KESIMPULAN SARAN Staffing Decision Scheduling Decision Allocation Decision

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa jadwal yang dihasilkan dari pemodelan metode Goal programming dapat memenuhi setiap kendala utama yang merupakan presentasi rumah sakit yang tidak boleh dilanggar dan juga memenuhi setiap kendala tambahan secara bersamaan.

4.2 SARAN

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang dapat dipakai untuk pengembangan dan penelitian kedepan : 1. Penggunaan model penjadwalan Goal programming, dapat menjadi alternatif bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan jadwal perawatnya. 2. Perencanaan penjadwalan perawat di rumah sakit sebaiknya dilakukan di awal pembuatan jadwal dan memperhatikan aturan yang ditetapkan oleh manajemen rumah sakit 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pada kasus di mana terdapat permintaan hari libur, permintaan shift pagi, sore dan shift malam dari perawat. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Penjadwalan Perawat

2.1.1 Konsep Penjadwalan

Pengertian jadwal menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci. Sedangkan pengertian penjadwalan adalah proses, cara, perbuatan menjadwalkan atau memasukkan ke dalam jadwal. Sehingga penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber daya yang ada untuk menghasilkan output seperti yang diharapkan dalam waktu yang diharapkan pula. Menurut Lismanto 2008: 1, masalah penjadwalan secara umum adalah aktivitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala yang dapat terjadi pada suatu periode waktu dan tempatlokasi sehingga tujuan sebisa mungkin dapat terpenuhi. Masalah ini dapat ditemui di berbagai bidang organisasi maupun instansi, seperti rumah sakit dan penerbangan. Pada setiap bidang kegiatan organisasi, penjadwalan merupakan bagian dari pengambilan keputusan tentang penyesuaian aktivitas dan sumber daya dalam rangka menyelesaikan sekumpulan pekerjaan agar tepat pada waktunya dan mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Permasalahan yang menyebabkan dibutuhkannya penjadwalan adalah bila terdapat berbagai macam tugas atau proses yang harus dilakukan, sedangkan sumber daya waktu, bahan baku, tenaga kerja, mesin, modal, dan sebagainya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau proses tersebut terbatas sehingga diperlukan suatu pengaturan atas pelaksanaan tugas-tugas atau proses- proses tersebut. Universitas Sumatera Utara Maka penjadwalan merupakan bagian yang strategis dari proses perencanaan dan penugasan kapan pekerjaan harus dimulai, diselesaikan dan pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber baik waktu, jumlah tenaga kerja, maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan. Secara umum ada dua bentuk penjadwalan yaitu:

1. Penjadwalan manual

Menurut Muhammad 2008: 1 dalam jurnalnya yang berjudul “Penjadwalan Perkuliahan Menggunakan Metode Algoritme Genetika”, penjadwalan manual dilakukan dengan cara penempatan aktivitas ujian ke dalam slot waktu dan ruang yang tersedia. Jika jumlah aktivitas ujian dan persyaratan yang harus dipenuhi jumlahnya sangat besar, maka penyelesaian masalah penjadwalan ujian akan menjadi rumit dan membutuhkan waktu yang lama.

2. Penjadwalan dengan sistem komputasi

Imam 2012: 177 mengemukakan bahwa penjadwalan dengan menggunakan sistem komputasi dibagi ke dalam 3 metode, yaitu: a. Metode optimum yang efisien Metode ini menghasilkan jadwal optimum dalam waktu yang relatif singkat. Algoritma yang dikembangkan biasanya untuk permasalahan yang tidak besar. Yang termasuk dalam metode ini misalnya algoritma Johnson. b. Metode optimal numeratif Metode ini menghasilkan jadwal optimum berdasarkan formulasi matematis, diikuti oleh metode Branch and Bound, Mixed Integer Linear Programming, dan Dynamic Programming. c. Metode heuristik Metode heuristik melakukan pendekatan suatu solusi optimal. Dasar dari pengembangan metode heuristik dikategorikan menjadi 3, yaitu: 1. Penjadwalan dilakukan setiap mesin selesai melakukan proses atau setiap pekerjaan datang mengantri. Contoh pendekatan ini adalah priority rule. Universitas Sumatera Utara 2. Pendefenisian struktur neighboorhood dan solusi diperoleh berdasarkan struktur tersebut. Contoh pendekatan ini adalah tabu search, simulated annealing, dan genetic algorithm. 3. Penjadwalan dilakukan pada setiap mesin. Contoh pendekatan ini adalah shifting bottleneck procedure.

