62
B. Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian
Perusahaan Objek Penelitian Tabel 4.1
No. Nama Perusahaan
Kode Saham 1
PT.Aqua Golden Missisippi TBK AQUA
2 PT.Astra Graphia TBK.
ASGR 3
PT.Delta Djakarta TBK DLTA
4 PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS 5
PT.Dynaplast Tbk DYNA
6 PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
HMSP 7
PT.Fast Food Indonesia Tbk FAST
8 PT.Gudang Garam Tbk
GGRM 9
PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR
10 PT.Intan Wujaya Internasional Tbk
INCI 11
PT.Pan Brother Tex Tbk PBRX
12 PT.Semen Gresik Tbk
SMGR 13
PT.Unilever IndonesiaTbk UNVR
14 PT.Selamat SampoernaTbk
SMSM 15
PT.Mustika Ratu Tbk MRAT
Sumber : www.idx.co.id
63
C. Hasil Dan Pembahasan
1. Deskriptif Data
Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan
data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis
Regresi Berganda, yaitu variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size sebagai variabel bebas dan Return On
Asset sebagai variabel dependent. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah sebagai berkut:
a. Working Capital Turnover
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.1 Working Capital Turnover
64
Berdasarkan hasil perhitungan Working Capital Turnover masing- masing perusahaan pada Grafik 4.1, Pada Tahun 2005, Working Capital
Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 18,8931 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -15,0202. Pada Tahun
2006, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Fast Food Indonesia Tbk sebesar 121,4824 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast
Tbk sebesar -8,5267. Pada Tahun 2007, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 47,0659 dan terendah
dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 209,5963. Pada Tahun 2008, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk
sebesar 1.278,5465 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar - 14,3759. Dan pada Tahun 2009, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki
oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 161,6147 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -28,5133.
65
b. Debt Equity Ratio
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.2 Debt Equity Ratio
Berdasarkan hasil perhitungan Debt To Equity Ratio masing-masing perusahaan pada Grafik 4.2, Pada Tahun 2005, Debt to Equity Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 2,56 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar 0,12. Pada Tahun 2006, Debt
to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 3,73dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar
0,13. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 4,85dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu
Tbk sebesar 0,14. Pada Tahun 2008, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 8,69 dan terendah dipegang oleh PT.
66
Mustika Ratu sebesar 0,10. Dan pada Tahun 2009, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki olehPT. Pan Brother Tex Tbk Tbk sebesar 5,29dan terendah
dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk Indonesia Tbk sebesar 0,09.
c. Current Ratio
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.3 Current Ratio
Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio masing-masing perusahaan pada Grafik 4.3, Pada Tahun 2005, Current Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT.Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 7,72 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,84. Pada Tahun 2006, Current
Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Missisippi Tbk sebesar 7,18 dan terendah dipegang oleh PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 0,78.
Pada Tahun 2007, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden
67
Missisippi Tbk sebesar 7,09 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,99. Pada Tahun 2008, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT.
Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 10,55 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,82. Dan pada Tahun 2009, Current Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 12,56 dan terendah dipegang oleh PT. GoodYear Indonesia Tbk sebesar 0,89.
d. Firm Size
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.4 Firm Size
Berdasarkan hasil perhitungan Firm Size masing-masing perusahaan pada Grafik 4.4, Pada Tahun 2005, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT.
Gudang Garam Tbk Sebesar 22.128.851.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 150.358.000.000. Pada Tahun 2006,
68
Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 21.733.034.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara
Tbk sebesar 143.512.000.000. Pada Tahun 2007, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 23.928.968.000.000 dan terendah
dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 146.045.000.000. Pada Tahun 2008, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk
sebesar 24.072.959.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 156.052.000.000. Dan pada Tahun 2009, Firm Size,
tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 26.432.391.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar
151.192.000.000.
e. Return On Asset
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.5 Return on Asset
69
Berdasarkan hasil perhitungan Return On Asset masing-masing perusahaan pada Grafik 4.5, Pada Tahun 2005, Return On Asset, tertinggi
dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,54 dan terendah dipegang oleh PT. Goodyear indonesia Tbk sebesar -0,02. Pada Tahun 2006, Return On
Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar -0,03. Pada
Tahun 2007, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
sebesar 0,05. Pada Tahun 2008, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Pan
Brother Tex Tbk sebesar -0,04. Dan pada Tahun 2009, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,45 dan terendah
dipegang oleh PT. Inti wijaya International Tbk sebesar 0,01.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
70
Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.
