18 Gambar 3.2 Flowchart Pengeringan Adsorben Pasir Putih
3.4.2 Prosedur Pembuatan Larutan
Larutan yang perlu disediakan yaitu larutan asam serta larutan basa yaitu larutan 0,1 M HCl dan 0,1 M NaOH, pelarut logam yang pH-nya 4,5 sebanyak
5 L dan larutan logam Cd
2+
dengan konsentrasi 50 ppm dari senyawa CdCH
3
COO
2
.2H
2
O.
a. Pembuatan Larutan Pengontrol pH : HCl 0,1 M 1 L
1. Larutan HCl 37 dipipet sebanyak 8,36 mL.
2. Larutan dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL.
3. Larutan diencerkan dengan aquadest sampai batas 1000 mL.
Gambar 3.3 Flowchart Pembuatan Larutan HCl 0,1 M
b. Pembuatan Larutan Pengontrol pH: NaOH 0,1 M 1 L
1.
Padatan NaOH ditimbang sebanyak 4gr
2.
Padatan NaOH dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL
A
Selesai Kemudian pasir putih diayak dengan ayakan berukuran
20 mesh
Mulai
Larutan HCl 37 dipipet sebanyak 8,36 mL
Selesai Larutan dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL
Larutan diencerkan dengan aquadest sampai batas 1000 mL
Universitas Sumatera Utara
19 3.
Padatan NaOH diencerkan dengan aquadest sampai batas 1000 mL
Gambar 3.4 Flowchart Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M
c. Pembuatan Larutan Pelarut dengan pH 4,5
1. Aquadest sebanyak 5 L dimasukkan ke dalam botol steril.
2. Kemudian ke dalam aquadest ditambahkan HCl dan NaOH hingga pH
larutan 4,5.
Gambar 3.5 Flowchart Pembuatan Larutan Pelarut Mulai
Padatan NaOH ditimbang sebanyak 4gr
Selesai Padatan NaOH dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL
Padatan NaOH diencerkan dengan aquadest sampai batas 1000 mL
Mulai
Aquadest sebanyak 5 L dimasukkan ke dalam botol steril
Selesai Kemudian ke dalam aquadest ditambahkan HCl dan NaOH
hingga pH larutan 4,5
Universitas Sumatera Utara
20
d. Pembuatan Larutan Cd
2+
50 ppm
1. Larutan pelarut ber-pH 4,5 diambil sebanyak 2,5 L.
2. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam botol steril.
3. Kemudian larutan ditambahkan padatan CdCH
3
COO
2
.2H
2
O sebanyak 125 mg.
4. Campuran diaduk rata hingga padatan melarut.
Gambar 3.6 Flowchart Pembuatan Larutan Standar Cd
2+
50 ppm
3.4.3 Mengukur Pengaruh Konsentrasi Ion Logam Terhadap Kemampuan Adsorpsi
1. Larutan Cd
2+
50 ppm sebanyak 100 ml diambil dari botol 2,5 L lalu dimasukkan kedalam tiap 10 erlenmeyer.
2. Kemudian 100 gram adsorben pasir putih dengan ukuran adsorben
tertentu ditambahkan larutan kedalam masing-masing 10 erlenmeyer. 3.
Kemudian campuran diaduk dengan shaker dengan kecepatan pengadukan 100 rpm pada suhu kamar selama 2 jam.
4. Kemudian didiamkan tanpa pengadukan 24 jam untuk mencapai
kesetimbangan adsorpsi CdCH
3
COO
2
.2H
2
O terhadap pasir. 5.
Seluruh pasir dan larutan diakumulasikan 1000 gram 1000 L untuk menyeragamkan konsentrasi Cd di larutan.
Mulai
Selesai Campuran diaduk rata hingga padatan melarut
Larutan pelarut ber-pH 4,5 diambil sebanyak 2,5 L
Kemudian larutan ditambahkan padatan CdCH
3
COO
2
.2H
2
O Kemudian larutan dimasukkan ke dalam botol steril
Universitas Sumatera Utara
21 6.
Lalu 50 mL sampel diambil untuk dianalisis. 7.
Konsentrasi ion Cd
2+
pada larutan setelah adsorpsi dianalisis dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS.
8. Diambil cairan 900 ml.
9. Lalu nilai q
t
dihitung 3.1
[6] 10.
Kemudian percobaan diulang untuk variasi konsentrasi ion logam lainnya.
Universitas Sumatera Utara
22 Mulai
Larutan Cd
2+
50 ppm sebanyak 100 gram diambil dari botol 2,5 L lalu dimasukkan kedalam tiap 10 erlenmeyer
Kemudian campuran diaduk dengan shaker dengan kecepatan pengadukan 100 rpm pada suhu kamar selama 24 jam
Kemudian 100 gram 100 ml adsorben pasir putih dengan ukuran adsorben tertentu ditambahkan larutan ke dalam masing-masing
10 erlenmeyer
Kemudian didiamkan tanpa pengadukan 24 jam untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi CdCH
3
COO
2
.2H
2
O terhadap pasir.
Konsentrasi ion Cd
2+
setelah adsorpsi dianalisa dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS
Lalu nilai q
t
dihitung Lalu 2 mL sampel diambil untuk dianalisis
Kemudian diakumulasikan adsorben 1000 gram 1000 L pengadukan 24 jam untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi
Diambil cairan 900 ml
A B
Universitas Sumatera Utara
23 Tidak
Gambar 3.7 Flowchart Mengukur Pengaruh Konsentrasi Ion Logam Terhadap Kemampuan Adsorpsi
Apakah ada variasi konsentrasi ion logam
lainnya?
