Pajak Daerah EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2004 2009

commit to user 27 c. Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi untuk: 1 Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar prioritas nasional; 2 Mendanai kegiatan khusus yang diusukan daerah tertentu.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain pendaptan daerah yang sah merupakan seluruh pendaptan daerah selain PAD dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat dan lain- lain pendaptan daerah yang ditetapkan pemerintah.

C. Pajak Daerah

1. Pengertian Pajak Daerah

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Andriani yang dikutip oleh Waluyo dan Wirawan B. Ilyas 2002:4, ‖Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi —kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan‖. Sedangkan Prof. Dr. Mardiasmo 2003, ―pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah‖. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, yang dinaksud pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah. Lebih jauh lagi Davey mengemukakan tentang pajak daerah yang diartikan sebagai berikut: commit to user 28 a. Pajak yang dipingut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri. b. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional dimana bentuk penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah. c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah. d. Pajak yang dipungut dan diadakan oleh Pusat tetapi hasil penguntukannya diberikan kepada dan dibagikan hasinya dengan, atau dibebani pungutan oleh pemerintah daerah. Davey, 1989:39-40 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah daerah tanpa ada imbalan langsung dan digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah. Pajak daerah diatur dalam undang- undang dan hasilnya akan dimasukkan ke dalam APBD.

2. Timbulnya Pajak Daerah

Pajak Daerah timbul karena adanya pelaksanaan desentralisasi yang menimbulkan daerah-daerah otonom yang memberikan kemungkinan bagi pelaksanaan asas tugas perbantuan. Dan dengan keberadaan otonomi tersebut maka tiap daerah diberikan hak dan kewenagan utnuk mengurus rumah tangganya sendiri termasuk salah satunya adalah mengurus tentang pajak daerah. Ada ciri-ciri yang membedakan pajak daerah degan pajak negara, adapun ciri-ciri pajak daerah a. Pajak daerah adalah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah. b. Penyerahan dilakukan dengan undnag-undang c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan Undang- undang dan atau peraturan hukum lainnya. d. Hasil pungutan pajak daerah digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik. Kano, 1990:130

3. Ketentuan Umum Pajak Daerah

a. Dasar Hukum Pengenaan Pajak

Pemerintah Daerah dalam melakukan ektifitas memungut, mengadministrasi dan menetapkan tarif pajak daerah harus sesuai dengan peruangangan yang berlaku. Dasar hukum dalam penetapan pungutan pajak daerah antara lain: commit to user 29 1 Undang-Undang nomor 18 tahun 1997 tentnag Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagai mana telah diubah dengan Undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentnag Perubahan atas Undang-undang nomor 18 tahun 1997. 2 Peraturan Peerintah nonor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 3 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 9 tahun 2002 tenteng Pajak Hotel. 4 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 10 tentng Pajak Restoran. 5 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 3 tahun 1998 tentnag Pajak Hiburan. 6 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5 tahun 1999 tentang Pajak Reklame. 7 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 7 tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan. 8 Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 11 tahun 2002 tentang Pajak Parkir. 9 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 dengan tegas menetapkan dasar pengenaan pengenaan pajak untuk setiap jenis pajak daerah. Dasar pengenaan pajak kota atau kabupaten adalah sebagai berikut: a Pajak Hotel dikenakan atas jumlah pembayaran yang dilakukan terhadap hotel. b Pajak Restoran dikenakan atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran. c Pajak Hiburan dikenakan atas jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. d Pajak Reklame dikenakan atas nilai sewa reklame yang didasarkan atas nilai jual objek Pajak Reklame dan nilai strategis pemasangan reklame e Pajak Penerangan Jalan dikenakan atas nilai jual tenaga listrik yang dipakai. f Pajak pengambilan bahan galian golongan C dikenakan atas nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C. commit to user 30 g Pajak Parkir dikenakan atas penerimaan penyelenggaraan parkir yang berasal dari pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakai tempat parkir kendaraan bermotor