Gambar 4.6 Pengujian Normalitas Data
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai rata-
rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.
71
b. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi
antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor harus berada di bawah 10, hal
ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Working Capital Turnover .989
1.011 Debt Equity Ratio
.436 2.296
Current Ratio .476
2.101 Firm Size
.584 1.712
a. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber data diolah
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan
melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data
di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih besar dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
72
c. Uji Autokolerasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini
maka digunakan uji Durbin Watson DW. Pada tabel 4.8 diketahui nilai Durbin Watson d sebesar 1,777 nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 75 dan jumlah variabel independen k adalah 4. Maka
dari tabel didapat nilai du = 1,739 dan 4 – du = 4 – 1,739 = 2,261. Oleh karena
nilai du d 4-du atau 1,739 1,777 2,261 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Autokolerasi
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.681
a
.464 .434
16.400423 1.777
a. Predictors: Constant, Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : Data diolah
73
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi
dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram.
Gambar 4.7 Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
74
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current
Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
12.773 6.661
1.917 .059
Working Capital Turnover .030
.013 .205
2.327 .023
Debt Equity Ratio -14.641
3.030 .640
4.832 .000
Current Ratio 2.917
1.028 .360
2.838 .006
Firm Size 34.761
5.919 .672
5.873 .000
a. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial pada tabel di atas, menunjukan bahwa variabel Working Capital Turnover, Debt Equity
Ratio, Current Ratio dan Firm Size secara parsial berpengaruh positif terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur di bursa efek
Indonesia.
75
Variabel Working Capital Turnover, dengan nilai t hitung sebesar 2,327 2,000 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 0,023
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang berarti Working Capital Turnover berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap Return On Asset. Variabel Debt Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 4,832
2,000 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima yang berarti Debt Equity Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return
On Asset. Variabel Current Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 2,838 2,000
atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 0,006 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima yang berarti Current Asset berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset.
Variabel Firm Size, dengan nilai t hitung sebesar 5,873 2,00 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 0,000 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang berarti Firm Size berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset.
76
b. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio,
dan Firm Size terhadap Return On Asset Asset secara simultan atau serentak.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji F
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
16320.329 4
4080.082 15.169
.000
a
Residual 18828.171
70 268.974
Total 35148.500
74 a. Predictors: Constant, Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio
b. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : Data diolah
Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 15,169 dengan signifikan 0,000. Dengan mencari pada
table F, diperoleh nilai F tabel 2,29. Dengan kondisi dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 0,05,
maka dapat diambil kesimpulan adalah H ditolak dan H
1
diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Return On Asset.
c. Koefisien Determinasi Adj R Square
Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi Adj R
2
. Dari koefisien determinasi Adj R
2
dapat diketahui
77
derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai Adj R
2
= 0,434 yaitu persentase pengaruh variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset
sebesar 43,4.
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Adj R square
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.681
a
.464 .434
16.400423 1.777
a. Predictors: Constant, Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio c. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : Data diolah
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh yaitu Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return
On Asset di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
78
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients B
Std. Error Beta
1 Constant
12.773 6.661
Working Capital Turnover .030
.013 .205
Debt Equity Ratio -14.641
3.030 .640
Current Ratio 2.917
1.028 .360
Firm Size 34.761
5.919 .672
a. Dependent Variable: Return On Asset
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current
Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset sebagai berikut:
Keterangan : Y
= Return On Asset a
= konstanta x
1
= Working Capital TurnOver x
2
= Debt To Equity x
3
= Current Ratio x
4
= Firm Size Variabel Dummy Firm Size atau ukuran persahaan yang membedakan antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil.
ei = error term
Y = 12,773 + 0,030 X
1
– 14,641 X
2
+ 2,917 X
3
+ 34,761 X
4
79
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut :
a. Tanda pada koefisien regresi mencerminkan hubungan antar variabel independen Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio
dan Firm Size dengan variabel dependen Return On Asset pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tanda + berarti terdapat
hubungan yang positif atau searah antar variabel independen dengan variabel dependen. Semakin meningkat nilai variabel independen Working
Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen Return On Asset pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. b. Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar 12,773 menunjukan bahwa
jika variabel independen lainya bernilai nol, maka variabel Return On Asset mengalami peningkatan sebesar 12,773 satuan
c. Koefisien regresi variabel Working Capital Turnover X
1
sebesar 0,030 menunjukan bahwa jika variabel Working Capital Turnover meningkat satu
satuan maka variabel Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar 0,030 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan.
