Sejarah Pajak USU Karona Padang Bulan Medan

34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pajak USU Karona Padang Bulan Medan

4.1.1 Sejarah Pajak USU Karona Padang Bulan Medan

Pajak USU atau PU atau yang lebih dikenal dengan nama Pajus pada awalnya berlokasi di dalam kampus USU, yang letaknya berada di sebelah kiri Jl. Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan. Pajak USU merupakan hasil kebijakan dari pihak rektorat USU dalam upaya melakukan pembenahan kampus USU. Pada umumnya pedagang yang sekarang berjualan di Pajak USU adalah pedagang-pedagang yang berdagang di sembarang tempat di lingkungan kampus USU. Munculnya para pedagang kecil ini adalah imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan terjadinya PHK secara besar-besarantermasuk di Kota Medan. Pajus lama yang berada di dalam kampus USU berdekatan dengan beberapa fakutas. Di sebelah kiri Pajus adalah Fakultas Hukum, di sebelah kanan adalah Fakultas Ekonomi, di arah belakang adalah Fakultas FISIP, dan di arah depan adalah Fakultas Sastra yang kini berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Menurut informasi dari pedagang yang telah lama berjualan di Pajak USU mengatakan bahwa lokasi Pajus lama, dulunya adalah rawa- rawa yang ditumbuhi oleh beberapa pohon kelapa sawit. Ditengah kesulitan mencari kerja, orang-orang akhirnya mulai mencari cara untuk meningkatkan pendapatannya dengan membuka usaha disekitar Universitas Sumatera Utara kampus USU. Mereka beranggapan bahwa kampus adalah lahan potensial untuk berjualan karena banyak calon pembeli terutama dari kalangan mahasiswa. Semakin lama jumlah pedagang yang berjualan di lokasi tersebut semakin banyak dengan jenis barang dagangan yang beraneka macam dan tempat mereka berjualan semakin tidak beraturan. Melihat kondisi ini pihak bagian biro rektor USU yang merasa prihatin, hingga akhirnya mengajak para pedagang tersebut untuk berkumpul dan bermusyawarah tentang lokasi mereka berjualan. Musyawarah tersebut dilakukan dengan harapan agar para pedagang tidak “sembrawutan” berjualan di lokasi kampus. Setelah beberapa kali melakukan musyawarah, akhirnya pihak biro rektor USU mengizinkan sebuah lahan kosong yang lokasinya berada di sebelah kiri Jl. Abdul Hakim dari arah pintu masuk Sumber Padang Bulan Medan sebagai tempat para pedagang keliling tersebut untuk berjualan. Para pedagang keliling yang tadinya berjualan disekitar kampus USU, akhirnya mulai berjualan dan memasang tenda-tenda biru di lokasi yang sudah ditentukan itu. Namun karena kondisi tempat yang masih rawa-rawa, maka saat hujan turun tempat tersebut menjadi genangan air. Melihat kondisi ini muncullah ide dari sekumpulan pedagang untuk menimbun tanah di lokasi tersebut. Mereka akhirnya mengumpulkan dana sebesar satu juta rupiah dari para pedagang sebagai sewa tempat, yang kemudian digunakan untuk menimbun tanah di lokasi tersebut. Setelah tanah tersebut ditimbun, para pedagang pun mulai mengambil tempat masing-masing untuk berjualan. Universitas Sumatera Utara Awalnya jumlah para pedagang masih sekitar lima puluhan, namun lama kelamaan pedagang dari berbagai tempat mulai berdatangan dan turut meramaikan tempat tersebut sampai akhirnya mencapai kurang lebih 140 pedagang. Barang- barang yang diperjual-belikan di tempat ini beraneka macam. Mulai dari jajanan kuliner, alat- alat perlengkapan sekolahkuliah, buku-buku, pakaian, aksesoris, sepatu, tas, servis elektronik, hingga cetak foto digital juga ada di tempat ini. Awalnya nama Pajus Pajak USU itu muncul karena mahasiswa sendiri yang sering menyebutnya, bukan para pedagang yang membuat nama tersebut. Dikatakan pajak karena tempat tersebut ramai oleh pembeli dan pedagang; barang-barang yang diperjual belikan juga beraneka macam; selain itu di tempat tersebut juga sering terjadi tawar-menawar harga barang. Situasi seperti itu dianggap sangat mirip saat sedang berbelanja di pajak. Lokasi tempat berjualan yang letaknya berada di dalam kampus USU, membuat namanya semakin dikenal dengan sebutan Pajak USU yang kemudian disingkat