113,628
,917 ,943
X21 85,0667
124,478 ,427
,950 X22
85,4333 123,151
,574 ,948
X23 85,5333
120,120 ,660
,947 X24
85,3333 124,575
,576 ,948
X25 85,4333
113,771 ,930
,943 X26
85,4667 114,947
,883 ,944
X27 85,3667
122,240 ,593
,948 X28
85,4000 118,800
,745 ,946
X29 85,4000
113,628 ,917
,943 X210
85,3667 113,757
,891 ,944
Y1 85,9000
121,748 ,387
,953 Y2
85,3333 124,575
,576 ,948
Y3 85,4667
124,326 ,462
,949 Y4
85,3000 122,286
,604 ,948
Y5 85,1000
124,300 ,444
,950 Y6
85,5000 122,190
,590 ,948
Sumber : Hasil Pengujian SPSS 2016
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 menunjukan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai r
tabel
0.361. Dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid dan koesioner dapat
dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel Ginting,2008:37. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat
pengukuran dan sebaliknya. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara pengukuran pertama dan kedua. Bila angka kolerasi r
dikuadratkan, hasil kuadrat ini disebut koefisien determinasi. Makin tinggi angka kolerasi, makin rendah kesalahan pengukuran.
Makin tinggi angka kolerasi, makin rendah kesalahan pengukuran. Pengujian reliabilitas di lakukan dengan kriteria
sebagai berikut : Jika r
alpha
r
tabel
maka kuesioner reliabel Jika r
alpha
r
tabel
maka kuesioner tidak reliabel Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
,949 22
Sumber : Hasil Pengujian SPSS, 2016
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4, Cronbach Alpha sebesar 0,949. Karena Cronbach Alpha diatas 0,80 maka seluruh butir pernyataan
adalah realiabel.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono 2012:21 analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu statistik hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas generalisasiinfrensi. Pada penelitian ini memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan, keterampilan berwirausaha terhadap keberhasilan usaha pada Pajak USU Karona Padang Bulan Medan.
3.10.2 Analisis Statistik
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis statistik regresi linier berganda karena metode ini ditujukan untuk menentukan hubungan linear
antara beberapa variabel bebas pengetahuan kewirausahaan dan keterampilan berwirausaha dengan variabel terikat keberhasilan usaha. Peneliti menggunakan
bantuan program software SPSS untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana : Y
: Keberhasilan Usaha X
1
: Pengetahuan Kewirausahaan X
2
: Keterampilan Berwirausaha a
: Koefisien b
1
, b
2
: Konstanta e
: Standar eror
Universitas Sumatera Utara
Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu:
a. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusannya sebagai berikut: Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b.
Analisis Statistik Selain melihat nilai grafik, untuk melihat apakah suatu data mempunyai
distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z
skewness
. Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Z hitung
lebih kecil dari Z tabel, Erlina,2011:102. Dimana pada penelitian ini penulis menggunakan
nilai Z tabel pada tingkat signifikasi 0,05 sebesar 1,96.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independent Erlina, 2011:103. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarya nilai Tolerance dan VIF Variabel Inflation Factor melalui SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independent lainnya. Menurut Syafrizal dan Muslich 2014:177 nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10, maka
terjadi multikolinearitas. 3.
Uji Heterokedastissitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala Heteroskedastisitas,
yaitu: a.
Analisis Grafik Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
b. Analisis Statistik
Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer. Kriteria pengambilan keputusan dengan uji Glesjer sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Jika nilai signifikasi 0,05 maka tidak mengalami ganguan
Heteroskedastisitas. b
Jika nilai signifikasi 0,05 maka mengalami ganguan Heteroskedastisitas. 4.
Uji F Serentak Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent
secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai
berikut: H
: b
1
= b
2
= 0 Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independent Pengetahuan Kewirausahaan dan Keterampilan Berwirausaha terhadap variabel dependent Keberhasilan Usaha.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0 Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent Pengetahuan Kewirausahaan dan Keterampilan Berwirausaha terhadap variabel dependent Keberhasilan Usaha.
Nilai f
hitung
akan dibandingkan dengan nilai f
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
a H diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 b H
a
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 5.