Selesai A
B
A
Ya
Universitas Sumatera Utara
24
3.4.4 Mengukur Removal Efficiency terhadap Variasi Konsentrasi SDS dan Pengadukan pada Batch System
1. Sampel pasir yang terkontaminasi Cd
2+
sebanyak 13 gr [2] dimasukkan kedalam beaker glass.
2. Kemudian 0,5 cmc SDS [2] ditambahkan kedalam beaker glass hingga
mencapai 24 pore volume. 3.
Kemudian diletakkan pada shaker selama 2 jam dengan laju variasi shaking 50 dan 100 rpm dan tanpa pengadukan 0 rpm.
4. Konsentrasi ion Cd
2+
diambil dengan pipet tetes, dan dianalisa dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS.
5. Lalu nilai RE
dihitung
3.2
[6] 6.
Kemudian percobaan diulang untuk variasi konsentrasi SDS lainnya 0 ; 0,5; 1 ; 2 cmc.
Universitas Sumatera Utara
25 Gambar 3.8 Flowchart Mengukur removal eficiency terhadap Variasi Konsentrasi
SDS dan Pengadukan pada Batch System Apakah ada variasi
kecepatan shaker? 0;50;100 rpm
Mulai
Sampel Pasir yang terkontaminasi Cd
2+
sebanyak 13 gr dimasukkan kedalam beaker glass
Kemudian diletakkan pada shaker selama 2 jam dengan pengadukan 50 rpm Kemudian 0,5 cmc surfaktan ditambahkan kedalam beaker glass sampai
mencapai 24 pore volume
Konsentrasi ion Cd
2+
diambil dengan pipet tetes dan dianalisa dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS
B
Selesai Lalu nilai q
t
dihitung
Apakah ada variasi konsentrasi surfaktan?
0; 0,5; 1; 2 cmc B
Ya
Tidak
Tidak Ya
Universitas Sumatera Utara
26
3.4.5 Mengukur Kinetika Pencucian Pasir terhadap Logam Cd
2+
pada Batch System
1. Sampel pasir yang terkontaminasi Cd
2+
sebanyak 13 gr [2] dimasukkan kedalam beaker glass.
2. Kemudian 2 cmc SDS [2] ditambahkan kedalam beaker glass hingga
mencapai 24 pore volume. 3.
Kemudian diletakkan pada shaker dengan variasi waktu 5;10;20;40;60 dan 180 menit dengan pengadukan shaking 100 rpm.
4. Konsentrasi ion Cd
2+
diambil dengan pipet tetes dan dianalisa dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS.
5. Lalu nilai RE
dihitung.
[6] 3.3
Universitas Sumatera Utara
27 Gambar 3.9 Flowchart Mengukur Kinetika Pencucian Pasir terhadap Logam Cd
2+
pada Batch System Mulai
Sampel pasir yang terkontaminasi Cd
2+
sebanyak 13 gr dimasukkan kedalam beaker glass.
Kemudian diletakkan pada shaker dengan variasi waktu 5;10;20;40;60 menit dengan pengadukan shaking 100 rpm.
Konsentrasi ion Cd
2+
pada eluent setelah adsorpsi dianalisa dengan Atomic Adsorption Spectroscopy AAS.
Selesai Lalu nilai RE dihitung
Kemudian 2 cmc SDS [2] ditambahkan kedalam beaker glass hingga mencapai 24 pore volume.
Universitas Sumatera Utara
28
3.5 Rangkaian Peralatan Percobaan Remediasi Pasir Terkontaminasi pada Batch System
Gambar 3.10 Rangkaian Peralatan Percobaan Remediasi Pasir Terkontaminasi pada Batch System
Universitas Sumatera Utara
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pretreatment Adsorben Pasir Putih
Penelitian ini menggunakan, pasir putih sebagai penjerap adsorben yang diperoleh dari pantai wisata di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang
Bedagai. Pasir putih terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari dan setelah kering, pasir diayak dengan ukuran mesh 40 mesh. Lalu, pasir putih
dicuci dengan aquadest dan dibilas sampai bersih. Tujuan dari proses pencucian
yang dilakukan pada adsorben pasir putih adalah untuk menghilangkan mineral- mineral garam serta kotoran yang masih melekat pada pasir putih tersebut.
Indikator pencucian diperoleh apabila pH air cucian sama dengan pH aquadest sebelum digunakan untuk mencuci.
Gambar 4.1 Pencucian Adsorben Pasir Putih Gambar 4.1 menunjukkan kondisi konstan pH terhadap banyaknya
pencucian. Dari proses pencucian diperoleh bahwa untuk dapat menghilangkan kandungan mineral-mineral garam dan kotoran-kotaran yang ada pada pasir putih
dibutuhkan 7 kali pencucian sampai pH pencucian menjadi konstan. Dari grafik Banyaknya Pencucian
Universitas Sumatera Utara
30 diketahui bahwa pada pencucian ke 4 dan seterusnya pH air cucian konstan,
yaitu 6,9
Gambar 4.2 Pengeringan Adsorben Pasir Putih Setelah proses pencucian selesai, pasir putih yang telah dipisahkan menurut
ukurannya dikeringkan di dalam oven dengan kondisi operasi pada suhu 60
o
C. Pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu
bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alam sinar matahari atau buatan alat pengering [31]. Dari proses pengeringan diperoleh hasil untuk sampel
dengan ukuran 40 mesh yang membutuhkan waktu pengeringan selama 4 jam.
4.2 Penentuan Kapasitas Adsorpsi.