Efisiensi Pemungutan Pajak Daerah Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah

commit to user 32 ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi, yang berbeda untuk setiap jenis pajak daerah antara lain: 1 Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi 10 2 Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi 10 3 Tarif Pajak Hiburan ditertapkan paling tinggi sebesar 35 4 Tarif Pajak Reklame ditetaapkan paling tinggi sebesar 25 5 Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10 6 Tarif Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C ditetapkan paling tinggi sebesar 20 7 Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 20 Walaupun ditetapkan batasan tarif pajak yang paling tinggi, terdapat pengaturan yang berbeda tentang penetapan tarif pajak daerah kota atau kabupaten. Penetapan tarif pajak daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Dengan memperhatikan kondisi masing-masing daerah kota atau kabupaten, tarif pajak kota atau kabupaten ditetapkan tidak seragam. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tarif yang berbeda untuk jenis-jenis pajak kota atau kabupaten tidak akan mempengaruhi pilihan wajib pajak untuk melakukan kegiatan yang dikenai pajak. Penetapan tarif yang paling tinggi tesebut bertujuan utnuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penetapan tarif yang terlalu membebani sedangkan tarif paling rendah tidak ditetapkan untuk emberi peluang kepada pemerintah daerah untuk mengatur sendiri besarnya tarif pajak yang sesuai dengan kondisi masyarkat di daerahnya.Termasuk membebaskan pajak bagi masyarakat yang tidak mampu. Dan dalam penetapan tarif pajak juga dapat diadakan klasifikasi atau penggoongan tarif berdasarkan kemampuan wajib pajak atau berdasarkan jenis objek pajak

D. Efisiensi Pemungutan Pajak Daerah

1. Efisiensi

Efisiensi daya guna mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan commit to user 33 menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan cost of output. Proses kegiatan operasioanal dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya Spending well. Tolok ukur hasil kebijakan anggaran pajak yaitu: a. Hasil guna effectivness Hasil guna pajak adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dan potensi pajak itu, dengan anggapan semua wajib pajak membayar pajak masing-masing dan membayar seluruh pajak terhutang masing-masing. b. Daya Guna efficiency Daya guna adalah bagian dari hasil pajak yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan atas pajak yang bersangkutan. c. Upaya Pajak Upaya pajak merupakan pengukuran hasil sistem suatu pajak dibandingkan dengan kemampuan membayar pajak daerah yang bersangkutan. Devas, 1989:43

2. Pengukuran Efisiensi

Mengukur tingkat input dari organisasi sektor publik terhadap tingkat outputnya sektor publik. Pengukuran tingkat efisiensi memerlukan data-data realisasi biaya utuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan. Berukut formula untuk mengukur tingkat efisiensi: Kriteria Efisiensi adalah : Jika diperoleh nilai kurang dari 100 x100 berarti efisien. Jika diperoleh nilai sama dengan 100 x = 100 berarti efisiensi berimbang. Jika diperoleh nilai lebih dari 100 x 100 berarti tidak efisien. Realisasi Biaya untuk Meraih Pendapatan Efisiensi = x 100 Realisasi Pendapatan commit to user 34

E. Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah

1. Efektivitas

Efektivitas hasil guna merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasioanal efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan spending wisely

2. Pengukuran Efektivitas

Mengukur tingkat output dari organisasi sektor publik terhadap target-target pendapatan sektor publik. Pegukuran tingat efektivitas memerlukan data-data realisasi pendapatan dan anggaran atau taregt pendapatan. Berikut formula untuk mengukur tingkat efisiensi: Kriteria Efektivitas: Jika diperoleh nilai kurang dari 100 x100 berarti tidak efektif. Jika diperoleh nilai sama dengan 100 x = 100 berarti efektivitas berimbang. Jika diperoleh nilai lebih dari 100 x 100 berarti efektif.

F. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis efektivitas pemungutan pajak dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta

0 3 142

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH(STUDI KASUS DPKAD Kota Semarang).

0 5 17

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA PANTI PIJAT DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2002 2004

0 3 69

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAJAK DAERAH SERTA TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMUNGUTAN

0 6 122

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 4 15

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 20

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 10

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 8

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 15