12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Modal Kerja
Setiap  perusahaan  selalu  membutuhkan  modal  kerja  untuk  dapat menjalankan  operasionalnya  sehari
–  hari,  misalnya  pemabayaran  uang  muka pembelian  bahan  baku  atau  bahan  mentah,  dan  membayar  upah  karyawan,  gaji
karyawan. Dimana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk  kedalam  perusahaan  dalam  kurun  waktu  yang  pendek  melalui  hasil
produksi perusahaan. Menurut  Elisa  Tjondro  2007  struktur  modal  adalah  gabungan  hutang
jangka panjang long-term debt  dan modal equity. Menurut ghosh et.al. 2000 struktur modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan  total debt dengan
total  aktiva  total  assets.  Menurut  westo    Copeland  2001:  19  struktur  modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiyaan permanen  yang terdiri dari hutang
jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Pengelolaan  modal  kerja  meliputi  usaha  mendapatkan  dan  menyediakan
dana  yang  di  butuhkan  serta  usaha  untuk  menggunakan  dana  tersebut  secara efektif  dan  efisien  dengan  tetap  mempertahankan  arus  pendapatan  guna
kelangsungan  perusahaan  dalam  membiayai  operasi  selanjutnya.  Oleh  sebab  itu,
diperlukan manajemen yang baik dalam setiap pengelolaan modal kerjanya.
13
1.  Pengertian Modal Kerja Ada tiga konsep modal kerja yang dapat kita ketahui, yaitu :
a.  Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto, menurut konsep ini modal kerja adalah  sejumlah  aktiva  lancar.  Berarti  jumlah  KasBank  +  efek  yang  bias
diperjual belikan + piutang + persediaan. b. Konsep  Kualitatif  atau  Modal  Kerja  Neto,  Menurut  konsep  ini  modal  kerja
adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar. c.  Konsep  Fungsional  ,  menurut  konsep  ini  modal  kerja  adalah  dana  yang
digunakan  selama  periode  akuntansi  untuk  menghasilkan  penghasilan  yang utama current income pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan. Apabila  kita  melihat  kepada  beberapa  pos  Neraca  maka  dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut : 1 Kas dan Persediaan merupakan modal kerja
2 Piutang Dagang terbagi 2 bagian, yaitu ; a  Bagian  dana  dalam  bentuk  piutang  yang  di  investasikan  dalam
produk  yang  terjual  harga  pokok  produknya  merupakan  modal kerja.
b  Bagian  dana  dalam  bentuk  piutang  merupakan  keuntungan    yang terjual  secara  kredit  merupakan  modal  kerja  potensial.  Karena  baru
bisa dianggap sebagai modal apabila piutangnya telah tertagih.
14
c  Efek  yang  bisa  diperjual  belikan  merupakan  modal  kerja  potensial, karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah
terjual d  Aktiva tetap terbagi 2 yaitu;
a.  Penyusutan aktiva merupakan modal kerja b.  Nilai buku aktiva tetap bukan merupakan modal kerja
Perencanaan  yang  tidak  cermat  dalam  aktiva  lancar  akan menimbulkan  masalah  likuiditas  bagi  perusahaan.  Mengaitkan  masalah
tersebut dengan modal kerja bertujuan untuk mencari susunan aktiva lancar serta  kewajiban  lancar  yang  optimal.  Keterkaitan  lainnya  adalah  masalah
pembiayaan  dari  aktiva  lancar  tersebut  dengan  berbagai  alternative  pilihan antara  aktiva  lancarnya  dan  pinjaman  jangka  panjang  yang  akan
dipertimbangkan.  Tingkat  investasi  dalam  aktiva  lancar  itu  ditentukan  oleh manfaat dan biayanya.
2.  Faktor – faktor yang menentukan besarnya modal kerja
a.  Sifat dan Jenis Perusahaan Pada  umumnya  modal  kerja  untuk  suatu  perusahaan  jasa  relative  lebih
kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur.
15
b.  Proses Produksi Jika  proses  produksi  untuk  suatu  industry  cukup  rumit  dan  memakan
waktu  yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan modal kerja yang cukup pula.
c.  Sistem Penjualan Jika  suatu  perusahaan  yang  sebagian  penjualannya  dilakukan  dengan
sistem kredit, tentu saja modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang.
d.  Sistem Persediaan Sistem  persediaan  ini  sangat  mempengaruhi  modal  kerja  yangtertanam
dalam  perusahaan.  Hal  itu  dapat  dilihat  dari  jenis  barangnya  apakah mudah  rusak  atau  tahan  lama.  Selain  itu,  bagi  perusahaan  yang
membutuhkan  bahan  baku,  perlu  dipertimbangkan  apakah  harganya sangan  fluktuatif  terhadap  pasar  komoditi  serta  apakah  bahan  baku
tersebut dapat diperoleh secara lokal atau impor . e.  Sikap dari Pengambil Putusan Manajemen Perusahaan
Sikap  ini  sangat  penting  untuk  menetukan  tingkat  modal  kerja  yang dibutuhkan oleh perusahaan.Tunggal, 1995 : 96-101
16
3.  Sumber  Modal Kerja Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :
a.  Bagian  yang tetap  atau bagian  yang permanen  yaitu jumlah minimum  yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan
keuangan, dan b.  Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas
musiman dan kebutuhan – kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.