2.1.2 Permasalahan Penjadwalan

Masalah penjadwalan muncul karena adanya keterbatasan waktu, tenaga kerja, jumlah mesin, sifat dan syarat pekerjaan yang akan dilaksanakan. Penjadwalan yang baik dapat dinilai dari kualitas kinerja masing-masing shift. Dalam membuat suatu penjadwalan akan ditemui beberapa kesulitan. Menurut Muhammad Syadid 2008: 2, kesulitan tersebut adalah: 1. Persyaratan khusus yang ditambahkan akan menambah lama waktu komputasi secara polinomial dalam pencarian solusi. 2. Perancangan metode heuristik yang efektif merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan. Penggunaan prinsip heuristik untuk memotong ruang pencarian solusi yang tidak perlu, tidak dapat menjamin solusi yang optimal atau mendekati optimal. Tingkat visibilitas dari penjadwalan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Banyaknya persyaratan yang diajukan akan membuat masalah terlihat lebih kompleks dan sulit untuk diselesaikan. 3. Masalah penjadwalan sering terbentur dengan persyaratan di dunia nyata yang tidak dapat direpresentasikan dengan tepat ke dalam sistem. Secara umum, kinerja shift dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut:

1. Tipe pekerjaan.

Pekerjaaan yang menuntut secara mental seperti inspeksi dan kontrol kualitas memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Pekerja shift mungkin akan kekurangan dua hal tersebut. Universitas Sumatera Utara

2. Tipe sistem shift.

Gangguan irama tubuh circadian rhythms dapat menimbulkan kerugian terhadap kemampuan fisik dan mental pekerja shift, khususnya ketika perubahan shift kerja dan kinerja shift malam yang rendah. Kinerja shift malam yang rendah dapat dikaitkan dengan: a. Ritme tubuh yang terganggu. b. Adaptasi yang lambat terhadap kerja shift malam. c. Pekerja lebih produktif pada shift siang dari pada shift malam. d. Pekerja membuat sedikit kesalahan dan kecelakaan pada shift siang dari pada shift malam. e. Kehati-hatian pekerja menurun selama kerja shift malam, khususnya ketika pagi-pagi sekali. Hal ini mungkin penting diperhatikan terutama untuk tugas-tugas yang memerlukan pengawasan yang terus-menerus seperti operator mesin. f. Jika pekerja tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk shift kerja, kinerja menjadi buruk khususnya pekerjaan yang memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi.

3. Tipe pekerja.

Untuk contoh, pekerja yang telah berusia tua memiliki kemampuan yang minimal untuk untuk menstabilkan irama tubuh ketika perubahan shift kerja. Menurut Siagian 1987 perencanaan yang baik harus memiliki prinsip mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu: 1. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan. 2. Dibuat oleh orang yang benar-benar memahami tujuan organisasi. 3. Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik perencanaan. 4. Adanya suatu perincian yang teliti, yang berarti rencana harus segera diikuti program kegiatan terperinci. 5. Tidak boleh terlepas dari pelaksanaan artinya harus tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 6. Bersifat sederhana yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya jelas terlihat. 7. Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada perubahan. 8. Terdapat tempat pengambilan resiko karena tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. 9. Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi organisasi. 10. Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang mungkin terjadi.

2.1.3 Konsep Keperawatan

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Menurut undang-undang tentang keperawatan, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dalam keperawatan, perawat memiliki peran dan fungsinya masing- masing. Peran perawat antara lain: 1. Pelaksana pelayanan perawatan. 2. Pengelola; perawat bertanggung jawab dalam hal administratif pengelolaan pelayanan perawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi. 3. Pendidik; perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan kesehatan. 4. Peneliti; perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu dan praktek keperawatan, dan ikut berperan serta aktif dalam kegiatan penelitian di bidang kesehatan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan peranan perawat antara lain: 1. Fungsi independen, merupakan fungsi mandiri. Di mana perawat dalam melaksanakan tugasnya tidak memerlukan perintah dokter, dilaksanakan sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tindakan perawat bersifat mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dengan berdasarkan ilmu tindakan keperawatan. 2. Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau intruksi dari perawat lain. Artinya perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan medik. 3. Fungsi interdependen. Fungsi ini adalah tindakan perawat berdasarkan kerjasama. Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya. Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lingkungan external change, keputusan, organisasi yang dapat berbentuk pension, pemutusan hubungan kerja PHK dan kematian. Perencanaan ketenagaan merupakan suatu proses yang kompleks yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah tenaga yang ada perlu ditata atau dikelola dalam melaksanakan kegiatan melalui penjadwalan yang sistematis dan terencana secara matang. Rumah sakit merupakan instansi yang memiliki kesibukan kerja yang sangat tinggi. Kesibukan ini akan lebih tampak pada ruangan unit IGD dan rawat inap di mana pada ruangan ini pengaturan seluruh sumber daya yang meliputi dokter, perawat, kendaraan ambulan, obat-obatan sampai pengaturan shift jaga harus dioptimalkan. Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit, sebab perawat berada 24 jam Universitas Sumatera Utara dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat di rumah sakit umumnya dibagi dalam perawat rawat inap, perawat rawat jalan dan perawat Instalasi Gawat Darurat. Untuk perawat di ruang rawat inap, khususnya untuk kelas bangsal, sangat sibuk dan harus siaga selama 24 jam per hari. Untuk itu dibutuhkan jam kerja yang tinggi oleh perawat yang harus selalu siap berjaga pada shift yang berbeda yaitu pada shift pagi, sore dan malam.