Uji t Parsial Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independent Pengetahuan Kewirausahaan dan
Universitas Sumatera Utara
Keterampilan Berwirausaha terhadap variabel dependent Keberhasilan Usaha. Bentuk pengujiannya yaitu:
a H
o
: bi = 0 variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
b H
a
: bi ≠ 0 variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
a H
o
diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
b H
a
ditolak bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
6. Pengujian Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Koefisien determinan R
2
berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0
≤ R
2
≤ 1. Apabila deteminasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent
terhadap pengaruh variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, dan bila R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin
kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel dependent.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Pajak USU Karona Padang Bulan Medan
4.1.1 Sejarah Pajak USU Karona Padang Bulan Medan
Pajak USU atau PU atau yang lebih dikenal dengan nama Pajus pada awalnya berlokasi di dalam kampus USU, yang letaknya berada di sebelah kiri Jl.
Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan. Pajak USU merupakan hasil kebijakan dari pihak rektorat USU dalam upaya melakukan
pembenahan kampus USU. Pada umumnya pedagang yang sekarang berjualan di Pajak USU adalah pedagang-pedagang yang berdagang di sembarang tempat di
lingkungan kampus USU. Munculnya para pedagang kecil ini adalah imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan terjadinya PHK
secara besar-besarantermasuk di Kota Medan. Pajus lama yang berada di dalam kampus USU berdekatan dengan
beberapa fakutas. Di sebelah kiri Pajus adalah Fakultas Hukum, di sebelah kanan adalah Fakultas Ekonomi, di arah belakang adalah Fakultas FISIP, dan di arah
depan adalah Fakultas Sastra yang kini berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Menurut informasi dari pedagang yang telah lama berjualan di Pajak
USU mengatakan bahwa lokasi Pajus lama, dulunya adalah rawa- rawa yang ditumbuhi oleh beberapa pohon kelapa sawit.
Ditengah kesulitan mencari kerja, orang-orang akhirnya mulai mencari cara untuk meningkatkan pendapatannya dengan membuka usaha disekitar
Universitas Sumatera Utara
kampus USU. Mereka beranggapan bahwa kampus adalah lahan potensial untuk berjualan karena banyak calon pembeli terutama dari kalangan mahasiswa.
Semakin lama jumlah pedagang yang berjualan di lokasi tersebut semakin banyak dengan jenis barang dagangan yang beraneka macam dan tempat mereka
berjualan semakin tidak beraturan. Melihat kondisi ini pihak bagian biro rektor USU yang merasa prihatin,
hingga akhirnya mengajak para pedagang tersebut untuk berkumpul dan bermusyawarah tentang lokasi mereka berjualan. Musyawarah tersebut dilakukan
dengan harapan agar para pedagang tidak “sembrawutan” berjualan di lokasi kampus. Setelah beberapa kali melakukan musyawarah, akhirnya pihak biro
rektor USU mengizinkan sebuah lahan kosong yang lokasinya berada di sebelah kiri Jl. Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan sebagai
tempat para pedagang keliling tersebut untuk berjualan. Para pedagang keliling yang tadinya berjualan disekitar kampus USU,
akhirnya mulai berjualan dan memasang tenda-tenda biru di lokasi yang sudah ditentukan itu. Namun karena kondisi tempat yang masih rawa-rawa, maka saat
hujan turun tempat tersebut menjadi genangan air. Melihat kondisi ini muncullah ide dari sekumpulan pedagang untuk menimbun tanah di lokasi tersebut. Mereka
akhirnya mengumpulkan dana sebesar satu juta rupiah dari para pedagang sebagai sewa tempat, yang kemudian digunakan untuk menimbun tanah di lokasi tersebut.
Setelah tanah tersebut ditimbun, para pedagang pun mulai mengambil tempat masing-masing untuk berjualan.
Universitas Sumatera Utara
Awalnya jumlah para pedagang masih sekitar lima puluhan, namun lama kelamaan pedagang dari berbagai tempat mulai berdatangan dan turut meramaikan
tempat tersebut sampai akhirnya mencapai kurang lebih 140 pedagang. Barang- barang yang diperjual-belikan di tempat ini beraneka macam. Mulai dari jajanan
kuliner, alat- alat perlengkapan sekolahkuliah, buku-buku, pakaian, aksesoris, sepatu, tas, servis elektronik, hingga cetak foto digital juga ada di tempat ini.
Awalnya nama Pajus Pajak USU itu muncul karena mahasiswa sendiri yang sering menyebutnya, bukan para pedagang yang membuat nama tersebut.
