Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Otonomi Daerah

commit to user 20 kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, efisiensi dan efektifitas pemungutan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Dengan analisis efisiensi dan efektifitas pemungutan pajak daerah dapat dijadikan bahan evalusi penggalian Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi-rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Akhirnya kemandirian keuangan daerah Kota Surakarta dapat meningkat dan mampu mencukupi kebutuhan belanja daerah yang tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta dapat meningkat.

B. Perumusan Masalah

1. Seberapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta terhadap

Pendapatan Daerah Kota Surakarta tahun 2004-2009?

2. Seberapa besar kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Surakarta tahun 2004-2009?

3. Berapa tingkat efisiensi pemungutan Pajak Daerah Kota Surakarta tahun

2004-2009?

4. Berapa tingkat efektifitas pendapatan Pajak Daerah Kota Surakarta tahun

2004-2009?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah

Kota Surakarta tahun 2004-2009?

2. Mengetahui kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Surakarta tahun 2004-2009?

3. Mengetahui tingkat efeisiensi pemungutan Pajak Daerah Kota Surakarta

tahun 2004-2009?

4. Mengetahui tingkat efektifitas pemungutan Pajak Daerah Kota Surakarta

tahun 2004-2009? commit to user 21

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu khususnya penerapan teori

Perpajakan dan Manajemen Keuangan Negara.

2. Untuk mendukung teori-teori yang ada hubungannya dengan Perpajakan dan

Manajemen Keuangan Negara.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Pemerintah Kota Surakarta penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dalam pengambilan kebijakan penetapan target pemungutan Pajak Daerah dan penggalian sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. 2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Program Tata Niaga dalam pengayaan mata kuliah Manajemen Keuangan Negara dan Perpajakan. commit to user 22

BAB II LANDASAN TEORI

A. Otonomi Daerah

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, merupakan era baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Telah terjadi perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dari sistem sentralisasi manjadi sistem desentralisasi dan dekonsentrasi. Hal ini sesuai dengan pasal 18 UUD 1945 beserta penjelasannya yaitu bahwa penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan melalui asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi lahirlah daerah otonom dan wilayah adminisratif yang mencerminkan pembagian tugas dan wewenang atau fungsi pemerintahan. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan mampu mengefektifkan kinerja pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang sentralistik dipandang tidak efisien dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat sebagai mana yang dinyatakan oleh Nurlan Darise sebagai berikut: Penyelenggaraan otonomi daerah, disamping merupakan amanat konstitusi, juga merupakan kebutuhan objektif dalam penyelenggaraan pemerintah saat ini. Pola penyelenggaraan pemerintah yang sentralistik dimasa lalu tidak sesuai lagi, karena disamping tidak efisien, juga tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan msyarakat yang membaik dan lebih maju karena faktor internal maupun faktor eksternal. Nurlan Darise, 2007:13 Sehingga negara Indonesia yang luas dan terdiri dari beberapa pulau yang tersebar diseluruh pelosok nusantara, tidak bisa di urus secara sentralistik, karena yang lebih mengetahui kebutuhan daerah adalah pemerintah daerah masing- masing. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mamapu mengambil kebijakan secara otonom sesuai kebutuhan daerah masing- masing, sehingga daerah bisa semakin berkembang dan akhirnya yang diharapkan adalah kesejahteraan masyarakat meningkat. commit to user 23

1. Pengertian Otonomi Daerah

Pengertian otonomi daerah secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Dari aspek etimologi, otonomi daerah berarti zelfwergwing atau perundingan sendiri. Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Syarat teknis yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan faktor lainnya. Otonomi daerah dilihat dari fungsinya merupakan kebijakan yang bagus, karena kebijakan otonomi daerah tersebut mengandung sejumlah nilai positif setidaknya dalam hal seperti: mendekatkan pengambilan keputusan dengan masyarakat, memungkinkan partisipasi warga atau citizen participation, memungkinkan adanya perbedaan kemampuan politik daerah empowerment local politics, kebijakan lebih sesuai dengan kebutuhan lokal, memungkinkan kompetensi yang sehat antar daerah, menghindarkan monopolitik kebijakan, dan pertumbuhan ekonomi akan lebih besar. Nurlan Darise 2007:14 menyatakan bahwa ―Pemberian otonomi daerah diarahan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat‖. Melihat konsepsi tentang otonomi daerah diatas, sepintas tidaklah terlalu sulit bagi Indonesia untuk mulai menerapkan kebijakan tersebut, sebab sejauh yang diketahui publik atau masyarakat senantiasa merespon secara positif tentang kebijakan otonomi daerah, memberikan peluang pendidikan politik termasuk praktik berdemokrasi, mengefisienkan pelayanan publik, disamping mempercepat pembangunan di daerah itu sendiri. commit to user 24

2. Landasan Otonomi Daerah

Otonomi daerah sebagai perwujudan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan atas asas desentralisasi yang diwujudkan dengan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab dilaksanakan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diatur kerangka landasannya dalam Undang- Undang Dasar 1945 antara lain: i pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: ―Negara Indonesia adalah negara kesatu an yang berbentuk republik.‖ ii pasal 18 yang menyatakan : ―Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahnnya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah- daerah bersifat istimewa.‖

3. Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan pemberian otonomi daerah kepada daerah adalah memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dalam memberikan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah, serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Keasatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah dengan menggunakan asas desentralisasi ysng diwujudkan dalam otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab lebih tepat diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena dengan adanya desentralisasi akan memberikan berbagai keuntungan antara lain: a. Mengurangi bertumpuknya pekerjaan dipusat pemerintahan. b. Dalam menghadapi masalah mendesak yang membutuhkan tindakan yang lebih cepat, daerah tidak perlu menunggu lagi instruksi dari pusat. c. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti yang buruk, karena setiap keputusan dapat segera diselesaikan. d. Dalam sistem desentralisasi, dapat diadakan perbedaan dan pengkhususan bagi kepentingan tertentu. e. Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari pemerintah pusat. Josef Riwu Kaho, 2001:12 commit to user 25

B. Sumber-Sumber Pendapan Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis efektivitas pemungutan pajak dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta

0 3 142

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH(STUDI KASUS DPKAD Kota Semarang).

0 5 17

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA PANTI PIJAT DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2002 2004

0 3 69

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAJAK DAERAH SERTA TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMUNGUTAN

0 6 122

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 4 15

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 20

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 10

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 8

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 15