Kebutuhan  modal  kerja  yang  permanen  seharusnya  atau  sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar
jumlah  modal  kerja  yang  dibiayai  atau  berasal  dari  investasi  pemilik perusahaan  akan  semakin  baik  bagi  perusahaan  tersebut  karena  akan
semakin  besar  kemampuan  perusahaan  tersebut  karena  akan  semakin  besar kemampuan  untuk  memperoleh  kredit  dan  semakin  besar  jaminan  kreditor
jangka pendek. Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a.  Hasil Operasi Perusahaan Adalah  jumlah  Net  Income  yang  Nampak  dalam  laporan
perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini  menunjukkan    jumlah  modal  kerja  yang  berasal  dari  hasil  operasi
perusahaan.
17
b.  Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga investasi jangka pendek Surat  berharga  yang  dimiliki  perusahaan  untuk  jangka  pendek
adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan  keuntungan  bagi  perusahaan.  Dengan  adanya  penjualan
surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas.
c.  Penjualan aktiva tidak lancar Sumber  lain  yang  dapat  menambah  modal  kerja  adalah  hasil
penjualan  aktiva  tetap,  investasi  jangka  panjang  dan  aktiva  tidak  lancar yang  tidak  diperlukan  lagi  oleh  perusahaan.  Perubahan  dari  aktiva  ini
menjadi  kas  atau  piutang  akan  menyebabkan  bertambahnya  modal  kerja sebesar hasil penjualan tersebut.
d.  Penjualan saham atau Obligasi Untuk  menambah  dana  atau  modal  kerja  yang  dibutuhkan,
perusahaan  dapat  pula  mengadakan  emisi  saham  baru  atau  meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping
perusahaan dapat  juga mengeluarkan obligasi  atau bentuk  hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
18
4.  Fungsi Modal kerja Modal  kerja  dalam  suatu  perusahaan  digunakan  operasi  perusahaan,
tergantung dari tipe dan sifat dari aktiva lancar yang dimilki seperti kas, piutang dan  persediaan.  Modal  kerja  yang  tersedia  harus  cukup  jumlahnya.  Artinya
harus mampu membiayai pengeluaran sehari – hari, disamping memungkinkan
bagi  perusahaan  untuk  beroperasi  seekonomis  mungkin  sehingga  perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Modal kerja yang cukup bagi perusahaan, mempunyai peranan penting yaitu : a.  Melindungi  perusahaan  terhadap  krisis  modal  kerja  karena  turunnya  nilai
dari aktiva lancar b.  Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada waktunya
c.  Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d.  Memungkinkan  perusahaan  untuk  memiliki  persediaan  dalam  jumlah  yang cukup untuk melayani para konsumen
e.  Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggan
f.  Memungkinkan  bagi  perusahaan  untuk  dapat  beroperasi  dengan  lebih efisien, karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
19
5.  Efesiensi Modal Kerja Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal  yang sangat
penting  agar  kelangsungan  usaha  sebuah  perusahaan  dapat  dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan
buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali.
Adanya  kesalahan  atau  kekeliruan  dalam  pengelolaan  modal  kerja  dapat menimbulkan  kelebihan  atau  kekurangan  dalam  penyediaan  modal  kerja
Tunggal, 1995:92. Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :
a.  Pengeluaran obligasisaham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan b.  Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti
c.  Terjadinya  laba  operasi  yang  tidak  digunakan  untuk  pembayaran  dividen, untuk pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lainnya yang serupa
d.  Konversi atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja e.  Karena  akumulasi  atau  penimbunan  sementara  dari  berbagai  dana  yang
disediakan untuk investasi – investasi dan sebagainya.
20
6.  Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur efesiensi modal kerja
a.  Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover Rasio  ini  menunjukkan  banyaknya  penjualan  dalam  rupiah  yang
dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover WCT adalah sebagai berikut :
Arief Sugiono,2009;73 b.  Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Rasio ini mengukur efesiensi pengelolaan persediaan barang dagang, menunjukkan
berapa kali
persediaan dapat
berputar dalam
setahun.Formulasi dari Inventory Turnover  adalah sebagai berikut :
Arief Sugiono,2009;73
21
c.  Perputaran Piutang Receivable Turnover Rasio  ini  menunjukkan  efesiensi  pengelolaan  piutang  perusahaan.
Semakin  tinggi  rasio  menunjukkan  modal  kerja  yang  ditanamkan  dalam piutang rendah. Formulasi dari Receivable Turnover RT adalah :
Kebijakan    modal  kerja  yang  efisien    menghadapkan  pihak manajemen  pada  keputusan  yang  mengakibatkan  adanya  pertukaran  trade
off  antara  faktor  likuiditas  dan  profitabilitas  van  Horne,1997.  Keputusan untuk  menetapkan  jumlah  modal  kerja  yang  besar  memungkinkan  tingkat
likuiditas  terjaga  namun  dapat  menurunkan  profitabilitas.  Sebaliknya keputusan  yang  cenderung  untuk  memaksimalkan  profitabilitas  dapat
mengganggu tingkat kelancaran likuiditas.
B. Leverage