b. Jenis Pajak Daerah Kota Surakarta

Daerah kota atau kabupaten berhak untuk menentukan jenis pajak yang dipungut oleh daerah. Peerintah Kota Surakarta melakkan pemungutan pajak yang dipungut oleh daerah. Pemerintah Kota Surakarta melakukan pungutan Pajak Daerah atas Hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan dan pajak parkir. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing pajak tersebut: 1 Pajak Hotel Pajak Hotel adalah pajak atas semua pelayanan hotel. Sedangakan yang disebut hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran Perda Kota Surakarta no. 9 tahun 2002. 2 Pajak Restoran Pajak restoran adalah pajak atas semua pelayanan penjualan makanan dan minuman di restauran. Dan yang disebut dengan Restoran adalah tempat menyantap makanan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jsa boga dan katering Perda Kota Surakarta No. 10 Tahun 2002 3 Pajak Hiburan Pajak hiburan adalah pajak atau pungutan setiap penyelenggaraan hibuaran. Yang dimaksud dengan hiburan adalah semua jenis pertunjukkan, permaianan, keramaian dan atau bidang jasa lain atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk dalam fasilitas untuk olahraga perda Kota Surakarta No. 3 tahun 1998 commit to user 31 4 Pajak Reklame Pajak relame adalah iuran wajib yang dilakukan kepada pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan pengertian reklame itu sendiri adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan dan memujikan suatu barang, jasa atau orang, atau untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari satu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah Perda Kota Surakarta No. 5 tahun 1999. 5 Pajak Penerangan Jalan Pajak penerangan jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik Perda Kota Surakarta No. 7 Tahun 2003 6 Pajak Parkir Pajak parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang atau pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotot, tidak bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran. Dan yang dimaksud fasilitas parkir diluar badan jalan adalah fasilitas parkir kendaraan yang dibuat khusus yang dapat berupa badan taman parkir atau gedung parkir. Sedangkan faslitas parkir untuk umum adalah faslitas parkir diluar badan jalan berupa taman parkir atau gedung parkir yang diusahakan sebagai kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan menyediakan jasa pelayanan parkir. Perda Kota Surakarta no 11 tahun 2002

c. Tarif Pajak Daerah

Penentuan besarnya tarif pajak yang diberlakukan pada setiap jenis pajak daerah memegang peranan penting. Tarif Pajak Daerah yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang commit to user 32 ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi, yang berbeda untuk setiap jenis pajak daerah antara lain: 1 Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi 10 2 Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi 10 3 Tarif Pajak Hiburan ditertapkan paling tinggi sebesar 35 4 Tarif Pajak Reklame ditetaapkan paling tinggi sebesar 25 5 Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10 6 Tarif Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C ditetapkan paling tinggi sebesar 20 7 Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 20 Walaupun ditetapkan batasan tarif pajak yang paling tinggi, terdapat pengaturan yang berbeda tentang penetapan tarif pajak daerah kota atau kabupaten. Penetapan tarif pajak daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Dengan memperhatikan kondisi masing-masing daerah kota atau kabupaten, tarif pajak kota atau kabupaten ditetapkan tidak seragam. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tarif yang berbeda untuk jenis-jenis pajak kota atau kabupaten tidak akan mempengaruhi pilihan wajib pajak untuk melakukan kegiatan yang dikenai pajak. Penetapan tarif yang paling tinggi tesebut bertujuan utnuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penetapan tarif yang terlalu membebani sedangkan tarif paling rendah tidak ditetapkan untuk emberi peluang kepada pemerintah daerah untuk mengatur sendiri besarnya tarif pajak yang sesuai dengan kondisi masyarkat di daerahnya.Termasuk membebaskan pajak bagi masyarakat yang tidak mampu. Dan dalam penetapan tarif pajak juga dapat diadakan klasifikasi atau penggoongan tarif berdasarkan kemampuan wajib pajak atau berdasarkan jenis objek pajak

D. Efisiensi Pemungutan Pajak Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis efektivitas pemungutan pajak dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah provinsi DKI Jakarta

0 3 142

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH(STUDI KASUS DPKAD Kota Semarang).

0 5 17

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA PANTI PIJAT DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2002 2004

0 3 69

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAJAK DAERAH SERTA TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DALAM PEMUNGUTAN

0 6 122

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 4 15

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 20

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi, Efektivitas, Dan Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Surakarta Tahun 2009-2014.

0 3 10

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 8

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta.

0 1 15