2.1.4 Karakteristik Penjadwalan Perawat

Di dalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus dibuat di antaranya adalah perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat. Ada tiga hal yang berkaitan dengan proses dan pengambilan keputusan perencanaan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:

a. Staffing Decision

Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat perkualifikasinya.

b. Scheduling Decision

Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift. Shift kerja untuk setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangka memenuhi kebutuhan mínimum tenaga perawat yang harus tersedia.

c. Allocation Decision

Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialosikan ke shift-shift atau hari- hari yang kekurangan tenaga kibat adanya variasi demand yang tidak diprediksi, misalnya absennya perawat. Penjadwalan perawat memiliki karakteristik yang penting, antara lain: a. Coverage: Jumlah perawat dengan berbagai tingkat yang akan ditugaskan sesuai jadwal berkenaan dengan pemakaian minimum personel perawat tersebut. b. Quality: Untuk menilai keadaan pola jadwal. c. Stability: Bagaimana agar seorang perawat mengetahui kepastian jadwal libur masuk untuk beberapa hari mendatang dan supaya mereka mempunyai pandangan bahwa jadwal ditetapkan oleh suatu kebijaksanaan yang stabil dan konsisten, seperti weekend policy, rotation policy. Universitas Sumatera Utara d. Flexibility: Kemampuan jadwal untuk mengantisipasi setiap perubahan- perubahan seperti pembagian full time, part time, rotasi shift dan permanen shift. e. Fairness: Alat untuk menyatakan bahwa tiap-tiap perawat akan merasa diberlakukan sama. Adapun model sederhana penjadwalan perawat di rumah sakit adalah sebagai berikut: Misalkan pada suatu ruang di sebuah rumah sakit waktu jaga perawat dalam sehari dibagi ke dalam 3 shift, yaitu shift pagi, sore dan shift malam. Penjelasan untuk masing-masing shift adalah sebagai berikut: 1. Shift pagi a. Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 7.00 pagi s.d 14.00 sore 2. Shift sore a. Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 14.00 sore s.d 21.00 malam 3. Shift malam a. Kebutuhan dalam 1 hari = 10 jam kerja b. Durasi waktu = antara pukul 21.00 malam s.d 7.00 pagi di hari berikutnya. Dalam memenuhi kebutuhan perawat untuk seluruh shift, haruslah mematuhi peraturan-peraturan yang ada pada rumah sakit. Karena banyaknya batasan-batasan dalam pembuatan jadwal, hal ini mengakibatkan hampir tidak ada solusi yang benar-benar feasible untuk digunakan. Dalam prakteknya pasti terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap satu atau beberapa peraturan. Oleh karena itu, batasan-batasan model dibagi ke dalam dua jenis yaitu: 1. Kendala utama: Merupakan batasan-batasan yang merepresentasikan peraturan-peraturan kerja yang tidak boleh dilanggar. Contoh kendala utama adalah: Seorang perawat tidak dapat berjaga pada shift pagi, sore dan malam Universitas Sumatera Utara dalam secara berturut-turut. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada lebih dari empat hari aktif kerja berturut-turut. 2. Kendala tambahan: Merupakan batasan-batasan yang merepresentasikan peraturan-peraturan kerja yang sewaktu-waktu dapat dilanggar, namun sebisa mungkin pelanggaran terhadap kendala tambahan tersebut diminimalkan. Contoh kendala tambahan adalah: Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada dua shift malam berturut-turut. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan pada tiga shift sore berturut-turut.

2.2 Metode Goal programming