Latar Belakang EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2004 2009

commit to user 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, merupakan era baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengalami perubahan sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi manjadi sistem desentralisasi dan dekonsentrasi. Hal ini sesuai dengan pasal 18 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu bahwa penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan melalui asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi lahirlah daerah otonom dan wilayah adminisratif yang mencerminkan pembagian tugas dan wewenang atau fungsi pemerintahan. Tujuan dari otonomi daerah adalah daerah mampu mengurusi persoalan daerahnya secara lebih otonom, termasuk dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran daerah, karena yang lebih mengetahui persoalan daerah adalah daerah itu sendiri. Harapannya Pemerintah Daerah mampu secara lebih otonom menggali dan mengelola kekayaan daerahnya untuk membiayai pembangunan daerahnya. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, Pemerintah Daerah diharapkan mampu menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerahnya, sehingga kemandirian keuangan daerah juga meningkat, yang pada akhirnya dapat dioptimalkan untuk pembangunan daerah. Sumber pendapatan daerah dalam arti luas adalah pendapatan yang meliputi pendapatan yang berasal dari pemerintah daerah sendiri dan pendapatan dari pemerintah pusat. Sedangkan pendaptan daerah dalam arti sempit adalah Pendapatan Asli Daerah PAD. Sumber-sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: commit to user 17 1. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari: a. Hasil pajak daerah; b. Hasil retribusi daerah; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

2. Dana Perimbangan

a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Khusus DAK c. Dana Alokasi Umum DAU 3. Lain-lain pendaptan daerah yang sah. Sumber-sumber Pendapatan Daerah yang sudah ditetapkan dalam Undang- undang memberikan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah untuk menggali dan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah sebagai komponen utama Pendapatan Daerah. Tujuan otonomi daerah mewujudkan kemandirian keuangan daerah dapat terwujud jika Pemerintah Daerah mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sehingga mampu membiayai pembangunan daerah, maka kesejahteraan masyarakat yang merata di Indonesia akan terwujud. Sistem otonomi daerah diterepkan dengan harapan mampu mewujudkan kesejahteraan masyrakat yang merata ternyata belum sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemandirian keuangan daerah di berbagai daerah di Indonesia. Selama ini sumbangan dan bantuan dari pemerintah pusat masih menjadi sumber terbesar dari pendapatan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan pemerintah daerah masih cukup besar. Persoalan rendahnya kemandirian keuangan daerah juga menjadi persoalan pada Pemerintah Kota Surakarta. Potensi Pendapatan Asli Daerah belum tergali secara optimal, sehingga kemandirian keuangan daerah Kota Surakarta masih rendah. Realisasi penggalian Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta belum mampu mengimbangi kebutuhan belanja daerah yang cukup besar. Sehingga ketergantungan Pendapatan Daerah Surakarta masih sangat tinggi pada dana perimbangan dari pusat. Hal ini dapat kita lihat dalam tabel 1.1 tentang commit to user 18 kontribusi dan daya tumbuh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Surakarta tahun 2004-2009 sebagai berikut: Tabel 1. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2004-2008 Tahun Anggaran PAD Pendapatan Daerah Kontribusi Pertumbuhan Kontribusi 1 2 3 4 5 2004 59.101.372.207 369.147.584.321 16,01 - 2005 66.134.871.255 373.595.789.346 17,70 110,57 2006 78.637.865.549 510.880.033.618 15,39 86,95 2007 89.430.977.982 601.429.870.735 14,87 84,00 2008 102.989.919.369 751.267.161.957 14,6 89,06 Rata-rata 79.259.001.272 521.264.087.995 15,54 74,12 Sumber : DPPKAD Kota Surakarta Dari 1.1 dapat disimpulkan bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kota Surakarta masih sangat rendah. Rata-rata kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kota Surakarta tahun 2004-2008 sebesar 521,264,087,995 atau 15,54 dari keseluruhan Pendapatan Daerah. Bahkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta menurun dari tahun ke tahun, tahun 2005 kontribusinya mencapai 17,7 dan pada tahun 2008 menurun hingga 14,6. Pertumbuhan kontribusi Pendapatan Asli Daerah Koa Surakarta juga menurun, pada tahun 2005 sebesar 110,57 dan pada tahun 2008 sebesar 89,06. Artinya kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta tidak sebanding dengan banyaknya dana perimbangan dari pemerintah pusat dan naiknya kebutuhan anggaran daerah. commit to user 19 Tabel 2. Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2004-2008 Tahun Anggaran Dana Perimbangan Pendapatan Daerah Kontribu si Pertumbuha n Kontribusi 1 2 3 4 5 2004 272.175.050.845 369.147.584.321 16,01 - 2005 270.158.691.362 373.595.789.346 17,70 98,08 2006 431.666.955.420 510.880.033.618 15,39 116,87 2007 451.279.770.315 601.429.870.735 14,87 88,78 2008 596.707.189.804 751.267.161.957 14,6 105,85 Rata-rata 404.397.531.549 521.241.519.846 77,00 81,92 Sumber : DPPKAD Kota Surakarta Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Pendaptan Daerah masih di dominasi oleh Dana Perimbangan dari pemerintah pusat. Dari rata-rata Pendapatan Daerah Kota Surakara tahun 2004-2008 sebesar Rp 521.264.087.995,00 kontribusi Dana Perimbangan mencapai Rp 404.397.531.549,00 atau 77 dari total Pendapatan Daerah. Hal ini menujukkan adanya persoalan rendahnya rasio kemandirian keuangan daerah yang serius di Kota Surakarta dan tingginya angka ketergantungan keuangan daerah kepada dana perimbangan dari pemerintah pusat. Persoalan rendahnya rasio kemandirian keuangan daerah di Kota Surakarta harus diatasi dengan meningkatkan dan menggali kembali potensi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta juga harus melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, sehingga dapat meningkatkan Penndapatan Asli Daerah Kota Surakarta dan meningkatkan rasio kemandirian keuangan daerah Kota Surakarta. Pajak daerah merupakan komponen utama dari sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta maka diperlukan evaluasi dan analisis realisasi Pajak Daerah dari penggalian yang sudah dilakukan. Analisis tersebut dapat mencakup commit to user 20 kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, efisiensi dan efektifitas pemungutan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Dengan analisis efisiensi dan efektifitas pemungutan pajak daerah dapat dijadikan bahan evalusi penggalian Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi-rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Akhirnya kemandirian keuangan daerah Kota Surakarta dapat meningkat dan mampu mencukupi kebutuhan belanja daerah yang tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta dapat meningkat.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis efektivitas pemungutan pajak dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta

0 3 142

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH(STUDI KASUS DPKAD Kota Semarang).

0 5 17

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA PANTI PIJAT DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2002 2004

0 3 69

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAJAK DAERAH SERTA TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMUNGUTAN

0 6 122

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 4 15

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 20

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 10

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 8

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 15