menjadi Pajus atau PU. Saat itu yang menjadi pelanggan kebanyakan datang dari kalangan mahasiswa USU sendiri. Namun karena barang-barang yang dijual di tempat tersebut cukup lengkap, termasuk jenis-jenis aksesoris akhirnya berita tersebut pun mulai menyebar dari orang yang satu ke orang lainnya, sehingga pengunjung mulai berdatangan dari masyarakat umum. Sebagian ada yang sekedar datang untuk melihat-lihat saja, ada yang datang karena memang berniat untuk membeli sesuatu, ada juga yang datang dengan niat awalnya untuk melihat-lihat saja tapi setelah melihat-lihat akhirnya tertarik untuk membeli suatu barang. Universitas Sumatera Utara Namun pada tanggal 18 September 2010, Pajus mengalami kebakaran. Berdasarkan artikel Waspada Online 22 tanggal 19 September 2010, yang memuat berita tentang hal tersebut menjelaskan, bahwa: “..penyebab kebakaran bursa kampus USU sendiri diakibatkan ledakan genset di salah satu toko sepatu yang terletak di bagian tengah. Api cepat merambat ke kios lainnya hingga menghanguskan sedikitnya 120 lapak dari 140 kios yang ada di pusat bursa kampus USU. Akibat kebakaran ini kerugian diprakirakan mencapai miliaran rupiah..”. Akibat kebakaran tersebut para pedagang terpaksa harus mencari lokasi yang baru. Yang pertama lokasinya berada di Jl. Letjend Drs. Djamin Ginting No. 340-A Padang Bulan Medan bekas loket bus Karona sehingga Pajus ini sering disebut dengan Pajus Karona. Pajus kedua berada di Jalan Dr. Mansyur, samping Raz Plaza Medan. Pajus ketiga resmi dibuka di Jalan Dr Mansyur nomor 118, tepatnya di depan kolam renang Selayang yang diberi nama Pajus Bursa Kampus. Jika dibandingkan dengan kedua Pajus yang berada di Jl. Dr. Mansur, Pasar UD Pajus Karona memiliki lokasi yang paling luas dan lebih banyak ditempati oleh para pedagang. Di lokasi baru ini kurang lebih 60 ditempati oleh para pedagang dari pajak USU lama, selebihnya ditempati oleh pedagang yang baru. Pasar UD Pajus Karona, disahkan pada tanggal 16 November tahun 2010 oleh Walikota Medan yaitu Drs. H. Rahudman Harahap, MM. Pasar UD Pajus Karona memiliki perbedaan dengan Pajus lama baik dari segi kenyamanan, bangunan, luas tempat, maupun kelengkapan fasilitasnya. Saat di Pajus lama kios-kios tempat para pedagang berjualan dibangun dengan semi Universitas Sumatera Utara beton, dimana kios yang satu dengan yang lainnya kebanyakan dipisahkan dengan dinding papan atau triplek, dan atapnya dari tenda-tenda biru dan seng. Lokasi yang tidak begitu luas, sebagian harus dibagi sebagai tempat parkir kendaraan pedagang dan pengunjung yang datang. Banyaknya jumlah pedagang di tempat tersebut membuat orang yang datang berkunjung ke Pajus lama harus rela berdesak-desakan terutama pada jam makan siang. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan saat melakukan transaksi jual beli. Berbeda halnya dengan Pasar UD Pajus Karona yang sekarang. Lokasi Pasar UD memiliki luas 4.000 meter persegi. Di atas lahan ini kios-kios tempat berjualan terbuat dari beton, dimana satu kios dibagun dengan ukuran rata- rata 5x3 meter. Selain itu untuk memperlancar transaksi jual beli pedagang dengan pembeli tempat ini juga didukung dengan berbagai macam fasilitas, seperti: dua unit mesin ATM, yaitu ATM Mandiri dan ATM BRI, toilet, musholla, dan tempat parkiran. Kelengkapan fasilitas tersebut juga menjadi salah satu hal yang menarik minat pengunjung untuk datang ke Pasar UD Pajus Karona. Pasar UD Pajus Karona memiliki kurang lebih 150 kios dan 22 stand di atas lahan 4.000 meter persegi. Barang-barang yang dijual di tempat ini beraneka macam, seperti: peralatan sekolahkuliah, buku, majalah, pernak-pernik ponsel, laptop, asesoris, pakaian, sepatu, tas, VCDDVD, dan jajanan kuliner. Hampir segala jenis benda-benda aksesoris yang biasanya dicari oleh pembeli ada dijual di tempat ini. Selain barang-barang yang cukup lengkap, harga yang ditawarkan untuk setiap jenis aksesoris juga relatif terjangkau bagi kalangan mahasiswa atau anak sekolahan. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Gambaran Umum Pedagang di pajak USU