Dikatakan pajak karena tempat tersebut ramai oleh pembeli dan pedagang; barang-barang yang diperjual belikan juga beraneka macam; selain itu
di tempat tersebut juga sering terjadi tawar-menawar harga barang. Situasi seperti itu dianggap sangat mirip saat sedang berbelanja di pajak. Lokasi tempat berjualan
yang letaknya berada di dalam kampus USU, membuat namanya semakin dikenal dengan sebutan Pajak USU yang kemudian disingkat menjadi Pajus atau PU.
Saat itu yang menjadi pelanggan kebanyakan datang dari kalangan mahasiswa USU sendiri. Namun karena barang-barang yang dijual di tempat
tersebut cukup lengkap, termasuk jenis-jenis aksesoris akhirnya berita tersebut pun mulai menyebar dari orang yang satu ke orang lainnya, sehingga pengunjung
mulai berdatangan dari masyarakat umum. Sebagian ada yang sekedar datang untuk melihat-lihat saja, ada yang datang karena memang berniat untuk membeli
sesuatu, ada juga yang datang dengan niat awalnya untuk melihat-lihat saja tapi setelah melihat-lihat akhirnya tertarik untuk membeli suatu barang.
Universitas Sumatera Utara
Namun pada tanggal 18 September 2010, Pajus mengalami kebakaran. Berdasarkan artikel Waspada Online 22 tanggal 19 September 2010, yang
memuat berita tentang hal tersebut menjelaskan, bahwa: “..penyebab kebakaran bursa kampus USU sendiri diakibatkan ledakan
genset di salah satu toko sepatu yang terletak di bagian tengah. Api cepat merambat ke kios lainnya hingga menghanguskan sedikitnya 120 lapak dari 140
kios yang ada di pusat bursa kampus USU. Akibat kebakaran ini kerugian diprakirakan mencapai miliaran rupiah..”.
Akibat kebakaran tersebut para pedagang terpaksa harus mencari lokasi yang baru. Yang pertama lokasinya berada di Jl. Letjend Drs. Djamin Ginting
No. 340-A Padang Bulan Medan bekas loket bus Karona sehingga Pajus ini sering disebut dengan Pajus Karona. Pajus kedua berada di Jalan Dr. Mansyur, samping
Raz Plaza Medan. Pajus ketiga resmi dibuka di Jalan Dr Mansyur nomor 118, tepatnya di depan kolam renang Selayang yang diberi nama Pajus Bursa Kampus.
Jika dibandingkan dengan kedua Pajus yang berada di Jl. Dr. Mansur, Pasar UD Pajus Karona memiliki lokasi yang paling luas dan lebih banyak
ditempati oleh para pedagang. Di lokasi baru ini kurang lebih 60 ditempati oleh para pedagang dari pajak USU lama, selebihnya ditempati oleh pedagang yang
baru. Pasar UD Pajus Karona, disahkan pada tanggal 16 November tahun 2010 oleh Walikota Medan yaitu Drs. H. Rahudman Harahap, MM.
Pasar UD Pajus Karona memiliki perbedaan dengan Pajus lama baik dari segi kenyamanan, bangunan, luas tempat, maupun kelengkapan fasilitasnya. Saat
di Pajus lama kios-kios tempat para pedagang berjualan dibangun dengan semi
Universitas Sumatera Utara
beton, dimana kios yang satu dengan yang lainnya kebanyakan dipisahkan dengan dinding papan atau triplek, dan atapnya dari tenda-tenda biru dan seng. Lokasi
yang tidak begitu luas, sebagian harus dibagi sebagai tempat parkir kendaraan pedagang dan pengunjung yang datang. Banyaknya jumlah pedagang di tempat
tersebut membuat orang yang datang berkunjung ke Pajus lama harus rela berdesak-desakan terutama pada jam makan siang. Hal ini tentu mengurangi
kenyamanan saat melakukan transaksi jual beli. Berbeda halnya dengan Pasar UD Pajus Karona yang sekarang. Lokasi
Pasar UD memiliki luas 4.000 meter persegi. Di atas lahan ini kios-kios tempat berjualan terbuat dari beton, dimana satu kios dibagun dengan ukuran rata-
rata 5x3 meter. Selain itu untuk memperlancar transaksi jual beli pedagang dengan pembeli tempat ini juga didukung dengan berbagai macam fasilitas,
seperti: dua unit mesin ATM, yaitu ATM Mandiri dan ATM BRI, toilet, musholla, dan tempat parkiran. Kelengkapan fasilitas tersebut juga menjadi salah satu hal
yang menarik minat pengunjung untuk datang ke Pasar UD Pajus Karona. Pasar UD Pajus Karona memiliki kurang lebih 150 kios dan 22 stand di
atas lahan 4.000 meter persegi. Barang-barang yang dijual di tempat ini beraneka macam, seperti: peralatan sekolahkuliah, buku, majalah, pernak-pernik ponsel,
laptop, asesoris, pakaian, sepatu, tas, VCDDVD, dan jajanan kuliner. Hampir segala jenis benda-benda aksesoris yang biasanya dicari oleh pembeli ada dijual di
tempat ini. Selain barang-barang yang cukup lengkap, harga yang ditawarkan untuk setiap jenis aksesoris juga relatif terjangkau bagi kalangan mahasiswa atau
anak sekolahan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Gambaran Umum Pedagang di pajak USU
Para pedagang di Pajak USU memiliki latar belakang yang berbeda-beda, perbedaan tersebut yang meliputi jenis kelamin, umur, status, pendidikan terakhir,
dan alamat tempat tinggal para pedagang. Para pedagang di Pajak USU tinggal pada alamat yang berbeda-beda, pada umumnya pedagang yang sudah lama
berjualan di Pajak USU alamat tinggal mereka disekitar lingkungan USU, tetapi pedagang yang baru membuka usahanya di Pajak USU alamat tempat tinggal
mereka bukan hanya sekitar lingkungan USU. Walaupun lokasi alamat pedagang yang berbeda-beda, pedagang yang
beralamat tinggal yang jauh dari lingkungan USU tidak menjadikan hal itu sebagai hambatan dalam masalah bagi mereka, karena mereka juga dapat sampai
pada lokasi berjualan setiap pagi hari sama seperti pedagang lainnya yang tinggal di lingkungan USU.
4.1.3 Konsumen di Pajak USU
Istilah Pajak USU biasa dikatakan cukup terkenal sebagai tempat berbelanja atau tempat makan di kalangan mahasiswa, para pedagang di Pajak
USU menjual berbagai macam barang dagangan baik dari makanan, minuman, serta barang non makanan. Dengan beragam barang yang didagangkan di Pajak
USU, oleh kerena itu konsumen yang berbelanja di Pajak USU bukan hanya dari mahasiswa kampus USU saja tetapi juga siswa SLTP, SMU, mahasiswa dari
perguruan tinggi lainnya, pengawai USU, dan juga masyarakat umum.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden dari wirausaha kuliner di Pajak USU Karona Padang Bulan Medan yang diperoleh
melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis usaha, lama usaha, pendidikan dan suku dengan
menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut:
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Tabel 4.1
Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa terdapat 13 orang berusia dibawah 21 tahun yang terdiri dari 1 orang berjenis kelamin laki-laki dan
sebanyak 12 orang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 52 orang berusia 21-30 tahun yang terdiri dari 30 orang berjenis kemain laki-laki, dan 22 orang berjenis
kelamin perempuan. Sebanyak 13 orang berusia 31-40 tahun yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Sebanyak 4 orang berusia diatas 40 tahun
yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 3 orang wanita. Sehingga terdapat 40 orang berjenis kelamin laki-laki dan 42 orang berjenis kelamin perempuan. Dapat
Jenis Kelamin Usia
Total 21
Tahun 21 – 30
Tahun 31 – 40
Tahun 40
Tahun Laki – laki
1 30
8 1
40 Perempuan
12 22
5 3
42 Total
13 52
13 4
82
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 21-30 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Usaha Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
No Kategori
Jumlah Frekuensi
Persentase 1
Khusus Makanan 44
53,7 2
Khusus Minuman 38
46,7 Total
82 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Usaha kuliner yang paling banyak di Lingkungan Pajak USU Karona Padang Bulan Medan adalah jenis usaha Makanan dengan presentase 53,7 ,
sedangkan jenis usaha Minuman persentasenya 46,7.
4.2.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Usaha Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
No Kategori
Jumlah Frekuensi
Persentase 1
6 Bulan 37
45,1 2
6 -12 Bulan 29
35,4 3
1 Tahun 16
19,5 Total
82 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dari tabel 4.3 dapat dilihat banyaknya pedagang di Pajak USU Karona Padang Bulan Medan yang baru membuka usahanya dibidang kuliner sebanyak 37
usaha baru memulai usahanya kurang dari 6 Bulan. Sebanyak 29 usaha yang sudah memulai usahanya selama 6 – 12 Bulan. Dan sebanyak 16 usaha sudah
membuka usahanya selama lebih dari 1 Tahun.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Kategori
Jumlah Frekuensi
Persentase 1
SD 5
6,1 2
SMP 21
25,6 3
SMA SMK 29
35,4 4
D1 1
1,2 5
D3 19
23,2 6
Sarjana 7
8,5 Total
82 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Dari Tabel 4.4 memberikan informasi bahwa sebanyak 5 orang memiliki pendidikan terakhir SD. Sebanyak 21 orang memiliki pendidikan terakhir SMP.
Sebanyak 29 orang memiliki pendidikan terakhir SMA SMK. Sebanyak 1 orang memiliki pendidikan terakhir D1. Sebanyak 19 orang memiliki pendidikan
terakhir D3. Dan sebanyak 7 orang memiliki pendidikan terakhir Sarjana. Dapat disimpulkan karakteristik pendidikan terakhir responden pada penelitian ini
didominasi oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA SMK.
4.2.5 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Suku Tabel 4.5
Karateristik Responden Berdasarkan Suku
No Kategori
Jumlah Frekuensi
Persentase 1
Aceh 3
3,7 2
Batak 26
31,7 3
Jawa 23
28 4
Melayu 13
15,9 5
Minang 17
20,7 Total
82 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.5 memberikan informasi bahwa sebanyak 3 orang bersuku Aceh. Sebanyak 26 orang bersuku Batak. Sebanyak 23 orang bersuku Jawa.
Sebanyak 13 orang bersuku Melayu. Sebanyak 17 orang bersuku Minang. Dapat disimpulkan karakteristik suku bangsa dari responden pada penelitian ini lebih
banyak dilakukan oleh responden yang bersuku Batak, kemudian suku Jawa dan suku Minang, sisanya diluar suku-suku tersebut.
4.3. Analisis Statistik Deskriptif
4.3.1 Distribusi Frekuensi
Jawaban Responden untuk Variabel
Pengetahuan Kewirausahaan
Jawaban responden tentang variabel Pengetahuan Kewirausahaan dapat dijelaskan pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Variabel Pengetahuan Kewirausahaan
Butir Pertanyaan
1 2
3 4
5 f
f f
F f
1 14
17,1 53
64,6 15
18,3 2
2 2,4
18 22
42 51,2
20 24,4
3 13
15,9 45
54,9 24
29,3 4
2 2,4
6 7,3
18 22
41 50
15 18,3
5 1
1,2 4
4,9 50
61 27
32,9 6
1 1,2
1 1,2
15 18,3
49 59,8
16 19,5
Sumber : Data Primer dengan pengolahan SPSS 2016
1. Pada pernyataan 1 “Saya mengetahui usaha apa yang akan dijalankan”, sebanyak 17,1 menyatakan kurang setuju, 64,6 menyatakan setuju, dan
18,3 menyatakan sangat setuju.
Universitas Sumatera Utara
2. Pada pernyataan 2 “Saya mengetahui penyusunan business plan”, sebanyak 2,4 menyatakan tidak setuju, 22 menyatakan kurang setuju,
51,2 menyatakan setuju, dan 24,4 menyatakan sangat setuju. 3. Pada pernyataan 3 “Saya membuat business plan ini”, sebanyak 15,9
menyatakan kurang setuju, 54,9 menyatakan setuju, dan 29,3 menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan 4 “Saya memahami cara memasarkan”, sebanyak 2,4 menyatakan sangat tidak setuju, 7,3 menyatakan tidak setuju, 22
menyatakan kurang setuju, 50 menyatakan setuju, dan 18,3 menyatakan sangat setuju.
5. Pada pernyataan 5 “Saya memahami tanggung jawab terhadap karyawan”, sebanyak 1,2 menyatakan tidak setuju, 4,9 menyatakan kurang setuju,
61 menyatakan setuju, dan 32,9 menyatakan sangat setuju. 6. Pada pernyataan 6 “Saya memahami tanggung jawab kebersihan dan
kesehatan makanan minuman”, sebanyak 1,2 menyatakan sangat tidak setuju, 1,2 menyatakan tidak setuju, 18,3 menyatakan kurang setuju,
59,8 menyatakan setuju, dan 19,5 menyatakan sangat setuju.
4.3.2 Distribusi Frekuensi
Jawaban Responden untuk
Variabel Keterampilan Berwirausaha
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Variabel Keterampilan Berwirausaha
Butir Pertanyaan
1 2
3 4
5 f
f f
F f
1 1
1,2 7
8,5 20
24,4 34
41,5 20
24,4 2
2 2,4
12 14,6
49 59,8
19 23,3
3 18
22 47
57,3 17
20,7 4
15 18,3
56 68,3
11 13,4
Universitas Sumatera Utara
Butir Pertanyaan
1 2
3 4
5 f
f f
F f
5 19
23,2 51
62,2 12
14,6 6
8 9,8
41 50
33 40,2
7 9
11 53
64,6 20
24,4 8
2 2,4
11 13,4 31
37,8 27
32,9 11
13,4 9
3 3,7
22 26,8
46 56,1
11 13,4
10 1
1,2 8
9,8 62
75,6 11
13,4
Sumber : Data Primer dengan pengolahan SPSS 2016
1. Pada pernyataan 1 “Saya memiliki kemampuan personal untuk menganalisis situasi yang berbeda”, sebanyak 1,2 menyatakan sangat
tidak setuju, 8,5 menyatakan tidak setuju, 24,4 menyatakan kurang setuju, 41,5 menyatakan setuju, dan 24,4 menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan 2 “Saya yakin mampu membuat keputusan yang tepat bagi usaha yang dijalankan”, sebanyak 2,4 menyatakan tidak setuju,
14,6 menyatakan kurang setuju, 59,8 menyatakan setuju, dan 23,3 menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan 3 “Saya mempunyai kemampuan dalam merumuskan sekaligus memecahkan berbagai macam masalah dalam usaha”, sebanyak
22 menyatakan kurang setuju, 57,3 menyatakan setuju, dan 20,7 menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan 4 “Saya mempunyai kemampuan yang baik dalam mengatur dan menggunakan waktu”, sebanyak 18,3 menyatakan kurang
setuju, 68,3 menyatakan setuju, dan 13,4 menyatakan sangat setuju. 5. Pada pernyataan 5 “Saya mempunyai kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi pada orang disekeliling”, sebanyak 23,2 menyatakan
Universitas Sumatera Utara
kurang setuju, 62,2 menyatakan setuju, dan 14,6 menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan 6 “Saya memiliki inisiatif yang cepat dan tepat dalam mengambil tindakan”, sebanyak 9,8 menyatakan kurang setuju, 50
menyatakan setuju, dan 40,2 menyatakan sangat setuju. 7. Pada pernyataan 7 “Saya mempunyai keterampilan melakukan dan
mempraktikkan teknik yang dapat mengembangkan usaha”, 11 menyatakan kurang setuju, 64,6 menyatakan setuju, dan 24,4
menyatakan sangat setuju. 8. Pada pernyataan 8 “Saya selalu mengikuti pameran untuk memasarkan
produk yang saya jual”, sebanyak 2,4 menyatakan sangat tidak setuju, 13,4 menyatakan tidak setuju, 37,8 menyatakan kurang setuju, 32,9
menyatakan setuju, dan 13,4 menyatakan sangat setuju. 9. Pada pernyataan 9 “Saya mampu memasarkan produk”, sebanyak 3,7
menyatakan tidak setuju, 26,8 menyatakan kurang setuju, 56,1 menyatakan setuju, dan 13,4 menyatakan sangat setuju.