d. Koefisien regresi variabel Debt Equity Ratio X
2
sebesar – 14,461
menunjukan bahwa jika variabel Debt Equity Ratio meningkat satu satuan
80
maka variabel Return On Asset akan mengalami penurunan sebesar 14,461 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan.
e. Koefisien regresi variabel Current Ratio X
3
sebesar 2,917 menunjukan bahwa jika variabel Current Ratio meningkat satu satuan maka variabel
Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar 2,917 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan
f. Koefisien regresi variabel Firm Size X
4
sebesar 34,761 menunjukan bahwa jik
a perusahaan tergolong “perusahaan kecil” dummy = 0 dan variabel lain bernilai sama dengan nol, maka nilai Return On Asset sebesar
12,773 + 34,761.Djenis = 12,773 + 34,761.0 = 12,773. Jadi Return On Asset mengalami peningkatan sebesar 12,773 satuan,
dengan ketentuan variabel lain konstan. Jika perusahaan tergolong “Perusahaan Besar” dummy = 1 dan variabel lain bernilai sama dengan
nol, maka nilai Return On Asset sebesar 12,773 + 34,761.DJenis = 12,773 + 34,761.1 = 47,534, jadi variable Return On Asset mengalami
peningkatan sebesar 47,534 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan.
81
D. Interpretasi
Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan
Firm Size, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn 2009, yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2004- 2007. Dalam Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dan
menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio. Hasil dari
penelitian Ririn bahwa secara simultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel tersebut terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Dan dari hasil uji regresi dari lima variable independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas
yaitu financial debt ratio karena mempunyai nilai t statistic yang paling besar dan profitabilitas paling kecil. Sedangkan perbedaan dari penelitian Ririn dengan
Penelitian ini bahwa pada penelitian ini menggunakan Variabel Efesiensi modal kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size. Sedangkan Ririn menggunakan variable
Sales Growth Ratio, Financial Debt Ratio, Fixed Financial Asstes Ratio, Inventories Turnover Ratio, dan Receivable Turnover Ratio.
82
Dalam hasil penelitian ini Working Capital Turnover berpengaruh terhadap Return On Asset, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Desanti
2008, Mutia melakukan penelitian tentang Analisis Pengelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating Assets Turnover, dan ukuran Perusahaan serta
pengaruhnya terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bahwa dari hasil penelitian ini pada variable-variable tersebut
Profit Margin, Operating Assets dan firm size memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur. Sedangkan
Working Capital Turnover berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dan variable profit margin
merupakan variable yang paling dominan dan signifikan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pedro, melakukan penelitian tentang Effect of working capital management on SME profitability,
yang dilakukan dengan metode analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara piutang dan persediaan terhadap
profitabilitas UKM. Sedangkan hutang mempengaruhi pengembalian UKM atas Aktiva. Yang membedakan pada penelitian Pedro, bahwa pada penelitian pedro
menggunakan variable dan sampel yang berbeda, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan menggunakan sampel pada
perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
83
Pada penelitian ini Debt Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Return On Asset, tetapi memiliki pengaruh yang negatif terhadap Return On Asset, ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan Riyanto 1995 yang menyatakan bahwa semakin tingginya Return On Asset maka akan menurunkan Debt Equity Ratio
Ratio Leverage, karena Debt Equity Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.
Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumnya dengan pengujian ini dikarenakan adanya perbedaan waktu penelitian, sektor yang diteliti,
dan terdapat perbedaan variabel independen yang diteliti. Maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dengan memperhatikan dari segi waktu, dan objek
yang akan diteliti agar terbentuk suatu penelitian yang semakin baik lagi.
84
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Uji regresi ditemukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset adalah Working Capital Turn over, Debt Equity
Ratio, Current Ratio dan Firm Size. Firm size adalah variabel yang mempengaruhi Return On Asset dengan pengaruh yang positif. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dwi mulyani 2007, bahwa ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan
dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva
menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut
membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan.
2. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 0,434. Hal ini berarti 43,4 dari Return On Asset dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio,