17
5 Dalam usaha yang sudah mapan, manajemen perusahaan memerlukan
keahlian dalam mengintegrasikan serta membedakan kegiatan-kegiatan usaha.
2.4 Penelitian Terdahulu
Millah 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Daya Saing Daerah di Jawa Tengah” memberikan hasil penelitian yaitu hasil tingkat daya
saing daerah kota di Jawa Tengah antara lain Kota Semarang menduduki peringkat pertama pada tingkat daya saing daerah kota di Jawa Tengah dari tahun
2009 sampai tahun 2011. Sedangkan Kota Tegal menduduki peringkat terendah pada tahun 2009 dan tahun 2011, dan Kota Magelang menduduki peringkat
terendah pada tahun 2010. Potensi Kota Semarang unggul pada hampir seluruh indikator daya saing. Semakin unggul potensi yang dimiliki suatu daerah maka
semakin tinggi pula tingkat daya saing daerah kota tersebut. Hidayat 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Daya Saing
Ekonomi Kota Medan” memberikan kesimpulan hasil penelitian yaitu dari hasil pembobotan dan pemeringkatan diperoleh tiga faktor utama penentu daya saing
ekonomi Kota Medan, yaitu faktor infrastruktur dengan nilai bobot tertinggi 0,252, diikuti faktor ekonomi daerah 0,243 dan faktor sistem keuangan
0,219. Sedangkan faktor berikutnya adalah faktor kelembagaan 0,148 dan faktor sosial politik 0,139.
Indrawati 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Elemen- Elemen Prakondisi Pembentukan Daerah Otonom Baru dan Daya Saing Investasi
Daerah Otonom Baru Studi di Kabupaten Bandung Barat” menyebutkan daya
Universitas Sumatera Utara
18
saing investasi di Kabupaten Bandung Barat sudah tinggi dilihat dari peningkatan jumlah investasi. Adapun identifikasi yang mendukung bagi terciptanya daya
saing investasi di Kabupaten Bandung Barat yakni manajemen dan kepemimpinan, perencanaan, dan kondisi daerah yang kondusif.
Santoso 2009 dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Daya Saing Kota- kota Besar di Indonesia” menyebutkan pendekatan pengembangan kota melalui
penguatan daya saing kota menjadi salah satu strategi kota untuk mampu berkompetisi dengan kota-kota lainnya. Berdasarkan hasil pemetaan daya saing
daerah di Indonesia, menempatkan Kota Surabaya, Kota Batam, dan Kota Balikpapan sebagai tiga kota besar yang mempunyai peringkat teratas. Sedangkan
tiga kota besar yang berada pada peringkat bawah adalah Kota Bogor, Kota Jambi dan Kota Bandar Lampung.
Irawati, dkk 2008 dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Pengukuran Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel Perekonomian Daerah,
Variabel Infrastruktur dan Sumber Daya Alam, Serta Variabel Sumber Daya Manusia di Wilayah Sulawesi Tenggara” menyebutkan peringkat daya saing
terbaik berdasarkan variabel perekonomian daerah, infrastruktur, dan sumber daya alam, serta sumber daya manusia pada kabupatenkota di Sulawesi Tenggara, turut
mendukung kabupatenkota tersebut untuk menjadi peringkat terbaik secara umum.
Kuncoro 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Daya Tarik Investasi dan Pungli di DIY” menyebutkan bahwa menurut persepsi pelaku usaha di DIY,
faktor kelembagaan memiliki bobot terbesar dalam menentukan daya tarik
Universitas Sumatera Utara
19
investasi kegiatan berusaha di DIY. Kemudian diikuti oleh faktor infrastruktur fisik, yang ketiga adalah faktor sosial politik.
Sugiyono 2004 dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia” menyebutkan proses yang diyakini akan
membawa berkah pemecahan untuk mengatasi lemahnya daya saing ekonomi Indonesia adalah proses demokratisasi ekonomi dan politik.
2.5 Kerangka Konseptual