10. Pada pernyataan 10 “Saya mampu membuat laporan penjualan”, sebanyak 1,2 menyatakan tidak setuju, 9,8 menyatakan kurang setuju, 75,6
menyatakan setuju, dan 13,4 menyatakan sangat setuju.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Distribusi Frekuensi
Jawaban Responden untuk
Variabel Keberhasilan Usaha
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Variabel Keberhasilan Usaha
Butir Pertanyaan
1 2
3 4
5 f
f f
F f
1 4
4,9 26
31,7 44
53,7 8
9,8 2
2 2,4
9 11
20 24,4
43 52,4
8 9,8
3 1
1,2 22
26,8 49
59,8 10
12,2 4
1 1,2
3 3,7
10 12,2
52 63,4
16 19,5
5 2
2,4 3
3,7 29
35,4 40
48,8 8
9,8 6
2 2,4
11 13,4
50 61
19 23,2
Sumber : Data Primer dengan pengolahan SPSS 2016
1. Pada pernyataan 1 “Jumlah pelanggan meningkat setiap tahunnya”, sebanyak 4,9 menyatakan tidak setuju, 31,7 menyatakan kurang setuju,
53,7 menyatakan setuju, dan 9,8 menyatakan sangat setuju. 2. Pada pernyataan 2 “Permintaan pelanggan meningkat setiap bulannya”,
sebanyak 2,4 menyatakan sangat tidak setuju, 11 menyatakan tidak setuju, 24,4 menyatakan kurang setuju, 52,4 menyatakan setuju, dan
9,8 menyatakan sangat setuju. 3. Pada pernyataan 3 “Jumlah karyawan bertambah setiap tahunnya”,
sebanyak 1,2 menyatakan tidak setuju, 26,8 menyatakan kurang setuju, 59,8 menyatakan setuju, dan 12,2 menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan 4 “Laba usaha meningkat setiap bulannya”, sebanyak 1,2 menyatakan sangat tidak setuju, 3,7 menyatakan tidak setuju,
12,2 menyatakan kurang setuju, 63,4 menyatakan setuju, dan 19,5 menyatakan sangat setuju.
Universitas Sumatera Utara
5. Pada pernyataan 5 “Perputaran dana usaha saya berkembang sangat cepat”, sebanyak 2,4 menyatakan sangat tidak setuju, 3,7 menyatakan tidak
setuju, 35,4 menyatakan kurang setuju, 48,8 menyatakan setuju, dan 9,8 menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan 6 “Saya dapat membuka usaha baru dilain tempat buka cabang”, sebanyak 2,4 menyatakan tidak setuju, 13,4 menyatakan
kurang setuju, 62 menyatakan setuju, dan 23,2 menyatakan sangat setuju.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik adalah persyaratan
statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-taileddiatas, nilai signifikan 5 artinya variabel
residual berdistribusi normal Situmorang dan Muslich, 2012:100 Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
a. Uji Histogram
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan. b. Uji Grafik Normalitas
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual
peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov K-S.
c. Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel. 4.9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 82
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 2,21487530
Most Extreme Differences Absolute
,076 Positive
,050 Negative
-,076 Kolmogorov-Smirnov Z
,684 Asymp. Sig. 2-tailed
,738 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.738 dan diatas nilai signifikan 0,05 atau 5, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :
a. Uji Grafik Heterokedastisitas
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan
variabel pengetahuan kewirausahaan dan keterampilan berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Glesjer
Tabel 4.10 Hasil Uji
Glejser heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5,154 1,596
3,229 ,002
PengetahuanKewira usahaan
-,053 ,070
-,108 -,762
,448 KeterampilanBerwir
ausaha -,055
,051 -,154
-1,089 ,280
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 2016
Pada Tabel 4.10 terlihat variabel independen Pengetahuan Kewirausahaan dan Keterampilan Berwirausaha yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas pengetahuan kewirausahaan 0.488 dan keterampilan berwirausaha
0.280 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance
value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.
2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikol.
4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Hasil Uji Nilai
Tolerance dan VIF
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant
,911 2,611
,349 ,728
PengetahuanKe wirausahaan
,307 ,114
,286 2,696
,009 ,596
1,679 KeterampilanBer
wirausaha ,365
,083 ,468
4,420 ,000
,596 1,679
a. Dependent Variable: KeberhasilanUsaha
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas
adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
4.5 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Pengetahuan Kewirausahaan dan Keterampilan
Berwirausaha terhadap variabel terikat Keberhasilan Usaha. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan
alat bantu program SPSS. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana : Y
= Keberhasilan Usaha
Universitas Sumatera Utara
X
1
= Pengetahuan Kewirausahaan X
2
= Keterampilan Berwirausaha α
= Konstanta b
1,
b
2
= Koefisien regresi e
= Standar error Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear
berganda dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,911 2,611
,349 ,728
PengetahuanKewirausahaan ,307
,114 ,286
2,696 ,009
KeterampilanBerwirausaha ,365
,083 ,468
4,420 ,000
a. Dependent Variable: KeberhasilanUsaha
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2016
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui pada kolom kedua unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel Pengetahuan Kewirausahaan
sebesar 0.307 nilai b2 variabel Keterampilan Berwirausaha sebesar 0.365 dan nilai konstanta a adalah 0,911 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = 0,911 + 0,307 X
1
+ 0,365 X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
4.6 Pengujian Hipotesis