dengan Ini serupa dengan kendala persamaan program linier, tetapi tidak
menempel pada solusi karena dimungkinkan adanya penyimpangan negatif dan positif. Jika kendala persamaan dianggap perlu dalam perumusan model goal
programming, kendala dapat dimasukkan dengan menempatkan sebuah artificial variabel
, seperti pada persamaan keenam. Persamaan memperbolehkan adanya penyimpangan positif dan negatif dari nilai RHS-nya. Dalam kendala program
linier tak ada pembanding untuk persamaan ketiga dan keempat.
c Kendala Nonnegatif
Dalam program linier, variabel-variabel bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Demikian halnya dengan Goal programming yang terdiri dari variabel keputusan
dan variabel deviasi. Keduanya bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Pernyataan nonnegatif dilambangkan dengan:
d Kendala Struktural
Kendala struktural adalah kendala-kendala lingkungan yang tidak berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan masalah yang dihadapi. Variabel deviasi tidak
dikatakan kendala struktural karena kendala struktural tidak diikutsertakan dalam fungsi tujuan.
2.2.6 Pemodelan Goal Programming
Adapun bentuk umum dari metode goal programming adalah:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: = deviasi penyimpangan positif
= deviasi penyimpangan negatif = koefisien fungsi kendala tujuan
= variabel pengambilan keputusan = tujuan atau target yang ingin dicapai
= koefisien fungsi kendala sistem = sumber daya yang tersedia
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Goal Programming
Secara umum kelebihan goal programming adalah: a.
Setiap tujuan direpresentasikan dalam model. b.
Semua tujuan dapat dimasukkan dalam model. c.
Pengambil keputusan didorong untuk mengestimasi level aspirasi tujuantujuan dalam model. Hal ini memberikan pertimbangan lebih
mendalam dalam penyusunan model. Pendekatan ini dapat diaplikasikan dalam lingkup permasalahan yang penting dan praktis termasuk perkiraan
dan pengujian suatu kurva, pengenalan, dan klasifikasi pola, dan analisa kluster.
d. Dapat diselesaikan dengan linear programming.
Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh goal programming: a.
Perlu waktu lebih untuk membentuk model. b.
Keterlibatan pengambil keputusan lebih banyak berkaitan dengan penentapan level aspirasi, prioritas, bobot, dan lain-lain.
c. Pertimbangan yang sifatnya subyektif terhadap penetapan prioritas dan
bobot.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Perumusan Masalah Goal programming
Langkah-langkah perumusan permasalahan Goal Programming adalah: i.
Penentuan variabel keputusan, merupakan dasar dalam pembuatan model keputusan untuk mendapatkan solusi yang dicari. Makin tepat penentuan
variabel keputusan akan mempermudah pengambilan keputusan yang dicari. ii.
Penentuan fungsi tujuan, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. iii.
Perumusan fungsi sasaran, di mana setiap tujuan pada sisi kirinya ditambahkan dengan variabel simpangan, baik simpangan positif maupun
simpangan negatif. iv.
Penentuan prioritas utama. Pada langkah ini dibuat urutan dari tujuan-tujuan. Penentuan tujuan ini tergantung pada hal-hal berikut:
a. Keinginan dari pengambil keputusan.
b. Keterbatasan sumber-sumber yang ada.
v. Penentuan pembobotan. Pada tahap ini merupakan kunci dalam menentukan
urutan dalam suatu tujuan dibandingkan dengan tujuan yang lain. vi.
Penentuan fungsi pencapaian. Dalam hal ini, yang menjadi kuncinya adalah memilih variabel simpangan yang benar untuk dimasukkan dalam fungsi
pencapaian. Dalam
memformulasikan fungsi
pencapaian adalah
menggabungkan setiap
tujuan yang
berbentuk minimasi
variabel penyimpangan sesuai dengan prioritasnya.
vii. Penyelesaian model Goal programming dengan metodologi solusi.
2.4 Metode Penyelesaian Goal Programming
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model Goal programming, yaitu metode grafis, metode algoritma simpleks, dan menggunakan
bantuan software. Dalam hal ini penulis menggunakan software LINDO.
a. Metode Grafis
Metode grafis digunakan untuk menyelesaikan masalah Goal programming dengan dua variabel. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafis
adalah: 1.
Menggambarkan fungsi kendala pada bidang kerja sehingga diperoleh daerah yang memenuhi kendala.
Universitas Sumatera Utara